Berita terbaru

Pemda Pacitan Dan KOMPAK Kembangkan SID Menjadi Sikab

Di lingkup pemerintahan, data acapkali menjadi acuan pemimpin untuk menentukan langkah dalam mengambil satu kebijakan. Namun sayangnya data yang ada khususnya di desa sebagai ujung tombak pemerintahan belum terintegrasi dalam satu wadah.

Sejak tahun 2017 ini sudah menjadi perhatian Pemda Pacitan, bersama Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan Untuk Kesejahteraan (KOMPAK), perhatian itu berujung pada penyamaan persepsi antar pihak. Melalui Sistim Informasi Desa (SID), data yang terhimpun dari desa-desa selanjutnya akan diintegrasikan ke dalam wadah baru yang diberi nama Sistem Informasi Kabupaten (Sikab).

“Dulu fokus kita ada di desa, sekarang bagaimana data terintegrasi ditingkat kabupaten,” kata Bob Sarwo Supervisor Manajer KOMPAK Jawa Timur 29/09/10 di ruang rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pacitan.

Sementara Grace Palayukan Sebagai Kecamatan and Village Strengthening Lead dari KOMPAK Jakarta mengungkapkan inisiatif ini dirasa perlu didukung, bahkan sejak KOMPAK terbentuk di Pacitan 2016 silam. “Kita bantu memperkuat dan mengakselerasi,” kata Grace. Yang melihat SID sebagai bank data dari desa terhubung menjadi satu kesatuan, sehingga mendukung berbagai kebijakan.

Kabupaten Pacitan mempunyai 171 desa dan kelurahan. Sementara pekerjaan ini disepakati rampung akhir tahun mendatang, banyak instansi terlibat di sini, mulai Bappeda, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Dukcapil, Pemerintah Desa dan Diskominfo sebagai penyedia instrumen.

Supriyono Kepala Bidang Teknologi Informasi Diskominfo mengaku kendala yang terjadi saat ini masalah verifikasi data yang membutuhkan waktu untuk uji coba sistem, sementara menggunakan data dari desa Pucangombo yang akhirnya disepakati desa tersebut menjadi salah satu Pilot Project.

Meskipun dibantu oleh tim TI dari KOMPAK, Supriyono mengatakan akan mengerahkan seluruh stafnya demi menyelesaikan target yang diharapkan. “Diawali kami pilih dua desa yang menjadi Pilot Project. Baru disusul yang lain,” ungkap Dia. Desa yang masih pasif mengupload data juga menjadi perhatian sehingga membutuhkan perhatian bersama. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Room Tour oleh SD Alam Pacitan dan Pembelajaran SD IC di Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan

Kamis, 22 Agustus 2019 pagi, Bidang Layanan dan Koleksi menerima kunjungan dari SD IC dan SD Alam Pacitan di jam yang berbeda hanya selang kurang lebih setengah jam. Nuri Nurchalimah, S.Pd. Si, Guru Pendamping dari SD IC membawa anak didiknya sejumlah 34 orang berkunjung ke Disperpusda untuk melakukan pembelajaran tematik menggambar cover buku. Beliau termasuk menjadi Guru yang terbilang sering mengajak anak didiknya ke Disperpusda Pacitan.  Sedangkan SD Alam mengajak anak didiknya sebanyak 26 siswa untuk Room Tour dan mengetahui profil maupun fasilitas Perpusda. Ini merupakan salah satu trik untuk mendidik anak-anak SUKA BUKU dan GEMAR MEMBACA sejak usia dini.
Dengan didampingi oleh petugas layanan Dinas Perpustakaan Pacitan yakni Deni Andriana dan Iis Saputri, siswa-siswi SD Alam melakukan Room Tour. Antusias mereka sangat tinggi terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan mereka kepada petugas layanan dan respon mereka menanggapi penjelasan petugas.
Acara Room Tour tersebut diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan kenang-kenangan oleh SD Alam ke Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan.

(PerpusdaPacitan/DiskominfoPacitan)

Indartato Jadi Pembicara di Asean Mayor Forum Ke-5

Bupati Pacitan Indartato berkesempatan menjadi salah satu pembicara di depan 300 kepala daerah dalam Asean Mayor Forum (AMS) Ke-5. Acara tersebut dilaksanakan Gedung PBB di Kota Bangkok Thailand 26-28/08/19.

 Selama dua hari para kepala daerah terpilih se-Asia Tenggara dan perwakilan dari Asean dan Korea Selatan tersebut membahas berbagai isu yang ada di wilayah masing-masing, mulai pembangunan berkelanjutan (SDGs), Smart City hingga masalah perubahan iklim (Bencana).

 Dikutip dari laman Tempo.Co, Bernadia Irawati Tjandradewi, Sekjen United Cities and Local Government Asia Pasific, penyelenggara forum, mengatakan banyak inisiatif yang justru muncul dari para kepala daerah. Melalui AMS diharap kepala daerah bertukar pengalaman masing-masing saat memimpin kota mereka, sehingga capaian pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan dapat dilaksanakan.

 Termasuk masalah perubahan iklim secara global berdampak pada potensi berbagai ancaman bencana, Kabupaten Pacitan yang mempunyai pengalaman banjir bandang dan tanah longsor akibat siklon tropis cempaka akhir 2017 silam menjadi materi yang disampaikan Bupati Indartato di hadapan 300 undangan, ditambah ancaman Tsunami karena letak geografis Pacitan yang berhadapan dengan Samudera Hindia.

 Masalah bencana sangat kompleks, pemerintah daerah tidak dapat bekerja sendiri menghadapi bencana yang datang, semua instansi harus dikerahkan melalui Renstra PD dalam mendukung upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Sementara implementasi di lapangan diserahkan kepada BPBD melalui program kerja yang ada.

 Termasuk inovasi mitigasi  bencana yang terus dilakukan, supaya pengetahuan tentang semua potensi bencana yang benar-benar diketahui masyarakat baik anak-anak hingga lansia. Serta yang utama penerapan program Desa Tangguh Bencana (Destana) yang terus digalakkan seluruh desa di Pacitan. (budi/riyanto/wira/DiakominfoPacitan).

Pasang Camera Trap Pantau Keberadaan Harimau Jawa

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur bersama Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) I Madiun dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pacitan melakukan pemasangan Camera Trap untuk mencari tahu keberadaan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) di Dusun gayam Desa Gemaharjo Tegalombo.

 Menindaklanjuti laporan warga yang mengaku melihat aktivitas 2 Harimau Jawa yang sedang minum disalah satu sumber air yang tidak jauh dari permukiman sekitar dua bulan yang lalu. “Disusul warga lain yang juga melihat lagi 5 ekor, 2 dewasa dan yang 3 anakan, belum lama ini. Kemungkinan mereka satu keluarga” kata Misgianto Kasi Perlindungan Dan Konservasi DLH 26/08.

 Jika 5 Camera Trap yang dipasang dititik strategis berhasil memotret keberadaan Harimau Jawa maka secara otomatis foto tersebut mematahkan pernyataan kepunahan Harimau Jawa. Dari berbagai sumber, Harimau Jawa dinyatakan punah pada tahun 1980, akibat perburuan liar dan pengembangan lahan pertanian yang merajalela.

 Ternyata warga masyarakat yang pernah memergoki harimau tidak hanya terjadi di Tegalombo saja, Ahmad Islahudin warga Desa Plumbungan mengaku pernah bertemu dengan harimau saat memancing di Pantai Gelon Desa Kembang. “Saat itu malam hari, kami memancing bersama beberapa teman, tahu-tahu ada suara di belakang kami, ternyata ada harimau, warnanya loreng,” terang Ahmad.

 Satu kebanggaan jika Harimau Jawa ternyata belum punah, terlebih harimau tersebut ditemukan di Kabupaten Pacitan. Misgianto menghimbau kepada semua masyarakat jika berpapasan untuk tidak bersikap yang menunjukkan ancaman, meskipun secara naluri harimau takut dengan manusia, tapi jika harimau merasa terancam akan berusaha menyerang sebagai upaya mempertahankan diri. “Tapi segera menghindar dan melapor untuk kami tindaklanjuti,” pungkasnya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kemarau Masih Panjang

Kabupaten Pacitan dua hari terakhir mengalami mendung, beberapa wilayah  dilaporkan turun hujan dengan intensitas rendah. Namun hujan tersebut menurut Kepala BPBD Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo bukan pertanda musim hujan telah tiba.

 “Ada perubahan arah angin,” ujar Dia di ruang Pusat Data Dan Informasi (Pusdatin) saat ikut memantau rilis prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG pagi tadi 26/08. Perubahan arah angin disampaikan Didik sebelumnya berembus dari arah utara, kini bergeser dari arah tenggara membawa kelembaban 94-73 persen dengan kecepatan 8-21 Km/jam, kondisi ini diproyeksikan terjadi sampai pada malam hari nanti.

Sejauh ini tidak ada hal yang perlu disikapi berlebih, semua aman terkendali. Kecuali peningkatan gelombang ombak di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa dengan tinggi gelombang mencapai 3-4 Meter, masyarakat yang berada di lokasi pesisir untuk lebih meningkatkan kewaspadaannya.

Masyarakat juga dihimbau untuk melakukan penghematan air bersih karena musim kemarau masih panjang. Berdasar rilis terakhir Diskominfo Pacitan dari laporan BPBD Pacitan pekan kemarin, disampaikan hujan diramalkan turun pertengahan Oktober 2019 mendatang. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).