Berita terbaru

Terima Tim Surveillance; PA Pacitan Komitmen Wujudkan ZI

Assessment Surveillance II atau Akreditasi Penjaminan Mutu (APM) kembali dilakukan di Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Pacitan oleh Pengadilan Tinggi Agama Surabaya yang dilaksanakan kemarin (20/11). Kesempatan yang baik tersebut menurut Dedy Kusnadi sebagai Ketua Tim (APM) merupakan satu langkah demi mempertahankan pelayanan yang optimal kepada seluruh pemohon.

Pada tahapan ke 2 itu Dedy Bersama Tim melihat langsung segala aktivitas yang dilaksanakan PA Pacitan, nantinya menjadi penentu predikat A Excellence yang dipunya PA Pacitan dapat dipertahankan atau berakhir. “Alhamdulilah hasilnya membanggakan,” kata Dedy puas.

PA Pacitan saat ini berada pada kelas 1b, meski saat ini sulit untuk naik kelas menjadi 1a karena berbagai faktor seperti keberadaan Perguruan Tinggi Negeri, jumlah perkara dan lain-lain. Namun yang utama adalah bagaimana PA Pacitan tersebut dapat melayani dengan baik seluruh pemohon utamanya menerapkan 9 aplikasi hasil inovasi Mahkamah Agung (MK).

“Kita tidak sekedar melayani dengan baik. Tapi juga cepat,” kata Ketua PA Pacitan Sumarwan kemarin (20/11). Ia juga mengakui adanya beberapa temuan penting, utamanya masalah dokumen pendukung, meski tidak banyak namun pihaknya telah berkomitmen akan memperbaiki masalah tersebut kurang dari satu bulan.

Sumarwan juga sadar APM tersebut merupakan awal untuk menuju Zona Integritas (ZI) maka berbagai poin standar yang ada harus teraplikasi dengan baik kepada seluruh karyawan, yang akhirnya menjadi satu budaya kerja yang positif. “Bisa terjadi karena dilakukan secara berkelanjutan,” pungkasnya. (budi/wan/Riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

STKIP PGRI Pacitan: Juarai Bidang Riset

Gedung STKIP PGRI Pacitan

Sebagai barometer kompas pendidikan di Pacitan STKIP PGRI kembali sabet prestasi. Penghargaan Klaster atau pengelompokkan Perguruan Tinggi berbasis penelitian menempatkan kampus pendidik tersebut di peringkat 167 pada Klaster Utama dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Pengumuman Peringkat Perguruan Tinggi berbasis Kinerja Penelitian dikeluarkan oleh Direktur Sistem Riset dan Pengembangan (Kemenristek) Dikti, melalui surat nomor B/850/E2.4/RS.04/2019, tanggal 19 November 2019.

Peringkat membanggakan tersebut membawa STKIP PGRI Pacitan menjadi satu-satunya Sekolah Tinggi PGRI di Jawa Timur yang masuk Klaster Utama. Serta menempatkan STKIP PGRI Pacitan pada Top 50 Perguruan Tinggi Klaster Utama se-Jawa Timur, dan menempati urutan ke-5 pada Klaster Utama Perguruan Tinggi PGRI se-Jawa Timur. Capaian ini tentunya berbuntut pada harapan panjang mempertahankan dan terus lebih baik.

Ketua STKIP Pacitan Sri Iriyanti mengungkapakn kebahagiaan, syukur dan harapan menjadi satu yang disertai doa. “Ini berkat kerja sama, semoga prestasi ini mampu melejitkan semangat kita untuk terus berkiprah membangun Pendidikan di Pacitan dan Indonesia,” turutnya.

Seluruh civitas akademika Kampus Pendidik pun menyambut prestasi ini dengan hangat. Kepala LPPM STKIP PGRI Pacitan, Sugiyono menyampaikan bahwa sepantasnya STKIP mendapatkan prestasi tersebut, karena merupakan jawaban atas kerja sama dan kerja keras semua pihak. Terutama produktifitas penelitian Dosen STKIP PGRI Pacitan yang mampu menembus tingkat nasional. “Kami bangga, prestasi ini sebagai bekal kepercayaan diri untuk menjemput prestasi yang lain,” tandasnya yakin. (budi/stkip)

Desain Ulang Alun-alun Barat Pacitan; Supaya Semakin Rindang Dan Nyaman

Secara berkelanjutan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus berupaya meremajakan Alun-alun Kabupaten Pacitan, khususnya di sisi barat yang berhadapan langsung dengan Masjid Agung Darul Falah, bangunan kios pedagang di sepanjang trotoar tersebut terpaksa dirobohkan untuk direhabilitasi supaya suasana semakin segar.

Joni Maryono Kepala DLH Pacitan mengatakan peremajaan tersebut merupakan hasil dukungan dari Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jatim Cabang Pacitan sepakat menata ulang tanpa meninggalkan fungsi asli tempat tersebut, hanya saja harus semakin rindang yang merupakan salah satu syarat Kota Adipura.

Proyek tersebut ujar Joni juga tidak membutuhkan waktu lama, sebelum tahun baru 2020 atau satu setengah bulan ke depan ia pastikan telah rampung. “Sesuai komitmen teman-teman jasa teknis kami pastikan selesai sesuai jadwal,” katanya kemarin (19/11).

Selanjutnya Kepala DLH tersebut meminta kepada seluruh pedagang dan masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan, sebagai salah satu karakter Kota Adipura yang cinta lingkungan dan kebersihan. “Perabot pedagang, usai berjualan harus segera dibersihkan,” lanjut Joni.

 Prinsipnya Alun-alun harus mengakomodir seluruh aktivitas masyarakat, tempatnya yang berada di pusat kota harus memberikan kenyamanan bagi siapapun, tanpa meninggalkan sisi ekonomi. Terlebih Alun-alun juga sering kali menjadi pusat kegiatan pemerintah maupun masyarakat.

 Adanya tanggung jawab sosial terhadap Kota Pacitan adalah salah satu alasan keterlibatan Bank Jatim Pacitan, program CSR diharapkan Bank Milik Pemprov Jatim tersebut dapat membantu pemerintah supaya dapat dirasakan langsung manfaatnya bagi masyarakat Pacitan.

“Komitmen tersebut sesuai misi kami untuk turut mengembangkan usaha mikro di Kabupaten Pacitan,” ujar Kepala Bank Jatim Palti Oloan P. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

140 Milyar Proyek 2019; PUPR Pacitan Pastikan Rampung Akhir Desember.

Mendekati penghujung tahun 2019 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pacitan merilis proyek pembangunan fisik telah menyentuh angka 85 persen dari jumlah total 645 proyek yang dikerjakan.

Sekretaris PUPR Kabupaten Pacitan, Suparlan Kepada Diskominfo Pacitan di kantornya (19/11) mengatakan 15 persen yang tersisa dipastikan bakal rampung di akhir Desember mendatang. “Masih ada waktu untuk tepat waktu” ujar Dia yang mengaku tidak ada kendala berarti.

Proyek pada tahun ini lanjut Suparlan lebih diutamakan untuk peningkatan infrastruktur demi mendukung pariwisata di Kabupaten Pacitan. Misalnya pembangunan jalan menuju wisata Pantai Watukarung di Kecamatan Pringkuku yang masuk dalam jenis proyek lanjutan, dan proyek peningkatan infrastruktur untuk mendukung mobilitas para nelayan. “Banyak kegiatan kita yang bersifat lanjutan,” katanya.

Sementara untuk pembangunan Tugu Parasamya di perempatan Penceng yang kini terus di garap masuk dalam kategori proyek baru berskala kecil, dipastikan rampung bersama proyek lain.

Suparlan menegaskan bahwa semua proyek yang menghabiskan dana 140 Miliar tersebut adalah hadiah untuk seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan. “Semoga Menjadi Kado Tahun Baru nanti,” tambah Suparlan.

Sedang demi mendukung seluruh pekerjaan besar tersebut PUPR tengah fokus untuk administrasi yang ternyata baru 65 persen, rampungnya pekerjaan yang dilakukan para penyedia jasa yang kesemua adalah putra daerah mesti dibarengi dengan rampungnya seluruh administrasi. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Sukses Basmi Hepatitis A Antarkan Pacitan Raih Penghargaan Kabupaten Sehat

BUAH PERJUANGAN: Bupati Indartato (kedua dari kiri) bersama Kabid Kesmas Ratna Susi Rahayu, dan Anang Sukanto dari Forum Pacitan Sehat, serta Dian Sandi, staf Dinkes (paling kiri) usai menerima penghargaan Kabupaten Sehat di Jakarta, Selasa (19/11/2019) siang. (Foto: Humas Pemkab)

Pacitan – Wabah Hepatitis A yang menyerang warga di sejumlah kecamatan beberapa waktu lalu sempat memicu kekhawatiran. Beruntung, mata rantai penularan virus yang menyerang hati manusia tersebut berhasil diputus dalam tempo cepat. Tentu saja hal itu tak lepas dari keterpaduan dan keseriusan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan untuk membasmi penyakit tersebut.

“Penanganan Hepatitis A mendapat apresiasi karena karena upaya penanggulangannya dilakukan lebih cepat dan terpadu,” kata Bupati Pacitan Indartato berbincang dengan Radio Suara Pacitan usai menerima penghargaan Kabupaten Sehat di Gedung Sasana Bhakti Praja Kemendagri, Jakarta, Selasa (19/11/2019) siang.

Selain sukses memberantas Hepatitis A, Kementerian Kesehatan RI juga memberi nilai positif terhadap empat terobosan lain yang dilakukan pemerintahan Bupati Indartato. Antara lain pemanfaatan pekarangan rumah untuk kelangsungan pangan, pembuatan jamban masyarakat dengan sistem arisan, serta pengembangan lokasi wisata yang dikelolan Badan Usaha Milik Desa (BumDes). Adapun inovasi lain yang mendapat apresiasi adalah pengolahan limbah batik.

“Untuk program terkait dengan jamban ini kita memiliki program yang disingkat Besanku Ayu Jan. Yang merupakan kepanjangan dari Berkat Arisan Aku Punya Jamban,” tambah Pak In.

Bupati Indartato usai serah terima penghargaan Kabupaten Sehat. (Foto: Humas Pemkab)

Kabupaten Pacitan tahun ini meraih penghargaan Kabupaten Sehat kategori Swastisaba Wistara untuk ketiga kalinya. Ini setelah daerah berjuluk ‘Kota 1001 Gua’ dinyatakan lulus penilaian terhadap tujuh tatanan. Meliputi sehat mandiri, pariwisata sehat, lalu lintas dan transportasi sehat, juga pangan dan gizi. Sedangkan tatanan lainnya adalah permukiman sarana dan prasarana sehat, kehidupan sosial sehat, serta industri dan perkantoran sehat.

“Penghargaan ini bukanlah tujuan. Tapi merupakan upaya kita bersama dalam rangka menciptakan tujuan agar kehidupan masyarakat sehat, aman, dan sejahtera,” paparnya dihubungi melalui telepon dalam program Lintas Informasi.

Penghargaan ini, lanjut Pak In, mustahil diraih tanpa peranserta seluruh elemen yang ada. Mulai dari pemerintah daerah, DPRD, para pegiat yang tergabung dalam Forum Pacitan Sehat, hingga seluruh warga masyarakat. Oleh karena itu bupati dua periode tersebut menyampaikan terimakasih kepada semua pihak. Dia berharap keterpaduan langkah tersebut dapat terus dipupuk demi terciptanya masyarakat Pacitan sejahtera. (PS/PS/Radio Suara Pacitan/Diskominfo)