Berita terbaru

Pernah Coba Madu Anti Corona Dari Piton?

Warga Dusun Petung, Desa Piton, Punung baru-baru ini  tengah mencoba bersahabat dengan Lebah Klanceng (Lebah Kerdil), sebelumnya mereka memburunya di hutan yang banyak batu karst. Bahkan masuk ke dalam goa-goa untuk mengambil madu yang banyak dicari orang-orang sebagai penambah stamina dan daya tahan tubuh.

Namun kebiasaan konvensional tersebut diketahui oleh para Penyuluh dari Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jatim yang bertugas menjaga hutan di wilayah itu. Tanpa ragu mereka mencoba mencari alternatif lain dengan membentuk kelompok tani hutan yang akhirnya dinamai Wana Yasa I.

Ada 36 masyarakat yang tertarik bersahabat dengan Lebah Klanceng, semakin menarik lagi sebagian besar mengikuti kegiatan itu adalah para pemuda. Termasuk Tri Handoko yang saat ini sudah mempunyai 14 sarang selama proses perencanaan atau 3 bulan lalu. “Yang sulit adalah mencari ratu lebah,” kata Dia disela kunjungan Bupati Pacitan Indartato (15/08).

Cukup sulit bagi sebagian orang untuk berinovasi mengembangkan madu yang rasanya agak asam itu, sebagian mereka lebih memilih cara instan dengan kembali berburu di hutan-hutan tanpa merawatnya. Belum lagi semut menjadi musuh bagi kerajaan lebah yang tidak memiliki sengat itu.

Pemerintah melihat itu sebagai satu kesempatan yang baik, namun pengelolaan berbasis pariwisata pada akhirnya menjadi modal penting, karena Desa Piton merupakan gerbang pariwisata menuju Goa Gong, Pantai Klayar maupun yang lain. Artinya jika dikembangkan dengan baik, wisatawan pasti tak segan jika harus mampir ke Dusun Petung untuk memanen madu asli meski harganya sedikit mahal.

Masalah lain pun datang menghinggapi angan masyarakat, mereka merasa produktivitas Lebah Klanceng melambat karena Wilayah Piton tidak banyak bunga. Mereka ingin ada bantuan nyata untuk penanaman bunga secara massif sementara orang-orang lagi bersemangat menekuni bisnis tersebut.

Lagi pula tidak ada permasalahan berarti untuk urusan marketing. “Kami ingin ada bantuan penanaman bunga secepat mungkin,” kata Giyanto yang mengaku sudah meraup untuk 360 Ribu Rupiah selama bergabung dalam Wana Yasa I itu.

Selama ada upaya dan kerjasama pasti harapan menjadi kenyataan, apalagi pemuda Dusun Petung tengah berapi-api. Walau terlambat, pemda akan mengupayakan mimpi itu melalui angan APBD tahun depan. “Rasanya luar biasa, saya kira ini anti Corona,” ucap Bupati. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Sukodono Tangguh

Merasa ogah ketinggalan, Desa Sukodono mendeklarasikan diri sebagai Desa Tangguh Semeru diantara tren penambahan kasus yang kian menurun di Kabupaten Pacitan sehingga menjadi zona kuning.

Apalagi saat ini Kecamatan Donorojo berstatus zona Hijau, kondisi tersebut mesti dipertahankan dengan memperkuat pemahaman warga maupun pemerintahannya. Sebab Sukodono adalah perbatasan Kabupaten Pacitan dengan Provinsi Jateng Maupun DIY.

“Meski sudah kuning kegiatan Kampung Tangguh Semeru harus terus kita laksanakan, demi masyarakat yang lebih nyaman, lebih baik dan sejahtera,” demikian kata Bupati Pacitan Indartato saat Launching Kampung Tangguh Semeru, hari ini (15/08). Untuk ketahanan pangan di Kabupaten Pacitan Indartato melanjutkan tidak ada masalah, bahkan hingga akhir tahun mendatang.

Disela konsentrasi terhadap penanganan covid-19, Polres Pacitan rupanya juga tengah disibukkan dengan kegiatan pengamanan jelang pesta demokrasi yang dijadwalkan Desember mendatang. “Bersyukur kami berhasil mengungkap jaringan curanmor. Impor dari Madiun,” kata AKBP Didik Hariyanto dikesempatan yang sama.

Meski mengaku sulit pada aspek medan, namun Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi mengaku bangga terhadap masyarakatnya yang cenderung terbuka. Namun demikian pihaknya akan lebih keras lagi dalam menggalakkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan. Melalui 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Rilis 5 Kasus Baru; Mampukah Pacitan Mempertahankan Zona Kuning?

Kasus baru kembali menambah jumlah penderita covid-19 di Kabupaten Pacitan, akhir pekan ini Sabtu (15/08) Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengemukakan adanya 5 pasien baru. “Ada tambahan 5 kasus terkonfirmasi,” katanya di Ruang PPID Diskominfo Pacitan.

Pada rilisnya Rachmad menjelaskan 3 kasus diantaranya merupakan keluarga dari cluster lokal Sudimoro yakni pasien berkode 56, kesemuanya bertempat tinggal di Kecamatan Kota. sedang 2 kasus lain merupakan cluster impor yang bertempat tinggal di Kecamatan Ngadirojo. “Keduannya memang baru melakukan perjalanan dari luar kota,” lanjut Dia.

Melihat penambahan akhir-akhir ini menunjukkan tren penularan kian mengarah ke cluster lain-lain atau impor, semestinya masyarakat untuk tidak bepergian kecuali benar-benar dalam urusan mendesak saja.

Rachmad tidak melarang bepergian, namun protokol kesehatan sebagaimana dikampanyekan melalui metode 3M (Mencuci Tangan, Memakai Masker maupun Menjaga Jarak) supaya disiplin dilakukan, karena memang hanya itu cara terbaik men-zero-kan Pacitan dari covid-19.

Penambahan tersebut sekaligus membuat jumlah total keseluruhan menjadi 67 kasus, 53 kasus diantaranya dinyatakan sembuh dan dapat kembali bersama keluarga dan beraktifitas.

Situasi ini juga mengancam zona kuning yang baru disandang Kabupaten Pacitan, sekaligus menurunkan persentase kesembuhan dari 85 persen menjadi 79 persen. “Pokoknya tetap patuhi protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun berada. Hanya itu solusinya,” pungkas Rachmad. (budi/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Perpusda Pacitan Siapkan Pembuatan Video Konten Lokal “Asal Usul Monumen Jenderal Sudirman Nawangan”

Perpusda Pacitan Siapkan Pembuatan Video Konten Lokal “Asal Usul Monumen Jenderal Sudirman Nawangan”

Dengan mengusung tema perjuangan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan memproses pembuatan video konten lokal dengan mengangkat kisah gerilya perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman di Nawangan-Pacitan, yakni dengan mengambil judul “Asal-usul Monumen Jenderal Sudirman Nawangan”.


Persiapan pembuatan video “Asal Usul Monumen Jenderal Sudirman Nawangan”

Bidang Layanan dan Koleksi yang ditunjuk sebagai tim pembuat video konten lokal, pada Senin (10 Agustus 2020) mengadakan kunjungan ke Monumen Jenderal Sudirman Nawangan atau yang lebih dikenal dengan Mojensoe oleh kalangan anak muda jaman sekarang. Setelah sebelumnya “kulonuwun” ke Kepala Desa Pakisbaru-Nawangan dan Kecamatan Nawangan untuk meminta ijin pengambilan video dan mewancarai beberapa narasumber yang dapat memberikan informasi mengenai sejarah perjuangan gerilya Pak Dirman di Nawangan. Adapun narasumbernya adalah Heri Wibowo (Buyut Karsosoemito, pemilik Rumah Markas Besar Pangsud di Dukuh Sobo-Desa Pakisbaru-Kec. Nawangan dahulu), Suyatno dan Sunaryanto (Petugas Monumen Jenderal Sudirman).

Rencananya video kedua konten lokal (setelah video Asal-usul Pacitan) yang dibuat oleh Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan ini akan dilaunching di bulan Agustus tahun ini, bulan yang identik dengan perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Tujuan dari pembuatan video tersebut adalah untuk melestarikan sejarah lokal dan mengedukasi masyarakat tentang sejarah Pak Dirman bergerilya di Pacitan dan asal-asul didirikannya Monumen Jenderal Sudirman Nawangan.
(Penulis: Ryn Surya/Setya Budi/Doc: Ryn Surya/ Bidang Layanan dan Koleksi / Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan)

Kasus Sembuh Tambah Lagi

Kabar baik kembali disampaikan Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto, satu pasien sembuh dari cluster lokal Sudimoro dinyatakan negatif tes swab dan bisa kembali bersama keluarganya.

Pengurangan itu membuat total kesembuhan hingga (12/08) menjadi 53 kasus, dari total 62 kasus sejak kemunculannya. “Yang dirawat di Wisma kini tinggal 6 pasien, 1 di rumah sakit swasta di Yogyakarta. Sehingga persentase kesembuhan kembali naik menjadi 85,5 persen,” kata Rachmad di ruang PPID, Diskominfo Pacitan.

Angka tersebut cukup bagus sebagai langkah lanjutan penangan covid-19 di Kabupaten Pacitan, namun demikian kepada masyarakat Rachmad tetap berharap untuk terus waspada, mengingat covid-19 di Pacitan belum-benar hilang.

Melalui protokol kesehatan yang masif disampaikan pemerintah supaya masyarakat benar-benar menjalankan dengan penuh kedisiplinan. Berdasar pada metode 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak).

Rachmad juga memastikan selama rentan tahun 2020, Kabupaten Pacitan masih belum benar-benar steril dari virus corona, sehingga kesadaran menjadi hal yang begitu penting untuk diperhitungkan oleh masyarakat. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).