Berita terbaru

Danis Kuasai 8 Alat Musik Otodidak

Danish berpose di depan piala saat di temui kominfo di sekolahnya SMP Negeri 1 Pacitan

Dunia musik seakan sudah mendarah daging dalam tubuh Adimas Akma Danish Azfar yang berusia 14 tahun. Kini ia mampu menguasai 8 alat musik secara otodidak. Sejak kelas 2 sekolah dasar ia dikenalkan oleh orang tuanya alat musik keyboard dan sejak itulah Danish bermain musik setiap hari. ” Sehari tanpa bermain musik rasanya ada yang kurang. Hampa, belum lengkap” tandasnya ketika ditemui kominfo kemari 23/01 di pendopo pacitan.

Kini Danish tergabung dibeberapa grub musik, seiring dengan hal itu ia memutuskan untuk memulai les musik, agar mendapat tambahan materi. “Setelah saya tergabung dalam grub musik saya baru ikut les, hal itu untuk memperdalam kemampuan saya, dan beberapa rekan Paguyuban Musik Kroncong Indonesia (PAMORI) selalu membagi ilmunya untuk saya”. tambahnya.

Danish yang masih duduk dibangku SMP Negeri 1 Pacitan memang jago dalam berbagai alat musik, Ia  tersebut kerap mondar mandir diundang bermusik diberbagai acara resmi,  namun Ia tetap konsekuen dengan statusnya sebagai murid.  Danish tetap menjadi 3 terbaik dikelasnya. Berbagai prestasi dibidang musik pun Ia raih, salah satunya menjadi juara 1 lomba cipta lagu FLS2N kabupaten Pacitan.

 “walaupun minat dan bakat saya bermusik namun saya tidak boleh lengah dengan disiplin ilmu yang lain, karena saya sadar semuanya penting”. imbuhnya

(Budi/Riyanto/Kominfo)

Lahirkan kekayaan literasi untuk Pacitan

Bupati menerima buku karya Pandan Raditya A. S yang berjudul Surat Dari Gunung Selurung

“Pencapaian ini luar biasa. Saya umur 64 tahun, belum mampu menulis buku,” ucap Bupati Pacitan, Indartato dalam sambutannya di acara Bedah Buku Antologi Cerpen Surat Dari Gunung Selurung dan Workshop Literasi bertempat di Pendopo Kabupaten Pacitan 23/1 kemarin. Raut bangga pada generasi Pacitan mengiringi kalimat-kalimatnya. Dengan capaian ini Indartato berharap akan banyak bermunculan penulis baru dari Pacitan.

Acara yang dislelenggarakan Dewan Kesenian Pacitan dan MGMP Bahasa Indonesia  SMP Kab. Pacitan tersebut juga dihadiri oleh Wabub Yudi Sumbogo, Kepala Dinas Pendidikan Marwan,  Kepala Perpuatakaan Kab. Pacitan Warito,  dan mengundang narasumber dari Surabaya Cahyono Widarmanto serta Giryadi.

Antologi Cerpen, Surat dari Gunung Selurung karya Pandan Raditya A. S menggambarkan keberhasilan para guru di Pacitan. Amanat yang disampaikan dalam antologi tersebut sangat bagus. “Saya harapkan berkat ketelatenan para guru untuk terus mendidik nantinya murid sekolah menengah sudah mampu membuat karya buku,” tutur Indartato.

Sebagai  tambahan motivasi untuk generasi muda, Indartato menceritakan sosok Kusuma Hadi Purnawan, penulis dari pacitan yang karyanya berjudul Dikejar Duit Dari Facebook menjadi best seller di Kompas gramedia. Selanjudnya Indartato mengingatkan mengajak semua elemen agar bersatu, karna dengan bersatu visi dan misi dapat tercapai. Dan nanti muncul penulis baru, karya baru dan SBY-SBY baru dari kota Pacitan.

(Budi/Riyanto/Kominfo)

Kopi Liberica Khas Pacitan

Supomo dan anggota kelompok Guyup kopi dan kakao Pacitan berfoto di depan stan saat launching kopi liberica khas Pacitan

Kopi, manisnya meninggalkan pahit, aromanya khas dan kenikmatanya mebuat ketagihan. Inilah yang kemudian membuat kopi menjadi salah satu minuman favorit mulai dari generasi muda hingga orang tua.

Pada 17/1 bersamaan dengan agenda upacara bersama di Pendopo Kabupaten Pacitan, wujud eksistensi kopi Pacitan  diperkenalkan pada publik. Acara tersebut dihadiri juga oleh Wabub Yudi Sumbogo dan seluruh pegawai pemerintahan.

Walaupun kemasan instan kopi Pacitan baru 5 bulan dirintis akan tetapi sudah bisa mengenalkan produk ke luar daerah hingga Ibukota.

Supomo kepala Dinas Koperindag mengatakan akan meningkatan sarana penjualan kopi dan kakao, agar tidak di jual dengan keadaan mentah, Produksi kopi dan kakao ini di pantau langsung juga dari Dinas Pertanian. ” penanamanya dipantau dari dinas pertanian, pengolahan dan penjualannya dari Dinas koperindag ” tandasnya.

Kakao Pacitan memang sangat bagus kualitasnya. Perkembangan kopi Pacitan ini di dukung juga oleh kelompok “ guyub kopi dan kakao Pacitan ” kelompok pengembang kopi Pacitan ini mendukung penuh dengan adanya peningkatan produksi dan penjualan dari kepala Dinas Koperindag Kabupaten Pacitan. Kelompok paguyuban ini juga bekerjasama dengan cafe ataupun warung kopi yang ada di sekitar kota untuk sekedar memasarkan selain melalui media sosial dan promo. ” nantinya para petani akan mejual hasil kopi dan kakao pada unit-unit yang sudah ditunjuk pemerintah, untuk menyelamatkan harga ” terang Supomo lebih lanjut.

Untuk kapasitas produksi telah mencapai kurang lebih 10 ton per bulan. Hal ini disambut baik juga oleh barista Pacitan, sebagai bentuk urun pemikiran mereka mendatangkan langsung barista dari Jakarta untuk sekedar belajar bagaimana mengolah dan menyajikan kopi khas daerah dengan lehih baik.

Supomo menegaskan akan selalu meningkatkan penjualan, karena sekarang sudah bisa di konsumsi dan bisa di produkkan oleh putra daerah sendiri. ” untuk variant kopinya sangat banyak, ada juga robusta arabica lokal dan tidak terkecuali variant andalan “ kopi liberica ” kopi yang menurut para produsen ataupun para penikmat kopi adalah kopi andalannya kota Pacitan. Untuk harga dibandrol dari 5ribu rupiah hingga 150ribu rupiah untuk kopi arabica luwak “. Pungkasnya menjelaskan.

(Anjar/Budi/Riyanto/Kominfo)

 

Bendung Laju Negatif Medsos Untuk Anak

Peserta sosisalisasi tampak antusias selama kegiatan

Dengan adanya kemajuan media sosial Medsos, Dinas Kominfo Kabupaten Pacitan mengadakan sosialisasi kepada Siswa dan Siswi MTS Negeri 1 Punung pada hari jum’at  19/01 kemarin. Acara ini di selenggarakan oleh pihak Sekolah dan didukung  tim KKN UNS Surakarta.

Acara bertema Tips Bersikap Baik Dan Santun Di Medsos yang diikuti oleh ratusan siswa siswi, Guru dan staf tersebut berjalan sukses. Acara yang berlangsung selama dua jam tersebut dapat memberikan gambaran kepada generasi muda agar memahami bahaya Medsos ketika disalah gunakan. “ Dari sekian peserta separo diantaranya adalah pengguna aktif Medsos, padahal mereka masih dibawah umur, dan ini sungguh kurang baik ”. Ungkap Wira Swastika narasumber dari Dinas Kominfo, Membeberkan detail.

Peran serta orang tua dan guru harus seimbang agar mereka memahami bahaya Medsos, caranya adalah dengan mengikuti perkembangan tren komunikasi yang digunakan oleh para Siswa Siswi dan ikut serta mem-Follow akun mereka, dengan begitu orang tua dan guru mengetahui secara langsung aktifitas mereka di Medsos. Cara tersebut dinilai paling ampuh untuh mencegah penyalahgunaan Medsos pada anak. “ Sekarang sudah tidak dapat dibendung lagi, anak SD pun memegang Gadget canggih, dan ini menjadi potensi ke arah negatif jika tidak dipantau dengan benar, menurut saya anak setingkat SMP tidak mempunyai akun dulu ”. Tandas Wira.

Wira berharap acara tersebut dapat dilakukan secara berkelanjutan, pasalnya kecil kemungkinan siswa siswi dapat langsung memahami hanya dengan satu pertemuan saja. “ Sekolah-sekolah dipelosok juga harus di perhatikan, karena hal itu tetap menjadi tanggung jawab kami bersama ”. Ucap Wira menutup wawancara.

(Anjar/Riyanto/Kominfo)

Utamakan Tujuh Prioritas

Bupati Indartato kegiatan Konsultasi Publik dalam Rangka Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pacitan tahun 2019 di pendopo kabupaten

Pemerintah Kabupaten Pacitan akan mengutamakan tujuh prioritas pembangunan pada tahun 2019 nanti. Itu disampaikan Bupati Indartato usai mengikuti kegiatan Konsultasi Publik dalam Rangka Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pacitan tahun 2019 di pendopo kabupaten, Kamis (18/1/2018). “Ada tujuh prioritas yang kita utamakan,” katanya.

Prioritas pembangunan tersebut diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pertanian, dan pariwisata. Dimana tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan derajat hidup masyarakat menuju lebih baik.

Tetapi untuk mencapainya tentu bukan perkara mudah. Sebab pemkab masih memiliki tanggungan. Yakni pekerjaan rumah berupa perbaikan dan penuntasan sarana umum yang rusak karena terdampak bencana alam banjir bandang dan tanah longsor pada akhir November tahun lalu.

Sebagai tindak lanjut, menurut bupati, pemkab kemudian membuat rencana aksi. Berupa pemilahan tugas. Mana yang menjadi bagian dari pemkab untuk segera dikerjakan, bagian pihak provinsi, serta plot untuk pusat. “Tentunya sesuai dengan kewenangan masing-masing. Dan yang terakhir adalah mencari (sumber dana) hibah untuk masalah yang tidak dapat diselesaikan tiga tingkatan itu,” ucap dia.

(Humas/Kominfo)