Berita terbaru

Bermunajat, Berharap Keselamatan Bangsa

Hari ini pelataran pendapa Kabupaten Pacitan memutih dengan kehadiran masyarakat dari berbagai elemen. Mereka datang, mereka bermunajat untuk keselamatan bangsa ini dengan cara beristighosah, Jum’at (19/10/2018). Puja puji dipanjatkan kepada Sang Pencipta Alam sambil berharap segala cobaan berubah menjadi rahmat. “Rasa syukur kita ikrarkan dengan bermunajat untuk keselamatan,” ujar Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Mahmud.

Harapan itu disematkan dalam doa mengingat akhir-akhir ini bencana alam kerap melanda. Terakhir adalah gempa bumi yang diikuti gelombang tsunami melanda Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah. Selain itu, tidak lama lagi akan digelar pemilihan umum.

Bupati Indartato mengatakan istighosah menjadi salah satu cara yang dilakukan umat Islam, khususnya di Kabupaten Pacitan meminta kepada Allah SWT agar dijauhkan dari mara bahaya. Terlebih Pacitan secara geografis berada dibibir Samudera Indonesia, tempat lempeng Indo-Australia berada yang acap kali bergerak dan menimbulkan gempa bumi. “Selain untuk meningkatkan iman dan taqwa, istighosah dilakukan untuk meminta tolong kepada Allah SWT dengan memberikan keberkahan dan kasih sayang. Sehingga terhindar dari mara bahaya maupun bencana,” kata dia.

Pada istighosah kali ini juga dilakukan pentasyarufan secara simbolis untuk anak yatim/piatu, guru ngaji, dan fakir miskin dari Baznas. Jumlah penerima sebanyak 250 orang. (Humas/DiskominfoPacitan).

Da’I Muda Harus Pahami Tantangan Zaman

Mencetak Da’i Muda yang mempunyai pemahaman pengetahuan keagamaan, teknologi dan wawasan kebangsaan untuk menghadapi tantangan zaman adalah tujuan dan harapan bagi pemerintah. Salah satu untuk mencapai tujuan tersebut dengan menyelenggarakan berbagai kegiataan positif seperti Festival Da’I Muda. “Jadikanlah kegiatan ini sebagai modal kalian ditengah-tengah masyarakat,” kata Wabup Yudi Sumbogo dalam sambutanya pada malam Grand Final Festival Da’I Muda Kabupaten Pacitan Tahun 2018. kemarin malam 18/10.

Sebanyak delapan finalis putra dan putri menampilkan performa terbaiknya di Gedung Olahraga Gazibu Pacitan. Pemuda Untuk Pacitan (Petupa) bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Dinas Pendidikan serta Pondok Pesantren sebagai pelaku pendidikan religius juga mendapat apresiasi dari Wabub. “Petupa hebat, langsung aksi mengedepankan kearifan yang inovatif serta partner pembangunan pemerintah, tetap lanjutkan aksi kalian,” tuturnya.

Harapan agar acara yang sama bisa berlangsung setiap tahun, juga disampaikan Prasetyo Aji Ketua Petupa. Organisasi pemuda yang beranggotakan para pelajar dan mahasiswa tersebut bersukur pemerintah telah mengapresiasi kegiatan tersebut. “Semoga kegiatan ini dapat terus digelar setiap tahun,” harap Dia.

Endang Sujarsri Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga juga mengatakan bahwa agenda tersebut adalah kegiatan yang positif, yakni salah saatunya sebagai penangkal dampak negatif arus globalisasi yang terus mengancam generasi muda. Pihaknya bersyukur bahwa pemuda pacitan masih sangat antusias dengan kegiatan seperti ini. Itu ditandai dengan jumplah peserta yang hampir mencapai 60 peserta. (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Daftar Pemenang Festival Da’I Muda Tahun 2018

Da’i Putra:

  1. Muhammad Zul Fadli       Pondok Tremas
  2. Muhammad Abas Bin      Pondok Al-Istiqomah
  3. Hadzan Ramadhani          Pondok Wates
  4. Aditya Kurniawan             Pondok Al-Anwar

 

Da’i Putri:

  1. Ottaria Intan                    Pondok Wates
  2. Haffsah Arinda                MAN Pacitan
  3. Kendayati                         Pondok Al-Istiqomah
  4. Umi Syafaatun                Pondok Al-Istiqomah.

Basmi Buang Air Sembarangan, Pacitan Raih Penghargaan STBM

Pacitan – Pemkab Pacitan serius membudayakan pola hidup sehat. Itu diawali sejumlah terobosan. Di antaranya gerakan cuci tangan dengan sabun dan larangan buang air besar sembarangan. Gerakan itu bahkan sudah menjangkau 171 desa yang ada.

Karena sukses itu pemerintah pusat mengganjar daerah berjuluk Kota 1001 Gua. Anugerah tersebut bernama “Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan”. Serah terima berlangsung di Jakarta, Kamis (18/10/2018) siang.

“Atas dukungan semua pihak serta partisipasi aktif masyarakat semua, maka kita dapat meraih penghargaan ini. Jadi ini adalah untuk masyarakat Pacitan,” kata Bupati Indartato usai menerima penghargaan.

Bupati mengharapkan semangat hidup sehat terus dikembangkan. Pasalnya, kesehatan merupakan modal dasar terwujudnya masyarakat sejahtera. Apalagi seiring kepadatan penduduk dan laju pembangunan, sanitasi yang baik adalah sebuah keniscayaan.

“Salah satu aspek terpenting lainnya adalah pengelolaan sampah secara benar. Dimulai dari pemilahan sampah organik dan anorganik,” papar Pak In.

Kepala Dinas Kesehatan dr Eko Budiono menambahkan Program ODF (Open Dafication Free) sudah lama dilakukan. Hal itu kemudian diikuti kampanye menyeluruh hingga ke tingkat desa. Verifikasi pun sudah dilakukan hingga tingkat provinsi dan nasional pad tahun 2014.

“Hasilnya kita dinyatakan menjadi daerah pertama di Indonesia yang berhasil melaksanakan ODF di seluruh desa,” imbuh Eko.

Menurutnya, program prioritas yang diusung pemerintah daerah bermuara pada perubahan perilaku bersih. Selanjutnya pihak pemkab akan lebih fokus membudayakan 5 pilar. Sasarannya semua rumah tangga di 12 wilayah kecamatan.

Kelima pilar tersebut adalah ODF, gerakan cuci tangan dengan sabun, dan ketersediaan pangan serta air bersih. Sedangkan 2 pilar lain adalah penanganan sampah dan pengolahan limbah cair.

“Komitmen Bapak Bupati luar biasa. Ini harus kita sambut positif. Ayo bersih dan sehat mulai dari diri sendiri,” ajaknya. (PS/RSP/Diskominfo)

No One Left Behind

Sebagai upaya mewadahi segala aspirasi dalam proses pembangunan yang terangkum pada kegiatan Musrenbang, Pemerintah menilai beberapa kelompok masyarakat seperti perempuan, anak,  kelompok masyarakat rentan, penyandaang disabilitas dan kaum termarginalkan belum optimal dalam berpartisipasi memberikan perencanaan pembangunan.

Dari data yang dihimpun Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Pacitan pada tahun 2017 berpenduduk sebesar 583.857 jiwa. Diantaranya sebanyak 49,78 persen atau 290.617 adalah perempuan, 24.64 persen atau 143.869 adalah anak-anak dibawah 18 tahun. Dan 14,07 persen atau 82.155 adalah kelompok rentan atau keluarga fakir miskin, orang atau anak difabel, perempuan rawan sosial ekonomi, lansia terlantar dan lain-lain. “Dimana mereka mempunyai kesempatan dan hak yang sama dengan yang lain pada proses pembangunan,” kata Wabup Yudi Sumbogo dalam sambutan Lokakarya Konsultasi Publik Rancangan Peraturuan Bupati Tentang Musrenbang Inklusi hari ini 18/10/2018 di Gedung Karya Darma.

Wabup juga mengatakan bahwa ini adalah wujud perhatian pemerintah terhadap hak asasi manusia dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat.  Juga sebagai implementasi peraturan presiden Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), bahwa pelaksanaan pembangunan harus inklusif. yaitu semua pihak dapat mendukung, berperan, berkontribusi, berpartisipasi dan tidak ada yang tertinggal serta terabaikan. “Pacitan Setara, yakni Pacitan Semua, Pacitan Bersama, Pacitan Sejahtera,” tambahnya.

Selanjutnya Ia juga berharap dengan tersusunnya peraturan tersebut maka dapat menjawab permasalahan kesenjangan pembangunan. Khususnya kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan dan kesenjangan antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi rill saat perencanaan di buat.

Heru Wiwoho sebagai kepala Bappeda juga mengatakan bahwa kaum marginal sudah saatnya mendapatkan tempat yang sama seperti yang lain. Oleh karena itu pihaknya berharap rancangan peraturan ini akan segera selesai sehingga dapat disahkan.

Ratna Fitriani sebagai Meneger Kesetaraan Gender Dan Inklusi Sosial (GESI) mengatakan, pada hari ini kegiatan telah sampai pada upaya memfinalkan proses Musrenbang di tingkat Kecamatan. Dimana terjadi dua pendapat untuk pelaksanaan Musrenbang, dilaksanakan mandiri atau terintegrasi pada Musrenbang reguler.

Acara tersebut bekerjasama dengan Kompak (Kolaborasi Masyarakat Dan Pelayanan Untuk Kesejahteraan) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Turut diundang Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Luki Indartato, Ketua Darmawanita Persatuan Bety Suko Wiyono, Kepala Perangkat Daerah terkait, Camat, Ketua Forum Kepala Desa, Manager Kesetaraan Gender dan inklusi Social (GESI) Ratna Fitriani, Tim Kompak Jawa Timur, Sabda Yogyakarta serta Perwakilan Perguruan Tinggi. Civil Society Orgaziziation (CSO), Organisasi Perempuaan, Organisasi Disabilitas, organisasi Anak dan Paguyuban Sosial Kemasyarakatan. (Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pilkades Watukarung; Tahab Pemeriksaan Saksi

Panitia Pilkades serentak Kabupaten, Sakundoko bersyukur dan bangga kepada kedua Calon Kepala Desa serta pendukungnya, usai kegiatan pelaksanaan pemeriksaan atas tindaklanjut gugatan Pilkades Desa Watukarung yang dilaksanakan serentak bersama 32 Desa lain pada 07/10/2018 kemarin. Kegiatan ini adalah upaya mendengarkan paparan para saksi pada proses penghitungan suara yang dinilai terdapat kecurangan oleh Calon Nomor Urut Satu atas Nama Darmadi. “Kami sangat bangga atas kedewasaan mereka,” katanya kemarin ini 17/10/2018 di Ruang RKP Kabupaten.

Ditanya mengenai hasil sementara kegitan hari ini Sakundoko mengaku belum berani mengambil kesimpulan. Rapat tertutup yang usai petang tersebut pihaknya bersama tim 11 akan langsung melaksanakan pengkajian pemeriksaan oleh para saksi, jika dianggap cukup oleh anggota tim maka hasilnya akan disampaikan kepada Bupati. Yang pasti panitia Kabupaten tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan. Harus sesuai dengan peraturan dan Ia tidak ingin sengketa tersebut berlarut-larut. “Sekarang ini kita langsung menggelar rapat bersama tim 11, harus cepat,” tambahnya.

Panitia juga berharap masalah ini segara terselesaikan dan berakhir dengan keputusan yang baik untuk kedua belah pihak. Sehingga keputusan siapa Kepala Desa Watukarung yang terpilih. Ia kembali mengatakan bahwa masing-masing dari tim 11 mempunyai pandangan sendiri-sendiri dalam menilai masalah tersebut maka rangkaian rapat akan terus dilaksanakan hingga menemukan titik temu. “Adapun jika harus foting maka akan kami lakukan,” imbuhnya.

(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).