Berita terbaru

Nikmati; Sunset Dari Pantai Kasap

Banyak yang belum tahu bahwa di kawasan wisata Desa Watukarung, Pacitan merupakan satu satunya tempat yang menyajikan 10 tempat wisata pantai dan 1 wisata sungai, hal ini menjadi keunikan tersendiri dari wisata tersebut.

Termasuk yang belum banyak diketahui adalah Pantai Kasap. Katanya pantai ini mirip dengan Raja Ampat di Papua, sehingga dijuluki Raja Ampatnya Pacitan. Daya tarik Pantai Kasap bukan dari pasir putih dengan ombak yang merayu-rayu, melainkan pemandangan bukit bukit dan hamparan laut samudera Hindia yang luas.

Termasuk penampakan sunset yang indah, kini Kasap menjadi salah satu spot terbaik untuk menikmati keindahan matahari tenggelam diufuk cakrawala, mempesona, tidak kalah menakjubkan karena penampakan sunset berbeda dengan lokasi lain.

Di tempat tersebut disediakan gardu pandang yang berada di atas bukit. “Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada pengunjung yang ingin memanjakan mata menikmati keindahan Kasap. Disini juga bisa diguanakan ,untuk Camping” Kata Ari Setiwan petugas Pantai Kasap 14/7/19.

Kasap tak selalu ramai dikunjungi, utamanaya di waktu sore, sebelum matahari tenggelam. Dan saat libur panjang dihari besar dan libur sekolah, pernah juga di Bukit Kasab yang sempit tersebut dimasuki 1000 wisatawan. Beruntung lokasi Kasap meskipun sempit namun memiliki tempat terbuka, sehingga tetap ,nyaman bagi pengunjung.

Seperti halnya Hudha, wisatawan dari Yogyakarta ini nekat ke Kasab bersama rimbongan hkarena begitu penasaran menyaksikan eloknya Sunset yang ia lihat di Sosmed. “Saya suka dengan sunset, dan hari ini saya coba untuk menikmati sunset di pacitan bersama-sama teman,” tuturnya.

Pantai Kasab berada di Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku, 30 Kilometer dari Pusat Kota Pacitan, berada di sebelah timur Pantai Watukarung dan wisata sungai Kali Cokel. (adit/pkl/DiskominfoPacitan).

Adu Kelapa Warisan Dan Cikal Bakal Desa Cemeng

Beberapa gadis tampak berseri-seri mengenakan kostum tari lengkap dengan selendang warna hijaunya, termasuk Reta Wulandari yang terlibat dalam Upacara Adat Bersih Desa Adu Kelapa di Hari Jadi Desa Cemeng yang dilaksanakan setiap penghitungan Jawa yaitu Bulan Longkang, Harinya Senin dan Pasaran Legi atau kemarin 15/07.

 Adu kelapa mengisahkan lahirnya Desa Cemeng, desa ini berada di Kecamatan Donorojo, sekitar 40 Kilometer dari pusat kota, dan berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. 

 Desa Cemeng ini awalnya bernama Desa Banaran, sampai pada era penjajahan Kolonialisme Belanda semua orang sibuk menghadapi, termasuk Kanjeng Jimat Bupati Pacitan saat itu, merasa harus datang ke Banaran untuk memberi tahu kedatangan Belanda.

 Usai memberi tahu masyarakat Kanjeng Jimat merasa kehausan dan melihat ada kelapa yang bisa diminum airnya. Lantas kanjeng Jimat yang didampingi oleh Kerto Gati mengadu kelapa supaya pecah. Tapi ternyata usai mengadu kelapa muncul asap berwarna putih dan hitam, warna hitam yang mengarah ke Desa Banaran membuat Kanjeng Jimat mengubah desa tersebut menjadi Desa Cemeng.

 Sutarno pemeran Kanjeng Jimat di acara Adu Kelapa itu, mengaku begitu menghayati perannya,  ia mengingat Adu Kelapa adalah budaya warisan leluhurnya yang harus di jaga membuat Sutarno tidak membutuhkan waktu lama mendalami perannya. “Semua kami lakukan dengan senang,” ujarnya usai acara yang di gelar di halaman Kantor Desa Cemeng itu kepada Diskominfo Pacitan. 

 Semua warga terlibat di acara itu, bahkan untuk peran utama dalam acara Adu Kelapa warga masyarakat harus merebutkannya, menurut Supriyanto Pj. Kepala Desa Cemeng adalah bentuk rasa cinta seluruh masyarakat terhadap Adu Kelapa. “Dari sini kami ingin Adu Kelapa mendapat perhatian dari Pemkab. Supaya dapat sejajar dengan Ceprotan dan yang lain,” harap Dia.

 Semua kagum menyaksikan Adu Kelapa, termasuk Deri Putra Wijaya, Warga Yogyakarta itu terpukau dengan semua rangkaian. Tapi Deri merasa eksotis seni tersebut berkurang, lantaran detail acara seperti Sound dan jadwal acara yang molor. Belum lagi beberapa penonton tidak dapat menyaksikan acara dengan sempurna karena terhalang pagar, “Acara seperti ini tidak ada di tempat kami, saya rasa jika dikemas dengan baik menjadi luar biasa,” katanya.

 Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan Suyadi hadir dalam hari jadi itu  mengaku senang karena setiap tahun kegiatan semakin besar, penonton semakin banyak, ia berharap seni Adu Kelapa di tahun depan dikemas menjadi seni pertunjukan, supaya menarik lebih banyak lagi wisatawan. “Segala masukan dan evaluasi terus kami lakukan supaya acara semakin baik,” pungkas Dia. (TimDiskominfoPacitan).

RSUD dr. DARSONO Terima Tim Survei SNARS Ed. I

Usai berinovasi menciptakan aplikasi pendaftaran berbasis online bernama “RSUD dr. DARSONO”, kini peningkatan standar kualitas pelayanan dilaksanakan yang ditandai hadirnya Tim Survei Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi (Ed) I, dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang di pimpin dr. Tumpal Simatupang, berjalan pagi ini (15/07) di ruang Telusur Medis Lantai 3 RSUD dr. Darsono Pacitan.

Program nasional yang berkomitmen menciptakan rumah sakit yang mumpuni di Indonesia tersebut akan memotret Rumah Sakit dr. Darsono Pacitan saat mengimplementasikan standar yang ada, baik menejemen, dokter, perawat dan lain-lain. “Bagaimana kami disambut merupakan ceriman bahwa RSUD dr. Darsono berkomitmen untuk maju,” ujar Ketua Tim dr. Tumpal Simatupang.

Bupati Pacitan Indartato menyambut baik momentum ini. Apalagi, Pemerintah Pacitan memang fokus mengahadirkan rumah sakit mumpuni yang dapat memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh warga Pacitan. “Mengingat dulu masyarakat harus berobat keluar kota jika sakit,” ucap Bupati.

Melalui survey yang dilakukan Rumah Sakit Tipe C tersebut akan semakin menjadi lebih baik serta menjad berkah bagi seluruh masyarakat melalui profesionalitas yang sesuai dengan standar pusat. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

DLH Bangun Budaya Sadar Lingkungan Dengan Tilik Kebersihan

Upaya membudayakan segenap lapisan untuk selalu peduli terhadap lingkungan dari sampah memang tidak gampang, meski Kabupaten Pacitan sendiri telah 14 kali berturut-turut memboyong Piala Adipura namun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pacitan tidak lantas berpangku tangan menikmati keberhasilan.

 Seperti pagi ini, Jumat 12/07, DLH bersama warga Desa Sumberharjo kompak kerja bakti pada acara Tilik Kebersihan. Edi Yunan Ahmadi orang nomor satu di DLH memaparkan setidaknya dalam setahun dilaksanakan 15 kali Tilik Kebersihan. “Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan cukup konsisten, namun kami harus terus menggelar sosialisasi semacam ini supaya menjadi budaya bagi semua elemen masyarakat tanpa terkecuali,” ujarnya.

 Hariyadi Kepala Desa setempat pun semringah dengan kegiatan itu, walau kini sebagai juara dalam Lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tingkat Kabupaten tapi Sumberharjo yang lagi fokus menciptakan desa wisata tentu merasa terdorong melalui peningkatan kesadaran lingkungan. “Sehingga desa kami semakin bersih dan indah,” kata Dia.

 Dari berbagai hal positif yang diraih, hal menarik menjadi catatan Green wave, salah satu mitra DLH tersebut berharap sarana dan prasarana kebersihan di desa-desa untuk dipenuhi. meski disadari harapan itu tentu membutuhkan waktu mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki. “Secara bertahap saya harap diperhatikan, namun kami cukup bangga dengan kegiatan ini yang digelar berkelanjutan,” ungkap Budi Ihwanudin Ketua Krida Green wave kepada Diskominfo Pacitan. (budi/anj/pkl/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dinas Koperasi Dan UM Pacitan Wadahi Muda-Mudi Pencari Kerja

Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Pacitan berkomitmen memfasilitasi para lulusan baik dari perguruan tinggi maupun SMA/Sederajat supaya segera bekerja. Terbukti dengan selalu digelarnya Job Fair tiap tahunnya. Seperti pada tahun ini, 30 perusahaan membuka kesempatan bagi lulusan Pacitan yang belum memperoleh pekerjaan. “Kita utamakan perusahaan yang berada di Pacitan, berjumlah 9 perusahaan,” kata Kepala Dinas Koperasi Dan UM pada pembukaan Job Fair 2019 kemarin 10/07 di halaman PLUT Pacitan.

 Eny tidak hanya memberi informasi dan wadah semata, pihaknya berkomitmen melayani para lulusan tersebut dengan menyiapkan fasilitas tes yang memerlukan rekrutmen langsung di tempat yang berada di lantai 2 PLUT.

 Job Fair 2019 digelar hingga hari ini Kamis 11/07. Kelonggaran waktu yang disediakan penyelenggara dimaksudkan mempermudah pelamar. Salah satu peserta stan yang bergerak di bidang Garmen Manufaktur dari kabupaten Wonogiri masalnya, butuh secepatnya 250 tenaga kerja. “Kami utamakan yang dari Kabupaten Pacitan. Karena etos kerja orang Pacitan dikenal baik,” ujar Defari Pradana Staff Rekrutmen kepada Diskominfo.

 Sementara Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Mahmud, saat membuka acara mewakili Bupati Pacitan Indartato mengungkapkan setiap tahun Kabupaten Pacitan meluluskan 800 lulusan baik dari SMA/Sederajat dan Perguruan tinggi tersebut mendukung berbagai program yang dilaksanakan termasuk Job Fair ini. “Memberi kesempatan pencari kerja. Dan kami tekankan, lulusan di Pacitan setiap tahunnya mengalami kenaikan secara kualitas,” (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).