Berita terbaru

Bupati : Ikhlas Demi Kemanusiaan

Anggota Taruna Tanggap Bencana (Tagana) diharapkan bekerja dengan ikhlas untuk kemanusiaan. Itu disampaikan Bupati Indartato ketika memberangkatkan ratusan personil Tagana di halaman pendopo Kabupaten Pacitan. “Ikhlas demi kemanusian. Semoga amal kebaikan kalian semua mendaparkan balasan dari Allah SWT,” katanya, Kamis (7/12/2017).

Pihak pemkab sendiri mendukung penuh kehadiran Tagana atau organisasi masyarakat lainnya yang datang untuk membantu masyarakat terdampak bencana alam. Bahkan bupati mempersilahkan para relawan untuk tidur di pendopo jika diperlukan.

Direktur Tagana Margo Wiyono memberikan apresiasi lebih atas dukungan pemkab untuk Tagana. Menurutnya, bentuk dukungan semacam ini tidak hanya untuk mereka yang bertugas di Kabupaten Pacitan. Tetapi seluruh Indonesia. “Masuk ke Pacitan untuk kerelawanan. Bukan untuk gaya-gayaan,” ucap dia.

Senada dengan bupati, Margo menekankan bahwa kerja Tagana didasari rasa kemanusiaan. “Apa yang kita lakukan untuk kemanusiaan. Jaga kesehatan, jaga kondisi, jaga keselamatan,” pesannya.

Usai memberangkatkan Tagana dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan daerah lain, bupati kemudian mengunjungi lokasi bencana alam di Tremas, Arjosari dan kawasan Kecamatan Nawangan. (arif/nasrul/tarmuji/danang/humaspacitan).

Paska Bencana Aktivitas Warga Berangsur Normal

 

Seminggu setelah bencana alam banjir bandang dan tanah longsor melanda Kabupaten Pacitan, Selasa (28/11/2017) lalu, Bupati Indartato mendatangi pasar Arjowinangun, Selasa (5/12/2017). Selain menyempatkan diri berbincang dengan warga dan pedagang, ia juga melihat langsung kondisi pasar tersebut.

Saat ini aktivitas perdagangan di pasar Arjowinangun telah kembali. Meski belum sepenuhnya pulih. Masih banyak kios-kios pasar yang tutup. Penyebabnya karena tidak sedikit diantara para pedagang ikut menjadi korban banjir. Disisi lain juga masih banyak tumpukan material dan lumpur sisa banjir pada beberapa bagian pasar.

Sempat lumpuhnya akses jalan yang berdampak pada mobilitas barang menciptakan hukum pasar. Sehingga harga-harga kebutuhan merangkak naik. “Jika harga-harga kebutuhan pokok naik tajam dan memberatkan, kita akan menggelar operasi pasar. Saat ini kenaikannya masih dalam taraf wajar,” kata bupati di pasar Arjowinangun.

Telur ayam misalnya. Jika sebelum banjir harganya dikisaran Rp 20 ribu. Kini menjadi Rp 25 ribu perkilogramnya. Demikian pula harga sawi. Dari Rp 5.000 per ikat menjadi Rp 8.000-10.000. (arif/nasrul/sopingi/tarmuji/humaspacitan)

Dua korban di Tulakan masih belum ditemukan

TULAKAN – Pencarian dua korban bencana alam tanah longsor di RT/RW 3/XIII Dusun Dusun Gemah Desa Ketro Tulakan hingga Minggu (3/12/2017) sore sekitar pukul 17.00 WIB belum membuahkan hasil.

Pencarian hari keempat korban tanah longsor yang diketahui bernama Sirto (70) warga RT/RW 3/XIII Dusun Dusun Gemah Desa Ketro Tulakan dan istrinya Sipon (65) warga Dusun Gemah Desa Ketro Tulakan tersebut dilakukan oleh gabungan TNI dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), dari Batalyon 511, polsek Madiun kota dan pimpin langsung oleh AKP waluyo Polsek Tulakan dan kolonel Infantri Bambang dari Koramil Tulakan dan di bantu oleh masyarakat sekitar.

Sulitnya medan menjadi kendala pencarian dua korban yang tertimbun bersama puluhan ekor kambingnya tersebut. Sampai Minggu sore, tim evakuasi belum juga menemukan korban ,hal ini di karenakan rumah korban tertutup batu batu berukuran besar. Sedangkan tim menggunakan alat manual karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi terjadinya bencana.

Selain dua korban, dilaporkan bahwa bencana alam tanah longsor di kawasan tersebut menutup akses jalan menuju Juruk Bangkong dan sempat mengisolir sekitar 15 kepala keluarga.

Pada pencarian hari Minggu (3/12/2017) kemarin, tim SAR gabungan bersama warga berhasil menemukan jenazah seorang korban tanah longsor atas nama Tumadi (77) warga RT/RW 3/I, Dusun Krajan, Desa Mlati Arjosari. Tumadi ditemukan pada Minggu (3/12/2017) sekitar pukul 09.00 WIB.

Komandan Kodim (Dandim) 0801 Pacitan, Letkol Kav Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang, mengatakan, hingga saat ini jumlah korban bencana di Pacitan menjadi 25 orang. “Ini update data yang masuk kepada kami,” kata Letkol Kav Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang, kepada Pacitanku.com, Sabtu (2/12/2017).

Dandim merinci, dari 25 data korban yang masuk, 6 di antaranya merupakan korban banjir. Mereka terseret arus saat banjir bandang menerjang pada 28 November 2017 kemarin.”Sedangkan untuk 19 orang merupakan korban tanah longsor,” terang Aristoteles.

Menurutnya, dari 6 korban banjir, sebanyak 5 orang berasal dari Kecamatan Pacitan. Sementara 1 orang lainnya merupakan warga Kecamatan Tegalombo.

Sedangkan untuk 19 orang korban tanah longsor, 12 orang di antaranya berasal dari Kecamatan Kebonagung, 3 orang dari Kecamatan Tulakan, 2 orang dari Kecamatan Nawangan serta 2 orang dari Kecamatan Arjosari.

Sementara, Bupati Indartato juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya akan terus berupaya mencari korban hingga ditemukan semuanya.”Kita berupaya semaksimal mungkin bagaimana bisa bertemu, yang kedua bangunan yang terdampak, minimal pemerintah bisa membantu sesuai dengan tepat sasaran, nanti kita koordinasi, misalnya untuk rumah rusak berat dibantu berapa,”katanya.

Ini data korban bencana alam Pacitan

Korban Banjir Meninggal Dunia

  1. Maryati (55) warga Desa Kayen, Pacitan
  2. Mudjiono (57) warga Desa Sukoharjo, Pacitan
  3. Mislan (56) warga  RT/RW 04/II Dusun Winongan, Desa Sirnoboyo Pacitan
  4. Amri Suhastomo (25) warga Kelurahan Bangunsari, Pacitan
  5. Eko Susono (34) warga Kecamatan Wlingi, Blitar

Korban Banjir Belum Ditemukan

  1. Bonatin, (50), warga Dusun Grigak, Desa Kemuning Tegalombo

Korban Tanah Longsor Meninggal Dunia

  1. Darto, warga RT/RW 2/III Dusun Mujing Desa Sanggrahan Kebonagung
  2. Temu (57) warga RT/RW 02/VII Dusun Blimbing, Desa Klesem, Kebonagung
  3. Siti Kamilah (22) warga RT/RW 02/VII Dusun Blimbing, Desa Klesem, Kebonagung
  4. Parno (73) warga  Dusun Duren RT 03/VI Desa Klesem, Kebonagung
  5. Rozak (17) warga  Dusun Duren RT 03/VI Desa Klesem, Kebonagung
  6. Kasih (70) warga  Dusun Duren RT 03/VI Desa Klesem, Kebonagung
  7. Suginem (68) warga Dusun Ngaren Desa Sanggrahan, Kebonagung
  8. Fitri (3) warga RT/RW 02/VII Dusun Blimbing Desa Klesem, Kebonagung
  9. Sutirah (74) warga RT/RW 03/VIII Dusun Wonokeso Desa Losari, Tulakan
  10. Satiman (65) warga Dusun Penggung Desa Penggung, Nawangan
  11. Tumadi (77) warga RT/RW 3/I, Dusun Krajan, Desa Mlati Arjosari
  12. Hero Nyoto Raharjo (53) RT/RW 03/VI Dusun Sibu, Desa Hargosari Tirtomoyo Wonogiri
  13. Siti Khuzaimah, (27) warga RT/RW 01/II Dusun Krajan Desa Karangrejo Arjosari
  14. Katemi warga RT/RW 2/III Dusun Mujing Desa Sanggrahan Kebonagung

Korban Tanah Longsor Belum Ditemukan

  1. Sukesi (41) warga  Dusun Duren RT 03/VI Desa Klesem Kebonagung
  2. Yusuf (61) warga Dusun Mantenan Desa Sidomulyo Kebonagung
  3. Inem (60) warga Dusun Mantenan Desa Sidomulyo Kebonagung
  4. Sirto (70) warga RT/RW 3/XIII Dusun Dusun Gemah Desa Ketro Tulakan
  5. Sipon (65) warga Dusun Gemah Desa Ketro Tulakan
Proses pencarian korban longsor di Arjosari (Polsek Arjosari )

Bencana Pacitan Rusak 615 Rumah Warga dan 23 Ribu Meter Jalan

PACITAN – Selain 25 korban jiwa, bencana alam banjir dan tanah longsor di Pacitan juga merusak sebanyak 615 rumah warga di delapan kecamatan di Kabupaten Pacitan.

Data yang dihimpun Pacitanku.com dari laman infobencana.pacitankab.go.id, Senin (4/12/2017) menunjukkan bahwa  wilayah dengan kerusakan rumah terbanyak berada di Kecamatan Nawangan dengan 196 rumah, Kebonagung 178 rumah, Ngadirojo 101 rumah, Tegalombo 24 rumah, Tulakan 45 rumah, Punung 42 rumah, Donorojo 21 rumah dan Pringkuku empat rumah.

Selain rumah warga rusak, sepanjang 23.130 meter jalan di Pacitan mengalami kerusakan dari tingkat sedang hingga cukup parah, 820 meter tanggul rusak dan 86 meter jembatan rusak.

Sementara, jumlah korban hingga Senin (4/12/2017) pagi adalah 25 orang meninggal dunia.

“Rekapitulasi jumlah korban Bencal banjir dan tanah longsor terdiri dari enam korban banjir, 19 orang korban tanah longsor, korban yang sudah ditemukan 20 orang dan yang belum ditemukan lima orang,”kata komandan tanggap darurat bencana alam Pacitan Letkol Kav Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang kepada Pacitanku.com.

Korban terbanyak, kata Aris, adalah dari Kecamatan Kebonagung sebanayk 12 orang meninggal dunia akibat bencana alam tanah longsor.

“Di Kecamatan Pacitan lima orang meninggal akibat banjir, di Tulakan tiga orang akibat tanah longsor, di Tegalombo satu orang akibat banjir, di Nawangan ada dua orang akibat bencana alam tanah longsor, di Arjosari dua korban akibat tanah longsor,”ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa pencarian dua korban bencana alam tanah longsor di RT/RW 3/XIII Dusun Dusun Gemah Desa Ketro Tulakan hingga Minggu (3/12/2017) sore sekitar pukul 17.00 WIB belum membuahkan hasil.

Sulitnya medan menjadi kendala pencarian dua korban yang tertimbun bersama puluhan ekor kambingnya tersebut. Sampai Minggu sore, tim evakuasi belum juga menemukan korban ,hal ini di karenakan rumah korban tertutup batu batu berukuran besar. Sedangkan tim menggunakan alat manual karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi terjadinya bencana.

Selain dua korban, dilaporkan bahwa bencana alam tanah longsor di kawasan tersebut menutup akses jalan menuju Juruk Bangkong dan sempat mengisolir sekitar 15 kepala keluarga.

Pada pencarian hari Minggu (3/12/2017) kemarin, tim SAR gabungan bersama warga berhasil menemukan jenazah seorang korban tanah longsor atas nama Tumadi (77) warga RT/RW 3/I, Dusun Krajan, Desa Mlati Arjosari. Tumadi ditemukan pada Minggu (3/12/2017) sekitar pukul 09.00 WIB.

Berikut data korban bencana alam Pacitan yang dirilis laman resmi bencana alam Pacitan infobencana.pacitankab.go.id

Korban Banjir Meninggal Dunia

  1. Maryati (55) warga Desa Kayen, Pacitan
  2. Mudjiono (57) warga Desa Sukoharjo, Pacitan
  3. Mislan (56) warga  RT/RW 04/II Dusun Winongan, Desa Sirnoboyo Pacitan
  4. Amri Suhastomo (25) warga Kelurahan Bangunsari, Pacitan
  5. Eko Susono (34) warga Kecamatan Wlingi, Blitar

Korban Banjir Belum Ditemukan

  1. Bonatin, (50), warga Dusun Grigak, Desa Kemuning Tegalombo

Korban Tanah Longsor Meninggal Dunia

  1. Darto, warga RT/RW 2/III Dusun Mujing Desa Sanggrahan Kebonagung
  2. Temu (57) warga RT/RW 02/VII Dusun Blimbing, Desa Klesem, Kebonagung
  3. Siti Kamilah (22) warga RT/RW 02/VII Dusun Blimbing, Desa Klesem, Kebonagung
  4. Parno (73) warga  Dusun Duren RT 03/VI Desa Klesem, Kebonagung
  5. Rozak (17) warga  Dusun Duren RT 03/VI Desa Klesem, Kebonagung
  6. Kasih (70) warga  Dusun Duren RT 03/VI Desa Klesem, Kebonagung
  7. Suginem (68) warga Dusun Ngaren Desa Sanggrahan, Kebonagung
  8. Fitri (3) warga RT/RW 02/VII Dusun Blimbing Desa Klesem, Kebonagung
  9. Sutirah (74) warga RT/RW 03/VIII Dusun Wonokeso Desa Losari, Tulakan
  10. Satiman (65) warga Dusun Penggung Desa Penggung, Nawangan
  11. Tumadi (77) warga RT/RW 3/I, Dusun Krajan, Desa Mlati Arjosari
  12. Hero Nyoto Raharjo (53) RT/RW 03/VI Dusun Sibu, Desa Hargosari Tirtomoyo Wonogiri
  13. Siti Khuzaimah, (27) warga RT/RW 01/II Dusun Krajan Desa Karangrejo Arjosari
  14. Katemi warga RT/RW 2/III Dusun Mujing Desa Sanggrahan Kebonagung

Korban Tanah Longsor Belum Ditemukan

  1. Sukesi (41) warga  Dusun Duren RT 03/VI Desa Klesem Kebonagung
  2. Yusuf (61) warga Dusun Mantenan Desa Sidomulyo Kebonagung
  3. Inem (60) warga Dusun Mantenan Desa Sidomulyo Kebonagung
  4. Sirto (70) warga RT/RW 3/XIII Dusun Dusun Gemah Desa Ketro Tulakan
  5. Sipon (65) warga Dusun Gemah Desa Ketro Tulakan

MASA TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR DAN LONGSOR PACITAN DIPERPANJANG

Pacitan-Kepala BNBP Willem Rampangilei meninjau lokasi banjir dan tanah longsor di Pacitan, Jawa Timur, Sabtu, 2 Desember 2017. Peninjauan dilaksanakan ke sejumlah titik bencana bersama sejumlah pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan.

            Dalam keterangannya di Pos Komando Bencana Gedung AKN Pacitan, Willem menyampaikan upaya yang dilakukan dalam penanganan pasca bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pacitan.antara lain mengupayakan dukungan tangki air dari kabupaten sekitar, kebutuhan anak-anak sekolah seperti alat tulis, seragam, sepatu dan lain sebagainya seperti yang diketahui bahwa Senin, 4 Desember 2017 akan ada ujian semester, ucap dia.

            Jadi oleh karena itu, Pemda beserta seluruh aparat yang ada berkonsentrasi memfokuskan pembersihan sekolah-sekolah sehingga diharapkan sudah bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Berikutnya, penanganan masalah kesehatan, baik obat-obatan mauoun tenaga medis sudah cukup. Dalam keterangan lanjutan, Willem menyampaikan jumlah pengungsi hingga  hari ini sejumlah 1879 orang yang tersebar di 8 titik dan cenderung berkurang.

            Upaya yang dilakukan selanjutnya meneruskan pencarian , lalu penanganan pengungsi termasuk pemenuhan kebutuhan. Kemudian melakukan assessment sehingga pemulihan bisa dilakukan secepat-cepatnya sesuai Instruksi Presiden sehingga masyarakat yang terdampak tidak tinggal di situasi darurat terlalu lama.

            Hal terakhir yang disampaikan beliau adalah bahwa situasi atau masa tanggap darurat yang semula akan berakhir tanggal 4 Desember 2017 akan diperpanjang hingga 12 Desember mendatang, tutupnya.(ryt/ag)

BESbswy