Penasihat Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Pacitan Luki Indartato, berharap peran wanita di Pacitan semakin maju dari waktu ke waktu, mengingat wanita memiliki peran sentral di dalam keluarga, bangsa, Negara dan agama khususnya.
Harapan itu disampaikan Luki saat berkesempatan menghadiri Peringatan Hari Ibu ke-91 tahun 2019 pagi ini (07/11/19). Berbagai acara dilaksanakan panitia, seperti senam bersama dan jalan santai yang berpusat di alun-alun Kabupaten Pacitan
Melalui olahraga, tema “Perempuan Berdaya Indonesia Maju”
yang diusung tahun ini dapat membawa nilai positif bagi wanita. Supaya memiliki
jiwa dan raga yang sehat, yang berdampak pada pikiran yang jernih. “Supaya
dalam melaksanakan kegiatan apapun akan lebih baik hasilnya,” tambah Luki.
Luki juga meminta perempuan Pacitan yang dipelopori kaum ibu
tetap menjadi perempuan yang tangguh, dapat diandalkan dan mampu mendukung
segala hal positif yang ada disekitar. (timDiskominfoPacitan).
Dewasa ini membumingkan pariwisata lambat jika dilakukan hanya dari mulut ke mulut, tapi lebih masif jika dari Sosial Media (Sosmed) ke sosmed. Menyadarinya Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) mengundang pelaku sosmed di Kabupaten Pacitan dalam wadah Pacitan Tourism Influencer di KipKop Café kemarin (05/12/19).
Kepala Disparpora, T. Andi Faliandra mengatakan bahwa sektor pertanian dan pariwisata merupakan harapan Kabupaten Pacitan yang wajib didukung seluruh masyarakat. Peran serta pemuda sebagai pelaku sosmed tentu patut untuk diapresiasi dan diwadahi.
Setidaknya, hingga akhir tahun ini target kunjungan yang ditentukan sebesar 12, 2 milyar hampir tercapai. Data terakhir Disparpora kunjungan mencapai 10 miliar lebih, sisanya Andi optimis angka tersebut bisa diraih. Melalui peran Influencer, dua event besar yakni libur natal dan tahun baru di bulan Desember dapat menutupnya.
Pertemuan itu merupakan langkah awal memaksimalkan kepariwisataan Pacitan. Berbagai program yang diusulkan dari masing-masing pegiat sosmed ditampung baik oleh Disparpora, meskipun Andi mengakui bahwa program inti belum ditentukan. “Mereka harus terwadahi dahulu, dan kita berikan tujuan yang jelas,” ujar Dia kepada Diskominfo Pacitan.
Disparpora juga sadar, selain mereka masih banyak pelaku sosmed yang berjasa bagi perkembangan pariwisata Pacitan, terutama kaum milenial yang rata-rata pengguna aktif sosmed, menurut Andi ruang khusus akan disiapkan untuk memfasilitasi mereka.
Khoirul Amin, Sekretaris Dewan Kesenian Pacitan (DKP) menilai, dirangkulnya Influencer adalah langkah cerdas memaksimalkan pariwisata, berbagai peran dan fasilitas yang layak baiknya disiapkan Disparpora supaya lebih maksimal hasilnya.
Bidang kebudayaan yang kini menjadi kewenangan Dinas Pendidikan sempat membuat Khoirul kecewa, namun demikian kedua hal tersebut tetap dapat disatukan. “Harapannya ada kerja bareng lagilah yang ideal,” harap Dia yang memandang kesenian memiliki daya untuk mendongkrak pariwisata.
Untuk itu inovasi kreatif telah dilaksanakan Disparpora, dengan memadukan pariwisata, budaya dan seni utamanya. Disparopa juga berusaha menyajikan hal tersebut senatural mungkin dengan berbagai standar kemasan berkualitas sehingga benar-benar memanjakan wisatawan. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Kembangkan inovasi Kejari Ceria, Puskesmas Candi Kecamatan
Pringkuku masuk 25 Top Puskesmas dan 10 Puskesmas Terbaik se-Jawa Timur,
sehingga berhak menerima penghargaan bergengsi pada Kompetisi Inovasi Pelayanan
Publik (Kovablik) se-Jawa Timur.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung Gubernur Jawa Timur
Khofifah Indar Parangsa kepada Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo di Hotel Bumi
Kota Surabaya (03/12/19).
Kejari Ceria merupakan kepanjangan dari Kelas Edukasi Remaja
Putri Yang Cerdas, Energik, Responsif, Inovatif Dan Adaptif, digagas sebagai
sarana untuk mencegah masalah pernikahan anak dan kehamilan yang tidak
diinginkan pada remaja.
Kejari Ceria diharapkan mampu membangkitkan kesadaran
masyarakat dan kelompok remaja putri khususnya, akan pentingnya pengetahuan dan
pemahaman risiko pernikahan anak dan bahaya Married By Accident (MBA) atau
kehamilan yang tidak diinginkan, melalui banyak pendekatan yang mudah diterima
dan dimengerti.
“Inovasi untuk menurunkan angka kehamilan tidak diinginkan,
mencegah pernikahan dini, Dinas kesehatan Pacitan berkomitmen mendukung inovasi
Kejari ceria ke puskesmas di kabupaten Pacitan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan
dr. Eko Budiono dari laman Youtube Puskesmas Candi. (DiskominfoPacitan).
Beredar kabar konser Denny Caknan di Kabupaten Pacitan di
penghujung tahun 2019 di jejaring Sosial Media (Sosmed), kabarnya artis yang
lagi hits dengan lagunya Kartonyono Medot Janji tersebut dilaksanakan oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pacitan dan digelar di Gedung
Gasibu Pacitan.
Uniknya masyarakat harus membeli tiket untuk menyaksikannya,
mulai Rp. 50.000 untuk tiket reguler sampai dengan Rp. 125.00 untuk kursi VIP.
Jika diamati kabar itu adalah hoax adanya, pasalnya penyelenggaran kegiatan
semacam itu jelas-jelas bukan kewenangan Bappeda.
Ternyata Denny Caknan memang diundang Pemda Pacitan melalui
Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora), T. Andi Faliandra Kepala
instansi tersebut menyatakan, berbagai kegiatan akan dilaksanakan Disparpora,
termasuk mengundang Denny Caknan.
“Kita akan menggelar satu paket hiburan khusus akhir tahun
2019. Kita kemas dengan bentuk tampilan UMKM binaan Pemda Pacitan selama 3 hari
mulai tanggal 29, dan untuk tanggal 30 kita undang khusus Denny Caknan untuk
menghibur masyarakat,” terang Andi di kantornya (04/12/19).
Di tanggal 29 diawali dengan pemilihan Kethuk Kenang, dan
diakhiri dengan pemutaran kaleidoskop 2019, pengajian akbar dan doa bersama
serta pesta kembang api untuk menutup tahun.
Hal itu menurut Andi selain memberikan hiburan yang
bermanfaat bagi masyarakat, juga sebagai upaya untuk menarik wisatawan supaya
memilih Kabupaten Pacitan untuk menikmati pergantian tahun. tentu yang
berkualitas tanpa meninggalkan kesempatan ekonomi bagi para pelaku UMKM
Pacitan. “Hiburan lokal juga kita libatkan, karena kita punya hiburan lokal
yang banyak dan berkualitas,” lanjut Dia.
Andi juga menegaskan bahwa kabar yang beredar adalah hoax
yang tidak perlu dipercaya, berbagai kegiatan merupakan sarana pemerintah untuk
melayani masyarakat, bukan semata masyarakat Pacitan tapi juga wisatawan yang
berkunjung dan bermalam di Pacitan. “Semua bisa menikmati indahnya wisata
pacitan, aneka ragam produk UMKM Pacitan yang dimeriahkan oleh Denny Caknan,”
pungkas Andi.(DiskominfoPacitan)
SIMPATI: Simpati mengalir dari banyak kalangan untuk Jariyah (Foto: Radio Suara Pacitan/Diskominfo)
Pacitan – Simpati terus
mengalir kepada Jariyah (50), warga Kecamatan Arjosari yang tak dapat melihat
karena benjolan di kedua mata. Salah satunya datang dari Ketua Tim Penggerak
PKK Kabupaten Pacitan, Ny Luki Indartato.
Istri Bupati Pacitan itu sengaja
datang ke RSUD dr Darsono untuk membesuk Jariyah. Bu In juga memberi dukungan
moral kepada perempuan asal Desa Temon tersebut. Bersama Ketua Baznas KH Sodiq
Suja juga memberikan santunan kepada Jariyah. Hadir pula Wabup Yudi Sumbogo
beserta jajaran pemkab.
“Bismillah. Monggo diniati
mencari kesembuhan. Mudah-mudahan segera tertangani dan pulih seperti sedia
kala. Mohon doa restu panjenengan semua,” kata Ny Luki Indartato sembari
memeluk Jariyah yang tergolek di Ruang Mawar, Senin (2/12) malam.
Suasana haru seketika terasa
saat Jariyah bercerita ihwal sakit yang dideritanya. Yang dia ingat, kala itu
dirinya mencari kayu bakar di hutan. Saat membersihkan dedaunan yang menempel
di dahan, dirinya merasa ada belalang menyambar mata kanannya.
Serangan serangga itu
meninggalkan rasa perih. Anehnya makin hari rasa itu bertambah serius. Lama
kelamaan mata kanannya membengkak hingga sama sekali tak bisa melihat.
Suatu ketika peristiwa lain
terjadi. Jariyah merasakan kelopak mata kirinya sakit mirip digigit semut.
Namun lama kelamaan bekas gigitan bengkak dan terus membesar.
“Jadinya seperti ini, Bu,”
tuturnya sembari menyeka mata kirinya.
Pembengkakan pada kedua mata
Jariyah, juga disertai munculnya benjolan pada pipi kanan. Benjolan itu terus
membesar hingga membuat wajah aslinya sulit dikenali. Dia kerap mengeluh gatal
di titik tersebut.
Beragam upaya ditembuh untuk
mencari kesembuhan bagi Jariyah. Pengobatan medis dia jalani sejak tingkat
puskesmas hingga rawat inap di RSUD Dr Darsono. Puncaknya, Jariyah dirujuk ke
RS Sardjito, Yogyakarta. Lantaran pasien takut menjalani biopsy, penanganan
sempat dihentikan.
Kini Jariyah kembali menjalani pengobatan. Istri dari Muri (60) itu dibawa ke RSU dr Soetomo untuk penanganan. Pemkab sendiri menyediakan fasilitas transportasi hingga tiba rumah sakit milik Pemprov Jatim tersebut.
“Sebelumnya sudah kami sambangi juga ke rumah pasien dan Pak Bupati bupati langsung merespon. Secepat mungkin pasien harus dibawa ke (rumah sakit) Dr Soetomo,” terang Wabup Yudi Sumbogo sebelum proses rujuk ke Surabaya. (PS/PS/Radio Suara Pacitan/Diskominfo)