Berita terbaru

Pemda Pacitan Dan KOMPAK Penghujung Tahun Target Program Sikab Running Di 40 Desa

Pemanfaatan percepatan teknologi informasi menjadi solusi inovatif disegala sektor birokrasi dan kemasyarakatan. Berbagai kemudahan yang ditawarkan dan terutama reliabel dimasa sekarang. Termasuk menyelesaikan program besar transformasi Sistim Informasi Desa (SID) menjadi Sistim Informasi Kabupaten (Sikab), semakin efektif pada penyimpanan dan validasi data terintegrasi.

Nurul Afandi Koordinator Kecamatan dan Desa KOMPAK Jawa Timur menjelaskan bahwa semua data yang dibutuhkan dalam sistem integrasi penanggulangan kemiskinan sudah siap. Sehingga hal pertama yang akan dilakukan adalah memasang sistem Sikap dan input database kependudukan dan kemiskinan tingkat desa yang dapat diakses di kabupaten. “Sesuai rencana kita akan melakukan uji coba melalui anggaran Pemda akan mereplikasi di 40 desa,” terangnya pada tindaklanjut Lokakarya Program Sikab kemarin20/08 di Ruang Rapat.

Tiga hal besar yang kemudian diungkapkan Nurul, pertama integrasi data secara Online mulai tingkat desa hingga kabupaten, kedua Perangkat Daerah (PD) dan Badan dapat meng-entry data penanggulangan kemiskinan sehingga pemerintah mengetahui apa saja yang dapat dijadikan resolusi menuju penanggulangan kemiskinan. Ketiga tersedianya menu layanan publik Admindik Online, yakni masyarakat dapat mengurus pengajuan ke Dukcapil melalui Sikap, hasil KK atau KTP dan lainnya dapat di unggah oleh Dukcapil dan di Download di desa masing-masing, sementara untuk berkas asli akan bekerja sama melalui kantor pos.

Bisa dibayangkan jika Sikab berhasil digarap, seperti Bappeda akan semakin mudah mengakses berbagai data yang dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan. Yang kini dilakukan Bappeda adalah verifikasi dan validasi data kependudukan maupun kemiskinan segaris dengan program Grindulu Mapan.

Sutarman Kasubdit Pengembangan Manusia dan Masyarakat Sektor III Bappeda merasa lega, karena tidak ada kendala berarti menyelesaikan proyek ini. Lantaran komitmen terjalin dari masing-masing tim yang menduduki semua posisi yang dibutuhkan. “Apa yang kami butuh mereka menyediakan,” kata Dia.

Setelah tahapan itu, selanjutnya Bappeda sebagai koordinator akan membentuk tim untuk menindaklanjuti semua hasil yang diperoleh. Menyelesaikan Pilot Project Tried 10 desa di 2 kecamatan, dan 40 desa akhir tahun nanti. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Panjat Pinang Ritual Wajib Agustusan

Ini adalah pesta rakyat yang dinanti semua kalangan, Panjat Pinang. Kembali digelar hari ini 30/08 di Alun-alun Kabupaten Pacitan sebagai persembahan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pacitan dalam memeriahkan HUT RI Ke-73 Tahun.

Panjat Pinang turun temurun menjadi satu keharusan di agenda Agustusan, Suparlan Sekretaris Dinas PUPR menjelaskan, momen kebersamaan antara pemerintah, pengusaha dan masyarakat selalu terangkai manis dalam kegiatan ini. “Nuansa islami kami tambahkan dengan ditambahkannya Sholawat, berharap berkah dari silaturahmi kita,” kata Dia.

Kurang lengkap jika Panjat Piang tidak disuguhi sejumlah hadiah, peserta dari perwakilan seluruh kecamatan di Pacitan akan dimanjakan dengan itu, yang juga selalu didukung dengan hadiah tambahan dari pejabat dan pengusaha. Tambahan lain berupa kesenian tari khas Pacitan juga akan disuguhkan sebagai pemanis acara.

Sesuai tugasnya, pemerintah harus selalu mewadahi segala yang dibutuhkan rakyatnya, termasuk kemeriahan HUT RI yang sarat rasa syukur dan suka cita ini, dan tentu sangat digemari yang juga sebagai ladang subur bagi pedagang asli Pacitan. (budi/riyanto/wira/DiskoinfoPacitan).

Bupati Pacitan Sampaikan Duka Cita Atas Wafatnya Ibunda SBY

BERDUKA: Bupati Indartato menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Ny Habibah, Ibunda SBY. (Foto: PS/Diskominfo)

Pacitan – Ny Habibah, ibunda Presiden Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) wafat di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Cibubur, Jumat (30/8) malam. Ungkapan duka cita pun mengalir. Satu di antaranya dari Bupati Indartato.

“Doa kita semua, masyarakat Pacitan semoga beliau husnul khatimah,” ucap Pak In ditemui di Halaman Wingking Pendopo Kabupaten, Jumat malam.

Kepergian Ny Habibah, lanjut bupati, membuat masyarakat Kota 1001 Gua sangat kehilangan. Itu tidak berlebihan. Karena almarhumah adalah ibu yang melahirkan SBY. Sedangkan Pacitan merupakan tanah kelahiran SBY.

Bagi Pak In, almarhumah merupakan sosok orang tua yang tabah sekaligus pantas menjadi teladan. Oleh karena itu, dirinya mengajak jajaran pemerintahan yang dipimpinnya untuk menggelar doa bersama. Kegiatan itu diharapkan juga melibatkan masyarakat.

“Sudah kita sebarluaskan melalui Pak Sekda agar semua unsur melaksanakan doa bersama untuk almarhumah. Nanti pada peringatan 7 hari juga akan dilaksanakan (doa bersama),” jelasnya. (PS/Diskominfo)

Gelar Bimtek; Dinas Pertanian targetkan Pringkuku menjadi sentra Jeruk Keprok

Berbekal mimpi Kecamatan Pringkuku menjadi sentra Jeruk Keprok Siem Madura. Tanaman Jeruk ini mulai dikembangkan di Kabupaten Pacitan sejak tahun 2015, diawali dari Desa Sobo dan Desa Pringkuku.

Program tersebut merupakan implementasi Kementerian Pertanian yang mengembangkan komoditas unggulan melalui pengembangan kawasan yang terpadu secara vertikal dan horizontal dengan konsolidasi usaha produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat, berdaya saing tinggi, berkualitas internasional. Akhirnya berdampak langsung pada peningkatan ekonomi petani berkelanjutan.

Namun menanam jeruk bukan perkara mudah, banyak aspek yang kudu diperhatikan, tanaman ini harus dirawat seperti halnya bayi, terlebih pada hama yang bisa menyerang. “Umumnya tanaman jeruk bisa produktif dan berumur 15 tahun jika dirawat dengan baik dan benar,” ujar Dian Angarimurni Kasi Hortikultura Dinas Pertanian Pacitan 29/08 Kepada Diskominfo.

Langkah cepat harus dilakukan demi menyelamatkan mimpi tersebut melalui Bimbingan Teknis Tanaman Hortikultura, oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan 28/08 kemarin. Memberikan pemahaman terhadap puluhan petani jeruk keprok di Kecamatan Pringkuku. Menitik beratkan pada upaya pengendalian hama dan penyakit dengan penanganan mudah dan ramah lingkungan. “Buahnya juga baik untuk dikonsumsi, karena semua bahan alami,” ungkap Dian.

Dinas Pertanian melibatkan petugas lapangan dan petani jeruk yang berada di dua desa dan sekitar, dengan mengajak praktik langsung membuat Bubur California dan Emulsi Sabun untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman jeruk.

Bubur California adalah pestisida sebagai pengendali penyakit Diplodia yang bisa dibuat mandiri, bahan yang sederhana yakni campuran belerang, kapur tohor dan air yang dipanaskan, seperti memasak bubur. Sampai kini dipercaya efektif menangkal Diplodia basah dan kering. Menggunakannya sangat mudah, cukup mengoles pada batang tanaman, sebelumnya batang dibersihkan dengan cara disikat. Kemudian untuk Emulsi Sabun berbahan dasar sabun, minyak tanah dan air, ini berfungsi mengendalikan hama kutu dan embun jelaga.

Untuk menciptakan sentra jeruk keprok di Kecamatan Pringkuku, Dinas Pertanian enggan mengambil jalan instan, misalnya menggunakan pestisida kimia sebab tidak ramah lingkungan jika digunakan berlebih.

“Karena dapat menyebabkan resurgensi, resistensi, matinya musuh alami, dan pencemaran lingkungan melalui residu yang ditinggalkan serta dapat menyebabkan keracunan pada manusia yang dampaknya untuk jangka panjang lebih merugikan dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh,” kata Dian panjang lebar.

Cukup selaras dengan kebutuhan pasar global yang lebih mengedepankan kualitas dan kesehatan, didukung teknologi yang mudah bagi petani serta harga yang bersahabat dibanding menggunakan pestisida. Ribuan batang pohon jeruk harus berbuah lebat jika ingin melihat petani semakin berdaya.

Peningkatan pengetahuan petani terhadap berbagai potensi akan berimbas langsung pada panen yang menjanjikan, sehingga pengembangan kawasan di Pringkuku berhasil. Di lini lain, pengawalan pada petani juga dilakukan dengan mendukung pembentukan Asosiasi Petani Jeruk di wilayah itu. Disempurnakan dengan program unggulan yang telah berjalan, yakni program petik jeruk. “Peningkatan ekonomi petani di depan mata, melalui pembinaan, pembibitan hingga pasca panen,” pungkas Dian. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Polres Pacitan Gelar Operasi Patuh Semeru 2019 Fokus Pelajar Belum Cukup Umur

Mulai hari ini 29/08 hingga 11/09 Operasi Patuh Semeru 2019 digelar, guna menekan angka pelanggaran lalu lintas dan lakalantas. Waka Polres Pacitan Komisaris Polisi Hendry Soelistiawan menjabarkan sasaran prioritas yang menjadi perhatian utama, meliputi helm tidak standar, melebihi batas kecepatan, ranmor dalam pengaruh alkohol, menggunakan Handphone saat mengemudi, penggunaan lampu strobo dan utamanya adalah pengemudi di bawah umur (pelajar).

 “Tujuannya untuk menekan angka kecelakaan dan pelanggaran lalulintas, khususnya di Kabupaten Pacitan,” kata Hendry. Operasi ini rencananya akan menerjunkan 28 personil serta dibantu polsek dari masing-masing wilayah.

 Sementara itu turut mendulang pelanggaran lalulintas dan lakalantas yang lebih diwarnai para pelajar, Hendry mengatakan pihaknya akan tetap akan menindak sesuai pada peraturan yang berlaku. Orang tua yang berperan pada kondisi ini, dengan melarang anak-anaknya untuk mengendarai kendaraan sebelum cukup umur. “Kita juga akan menggelar sosialisasi kepada para pelajar,” tambah Dia.

 Keberhasilan operasi ini harus didukung semua pihak, menanggapi permasalahan pengendara di bawah umur, Wabup Yudi Sumbogo meminta orang tua supaya lebih menyayangi anak-anaknya dengan tidak mengizinkan mengendarai kendaraan.

 Yudi melanjutkan, sejauh ini pemda sudah memfasilitasi pelajar dengan disediakannya Bis Sekolah yang tersebar di masing-masing kecamatan. Sekolah juga diharapkan mengambil peran secara aktif dengan berbagai penjelasan secara berkelanjutan. “Harus tertib, sesuai peraturan yang ada,” kata Yudi. Mengingat pemerintah enggan menyaksikan generasi penerus bangsa dari Kabupaten Pacitan mengalami nasib buruk di jalan raya. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).