Menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru 2019 Bupati
Pacitan Indartato bersama wakilnya Yudi Sumbogo memantau langsung harga bahan
pokok di Pasar Arjowinangun dan Pasar Kelapa Pacitan. Dilaksanakan pagi tadi
(20/12/19).
Dari temuan yang didapat di dua pasar tersebut Indartato
mengakui beberapa harga bahan pokok diakui naik, namun pihaknya bersyukur karena
masih dalam kategori wajar.
Untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan dalam
perayaan ini, pemerintah jika perlu akan melakukan operasi pasar secara
berkelanjutan. “Saya berharap kepada masyarakat (Pedagang) supaya menjaga
kestabilan harga. Jangan sampai kekurangan dalam rangka menghadapi Natal dan
Tahun Baru,” kata Bupati.
Sementara untuk kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas
Elpiji diakui Bupati dalam kondisi aman. Ia juga berharap kepada Stasiun
Pengisian Bahan Bakar (SPBU) untuk buka 24 jam selama momentum tersebut.
Hal ini guna mengantisipasi arus mudik yang terjadi dan
tingginya lonjakan wisatawan yang bakal bertamu ke Kabupaten Pacitan. “Yang
pasti kami sudah mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan,” tambah
Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Pohon aren yang memiliki sifat menahan air ditanam Bupati
Pacitan Indartato tepat diatas sumber mata air sungai mason, di Dusun Krajan
Lor, Desa Mantren, Kecamatan Punung. Gerakan Tanam Pohon Nasional 2019 ini
digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pacitan, melibatkan semua unsur
pemerintahan, tokoh masyarakat hingga pelajar.
Mata air sungai mason memiliki peran vital bagi masyarakat
baik yang berada di Kecamatan Punung, Donorojo bahkan hingga Kabupaten Wonogiri
Jawa Tengah. Kata bupati setiap hari lima sampai enam tangki diambil untuk
dikirim kepada masyarakat yang mengalami kekeringan. “Satu bulan ini saja sudah
diambil 1100 tangki,” kata Bupati (19/12/19).
Pemerintah ingin berbagai program pelestarian alam terus
dilakukan secara berkelanjutan, baik di wilayah yang mengalami kerusakan maupun
di lokasi-lokasi sumber mata air. Mengingat krisis air bersih terus mengancam
disetiap musim kemarau.
Indartato juga meminta kepada semua Camat Kabupaten Pacitan
untuk terus memonitor pohon yang telah ditanam, minimal selama setahun usai
penanaman.
Setidaknya tahun 2019 Kabupaten Pacitan telah menanam
sebanyak 1.628.377 bibit, baik tanaman produktif atau pun tanaman konservasi.
Tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan yang umumnya ditanam di hutan
rakyat.
Melihat itu Indartato meminta kesadaran masyarakat untuk
memahami kondisi alam saat ini, masyarakat harus terlibat menjaga dan merawat
pohon, supaya ditahun yang akan datang masyarakat tidak mengalami kekeringan
lagi. “Kami meminta kepala desa dan perangkatnya untuk turut menjaga
tamanan ini,” pungkas Indartato. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha akhirnya selesai dibangun,
prasasti tepat berdiri di tengah Perempatan Penceng, salah satu pusat lalu
lintas kota Pacitan. Banyak masyarakat banyak yang belum tahu apa itu
Parasamya.
Kasi Tata Bangunan Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Tonny Setyo Nugroho kepada Diskominfo Pacitan mengatakan, Tugu Parasamya
merupakan satu simbol kerja pemerintah bersama masyarakat Kabupaten Pacitan
yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaan untuk kepentingan bersama.
Diserahkan Presiden kepada Gubernur, Walikota ataupun Bupati.
Meski proses perencanaan pembangunan sempat mengalami
berbagai pro dan kontra, namun bersama dengan berbagai tokoh termasuk budayawan
akhirnya pembangunan tugu tersebut akhirnya disepakati.
Untuk proses pengerjaan lanjut Tonny menghabiskan waktu
selama 3 bulan, dengan anggaran sebesar 478 juta Rupiah. Hal tersebut lantaran
seluruh kualitas material menggunakan bahan terbaik. “Kita menggunakan pondasi
dalam, kemudian ada beton. Serta kita finishing dengan marmer,” paparnya hari
ini (18/12/19).
Secara umum pembangunan sudah selesai dikerjakan, namun tugu
itu belum sepenuhnya dapat dinikmati khususnya di malam hari, lantaran lighting
yang dipasang ternyata belum sesuai dengan konsep awal, “Terpaksa kita kembalikan.
Karena Lighting kita khusus, jadi harus kita instal dengan baik untuk
memberikan keindahan yang sempurna,” pungkas Tonny.
(budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
SENYUM CERAH: Bupati Indartato (memegang piala) diapit jajaran Dinas Perhubungan usai serah terima penghargaan IRSA 2019 di Jakarta (Foto: Istimewa)
Pacitan – Ajang penilaian Indonesia Road Safety Award (IRSA) kembali digelar. Sejak pertama kali mengikuti kompetisi pada 2017, nama Pacitan terus melambung. Tahun 2019 ini ‘Kota 1001 Gua’ bahkan sukses menggondol supremasi tertinggi bidang kelalulintasan tersebut. Yakni pemenang utama IRSA 2019 kategori kabupaten berkepadatan penduduk tinggi.
“Alhamdulillah. Tentu saja kita semua bersyukur. Sekaligus kami sampaikan terimakasih atas kerjasama dan kerja keras semua unsur dalam Forum Lalu Lintas. Tidak terkecuali masyarakat pengguna jalan yang sudah memiliki kesadaran tinggi dalam berlalulintas,” ucap Bupati
Indartato usai menerima penghargaan di Jakarta, Selasa (17/12/2019) sore. Bupati mengharapkan raihan ini tak membuat semua pihak berpuas diri. Sebab, tujuan utama keikutsertaan dalam perlombaan adalah terciptanya keamanan dan kenyamanan berlalulintas. Salah satu indikatornya adalah angka kecelakaan yang dapat terus ditekan dari waktu ke waktu. Terlebih dampak yang ditimbulkannya sangat fatal. Terutama pada usia produktif.
Wasi Prayitno, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pacitan menambahkan kesuksesan Pacitan memboyong juara utama karena memperoleh nilai tinggi pada empat pilar sekaligus. Antara lain manajemen yang berkeselamatan, jalan yang berkeselamatan, kendaraan yang berkeselamatan, serta perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan.
Tak terhenti di situ. Penilaian, lanjut Wasi, juga diberikan atas konsistensi Pemerintah Kabupaten Pacitan menjalankan beberapa program inovatif. Sebut saja ‘Anti Cilukba’ yang implementasinya berupa upaya pengeprasan jalan dengan tanjakan dan turunan ekstrem. Program lainnya bernama ‘Garda Senja’. Kependekan dari Gerakan Bersepeda Untuk Sekolah dan Bekerja.
“Inovasi kita berikutnya adalah Poniras (Pondok Pesantren Idle Road Safety). Itu juga menjadi poin penilaian kita pada pilar manajemen berkeselamatan,” jelas pejabat penghobi sepak bola tersebut.
Prestasi yang diraih Kabupaten Pacitan pada ajang IRSA 2019 seakan meneruskan tradisi pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2017 Pacitan hanya memperoleh satu pilar. Yakni manajemen yang berkeselamatan. Adapun tahun berikutnya, dua pilar berada dalam genggaman. Masing-masing jalan berkeselamatan dan kendaraan berkeselamatan. Saat itu pemerintahan Bupati Indartato menyandang predikat pemenang utama. (PS/PS/Radio Suara Pacitan/Diskominfo)
Hari Kebangkitan Perempuan atau Hari Ibu ke-91 kembali
dirayakan Pemerintah Kabupaten Pacitan, dengan berbagai kegiatan termasuk
Upacara Bendera, dilaksanakan di Halaman Pendopo Kabupaten pagi ini (17/12/19),
dipimpin langsung Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo.
Pada sambutannya Sumbogo mengatakan, perempuan merupakan
sumber daya potensial yang dapat mendorong pembangunan bangsa, harus mendapat
tempat untuk berperan aktif sehingga mereka tidak hanya sebagai pengguna hasil
pembangunan semata. “Perempuan harus berperan aktif di segenap aspek
pembangunan nasional,” ucap Dia.
Perempuan memiliki hak yang sama dan integral dengan hak
asasi manusia. Oleh karenanya perlu tetap dipelihara kodrat, harkat dan
martabatnya sebagai ibu bangsa yang berhasil membina keluarga yang harmonis dan
sejahtera.
Melalui tema “Perempuan Berdaya Indonesia maju” diharap
dapat memicu seluruh lapisan pemerintahan agar berkomitmen meningkatkan
kualitas hidup perempuan Indonesia.
Hari Ibu juga dirangkaikan dengan hari Bela Negara ke-71
yang jatuh setiap 19 Desember. Ini adalah upaya menghormati dan mengajak semua
warga Negara untuk senantiasa membela Negara, bahkan melebihi panggilan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya.
“Kesadaran bela Negara berakar pada nilai-nilai luhur
bangsa, harus tertanam dalam jiwa dan raga seluruh warga Negara atau bangsa
Indonesia sejak dini melalui pendidikan serta aksi nasional bela Negara
diberbagai bidang. Melalui cara inovatif dan adaptif dengan perkembangan
zaman,” jelas Sumbogo.
Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) juga diperingati
hari ini, merupakan peristiwa penting bagi pembangunan karakter bangsa
Indonesia yang selalu diperingati pada tanggal 20 Desember. HKSN adalah sarana
melestarikan nilai moral untuk tolong menolong dan gotong royong.
“Indonesia adalah Negara dengan masyarakat majemuk, dengan
bermacam suku, ras, warna kulit dan agama. Kita tidak boleh terkotak-kotak
karena perbedaan itu,” tambah Sumbogo.
Upacara diakhiri dengan penyerahan penghargaan yang diraih
Kabupaten Pacitan, mulai penghargaan Kabupaten Peduli HAM 2018 dari Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI. Sentono Genthong memperoleh Juara III Tingkat
Provinsi kategori Desa Wisata dan Juara Harapan II Tingkat Nasional pada Lomba
Desa Wisata. SDN 1 Ploso Pacitan, SMPN 2 Kebonagung dan SMKN 1 Nawangan sebagai
sekolah Adiwiyata mandiri tahun 2019.
(budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).