Berita terbaru

Tembus Batik Pace Abstrak Untuk Pasar Kawula Muda

Inovasi mutlak dilakukan produsen Batik Pace Pacitan dalam memenuhi tuntutan jaman, salah satunya mengembangkan koleksi motif yang dimiliki, kali ini membidik gaya abstrak yang lebih kekinian, gaul dan berenergi. Menerobos pangsa muda-mudi yang menjanjikan dan dinamis.

Langkah itu telah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Dan Perdagangan (Diskoperindag) pada 28 hingga 31 Agustus 2018 lalu, menggandeng ahli Batik Abstrak Pandono dari Lawean Kota Solo, peserta Industri kecil Menengah (IKM) Batik dan Sablon di Pacitan diundang mengikuti pengembangan tersebut, mereka yang komitmen mengikuti kemudian barganti berkesempatan magang di Lawean “ untuk memaksimalkan ilmu yang diperoleh dengan praktik langsung selama lima hari,” kata Bambang Surono Kasi Industri, Logam dan Aneka.

Upaya itu juga sebagai siasat mengubah batik yang hanya sesuai dengan agenda formal semata, didukung pengembangan pada media berbahan kaos dan kain pantai. Termasuk melakukan kawin silang antara hasil sablon yang dihasilkan para pengusaha sablon supaya esensi muda semakin melekat, dengan catatan nuansa batik tidak hilang, “batik asli dapat dilihat dari gradasi warna pada hasil, serta proses perintangan warna menggunakan lilin atau malam, pakem tersebut jelas haram ditinggalkan” paparnya.

Saji sebagai pemilik Batik Saji, salah satu peserta yang konsisten mengikuti pelatihan serta langsung melakukan produksi menjelaskan hingga pada 16/01/19 beberapa konsumen mulai melirik produk baru tersebut, mulai dari kain mentah, kaos, kain pantai dan baju jadi yang telah dihasilkan. Pada tahap awal ini Ia tidak muluk-muluk, terpenting tetap memproduksi walaupun pada sekala sedang, “karena kami tidak sepenuhnya berorientasi pada keuntungan, kepuasan konsumen juga harus kami perhatikan,” kata Saji.

Bambang menjamin bagi pelaku batik yang mengembangkan inovasi tersebut tetap akan memperoleh perhatian secara berkelanjutan, dengan melakukan promosi-promosi secara masif, salah satunya mengikuti kegiatan Stan di Surabaya yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. “Stan yang kita jajakan pada setiap Even selalu mencuri perhatian penunjang. Batik Pace Abstrak kita pastikan semakin diminati,” harap Dia.

Berbagai kendala diakui muncul dari para pelaku pelatihan, mulai dari ketrampilan yang belum maksimal sehingga mempengaruhi hasil, hingga masalah permodalan. Namun Ia memastikan segala kendala tersebut tetap akan menjadi perhatiannya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Kirab Adipura; Pupuk Cinta Lingkungan Dan Ucapan Terima Kasih.

Sebagai wujud rasa syukur dan bangga yang dirasakan oleh Kabupaten Pacitan yang kembali meraih Piala Adipura Ke-14 karena komitmen terhadap lingkungan. Dan menanam kemauan dari dalam diri untuk menjaga lingkungan masing-masing, maka pemerintah melaksanakan Kirab Adipura ke-14 hari ini 15/01/19.

Kirab pada kesempatan ini 15/01/19 di berangkatkan oleh Wabup Yudi Sumbogo dari Desa Belah Kecamatan Donorojo, selanjutnya secara estafet dari para camat yang terlewati rute diboyong menuju ke Pendopo diserahkan kepada Bupati Indartato. Sebelum memasuki Pendopo arak-arakan pembawa piala tersebut terlebih dahulu mengitari kota Pacitan melewati JLS.

Tidak hanya masyarakat umum yang dapat menyaksikan kirab, sekolah yang terlewati rute juga berkesempatan menonton rangkaian, hal itu sebagai bentuk ajakan secara tidak langsung kepada generasi muda supaya terbentuk pola pikir sejak dini untuk cinta lingkungan baik disekolah dan rumah mereka masing-masing. “serta sebagai ucapan terima kasih kami kepada semua yang telah turut serta menjaga lingkungannya,” ucap Bupati. (timDiskominfoPacitan).

Serius Wujudkan Kota Bersih, Pacitan Raih Adipura 11 Kali Berturut-turut

BANGGA: Bupati Indartato berjabat tangan dengan Wapres Jusuf Kalla usai menerima Piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Senin (14/1/2019). (Foto: Nasrul/Humas)

 

Pacitan – Kabupaten Pacitan kembali meraih Piala Adipura kategori Kota Kecil dari Kementerian Lingkungan Hidup RI. Serah terima berlangsung di Jakarta, Senin (14/1/2019) siang. Penghargaan diserahkan langsung Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar. Hadir pula Wakil Presiden, Jusuf Kalla.

Bupati Indartato mengatakan, penghargaan ini merupakan bentuk ganjaran atas upaya pemkab bersama masyarakat Pacitan menciptakan lingkungan bersih dan asri. Karenanya, Pak In menyampaikan terimakasih atas peranserta masyarakat mendukung kebijakan pemerintah dalam hal pengelolaan lingkungan.

“Tanpa dukungan masyarakat mustahil penghargaan ini bisa kita raih. Oleh karena itu saya menyampaikan terimakasih,” ucapnya.

Selama ini, lanjut Indartato, pemerintahan yang dipimpinnya memang menempatkan upaya pengelolaan lingkungan sebagai prioritas. Langkah nyata yang dilalukan antara lain pengelolaan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah dengan sistem Sanitary Land Fill.

Tidak itu saja, pihaknya juga memberi perhatian pada kebersihan kawasan kota secara keseluruhan. Yaitu meliputi kebersihan jalan, saluran, serta permukiman. Beberapa titik taman kota juga dibangun melengkapi taman lain yang sudah ada sebelumnya. Tujuannya menciptakan suasana asri.

Selain itu, pemkab melalui dinas terkait juga serius memperhatikan kebersihan sekolah dan perkantoran. Beberapa lembaga pendidikan bahkan sudah berstatus Adiwiyata. Adapun di lembaga pemerintah, budaya bersih diharapkan menjadi budaya sekaligus contoh bagi masyarakat.

“Ke depan upaya sinergis dengan segenap elemen masyarakat saya harapkan dapat terus dibangun. Dengan begitu kita semua sudah mendukung program pemerintah Bebas Sampah tahun 2025,” tandas Pak In.

Raihan Piala Adipura oleh Kabupaten Pacitan kali ini merupakan ke-11 kalinya berturut-turut sejak tahun 2008. Kabupaten Pacitan sendiri merupakan satu dari 146 kabupaten/kota penerima. Seperti tahun sebelumnya, Kota 1001 Gua memperoleh Adipura untuk kategori Kota Kecil.

Rancananya, Piala Adipura akan dikirab, Selasa (15/1/2019) pagi. Iring-iringan akan diberangkatkan pukul 06.00 WIB dari ruas Dusun Glonggong, Desa Belah, Kecamatan Donorojo. Dari perbatasan Jawa Tengah itu konvoi akan menyusuri 3 kecamatan dengan melewati jalan-jalan utama dan berakhir di Pendopo Kabupaten. (RSP/PS/Diskominfo)

Gandeng Difabel Di Puncak Pemilihan Putra Putri Batik Pace

Siswa dan siswi dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Sumberharjo Kecamatan Pacitan memperoleh kesempatan berjalan di atas Cat Walk pada malam puncak Pemilihan Putra Putri Batik Pacitan 2019 sebagai tamu kehormatan. Mereka beruntung tersebut berjalan bak top super model yang penuh percaya diri, didukung dengan pakaian yang mereka kenakan adalah Batik Pace Khas Pacitan yang kaya akan warna dan motif. Kegiatan yang dilaksakan oleh Paguyuban Putra Putri Batik Pacitan 2019 itu digelar di gedung Gasibu Swadaya kemarin 12/01/19.

Genta Nugraha sebagai Ketua Panitia menjelaskan bahwa selain momentum kebersamaan juga diharap mereka para siswa dan siswi difabel agar mampu mengeksplorasi bakat terpendam yang dimiliki supaya nantinya turut berkontribusi pada perkembangan khususnya Batik Pace Pacitan. (Diskominfopacitan).

Selalu Jaga Maruah Selama SILATNAS

Rombongan Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berkumpul untuk meminta Doa dan restu Wakil Bupati Pacitan di Pendopo Minggu pagi 13/01/19, Sebelum bertolak menuju Masjid Istiqlal dalam agenda Silaturahmi Nasional atau SILATNAS Jilid II 141 dalam menagih janji Presiden tentang pengangkatan perangkat Desa menjadi PNS golongan II.

Kepada 524 peserta Wabup Yudi Sumbogo saat mewakili Bupati Indartato menyampaikan agar dalam melaksanakan kegiatan selalu menjaga maruah Karena PPDI adalah Ujung Tombak Pemerintah di masing-masing desa.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah Kabupaten Pacitan tidak mengintervensi pemerintah Desa terkait adanya aksi dari pengurus dan anggota PPDI ke Jakarta.

Terakhir Wabup mengharap selama di Jakarta agar selalu kompak, saling melindungi antar anggota. “Semoga apa yang menjadi harapan PPDI dapat terpenuhi, serta selesai di berikan keselamatan baik dalam perjalanan berangkat maupun kembali lagi,” harap Wabup. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)