Berita terbaru

Serukan Gemar Membaca, Wabup Yudi Sumbogo Minta Guru Pro Aktif Ajak Siswa Kunjungi Perpustakaan

BUDAYAKAN BACA: Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo resmi membuka Pesta Buku memperingati HUT Ke-72 RI di halaman Halaman Perpustakaan Umum Daerah, Selasa (1/8/2017). Wabup menyeru semua pihak terutama para guru untuk mulai mencintai dan menumbuhkan budaya baca. Salah satunya dengan mendorong anak-anak gemar membaca serta mengunjungi perpustakaan. (Foto: Dodik S Irawan)

Pacitan – Tidak dimungkiri, hadirnya teknologi memberikan dampak cukup besar terhadap tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu masyarakat harus berhati hati dalam menyikapi perkembangan saat ini.

Demikian disampaikan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo membacakan sambutan Bupati Indartato saat membuka Pesta Buku dalam rangka memperingati hari kemerdekaan ke-72 RI di halaman Perpustakaan Umum Daerah, Selasa (1/8/2017) pagi. Orang nomor dua di Pacitan itu menegaskan, anak adalah aset yang sangat berharga. Sudah menjadi kewajiban bersama untuk menjaganya serta memberikan teladan yang sesuai dengan nilai nilai luhur bangsa.

“Dengan gemar membaca ke perpustakaan, anak anak akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang positif,” kata Wabup di depan hadirin.

Harus diakui, era tekhnologi serta budaya konsumtif sudah menyebar ke seluruh aspek kehidupan. Buku buku dan permainan tradisional yang sarat dengan pembelajaran adi luhung bangsa seakan terabaikan. Untuk itulah Wabup Yudhi Sumbogo menyeru kepada semua pihak terutama para guru untuk mulai mencintai dan menumbuhkan budaya baca. Salah satunya dengan mendorong anak-anak gemar membaca serta mengunjungi perpustakaan.

“Apalagi, pemerintah daerah sudah memiliki perpustakaan umum yang megah dan lengkap,” tambah Sumbogo.

Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Warito menyatakan, dengan semakin tertatanya perpustakaan daerah, memberi pengaruh positif bagi tingkat kunjungan masyarakat. Dari tahun ke tahun kunjungan ke perpustakaan daerah terus meningkat. Tahun 2016 jumlah pengunjung 14.182 orang dan ditahun 2017 hingga bulan Juli sudah mencapai 15.585 pengunjung. Dari jumlah tersebut kurang lebih 44 persen pengunjung pelajar, 39 persen masyarakat umum serta sisanya dari kalangan mahasiswa.

Pesta buku dalam rangka memperingati hari kemerdekaan ini berlangsung selama bulan Agustus dengan berbagai macam kegiatan. Seperti, pameran buku, lomba mewarnai dan menggambar, wisata buku, sedekah buku, serta workshop penulisan buku. (RSP/riz/ps)

Sukses Juara Tingkat Pelajar se-Asia, Pemkab Gratiskan Biaya Sekolah Catur

CATUR: Suasana haru dan gembira tampak saat Catur Adi Sagita diterima Bupati Pacitan di Pendopo Kabupaten, Senin (31/7/2017). Pecatur muda itu sukses meraih 3 medali emas Kejuaraan Catur antar Pelajar Asia ke 13 di Pianjin China. (Foto: Rizky Mahendra)

Pacitan – Bupati Pacitan Indartato memastikan biaya pendidikan Catur Adi Sagita, peraih 3 medali emas Kejuaraan Catur antar Pelajar Asia ke-13 di Pianjin, China, gratis. Pemerintah daerah akan menanggung semua biaya sekolah pecatur muda asal Pacitan itu selama duduk di bangku SMA.

“Ini merupakan wujud penghargaan kita untuk anak berprestasi dan semoga kedepan semakin mengharumkan Pacitan serta Bangsa Indonesia,” ujar Bupati Indartato saat menerima kedatangan pecatur muda itu di Pendopo Kabupaten, Senin (31/7/2017) siang.

Bahkan menurutnya, jika terus berprestasi tidak menutup kemungkinan akan berlanjut hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Catur Adi Sagita berhasil meraih 3 medali emas sekaligus dalam satu turnamen. Keseuksesannya sekaligus membawa Indonesia mendapat 6 medali emas, 3 perak, dan 2 perunggu.

Putra daerah Pacitan itu meraih emas dalam kategori catur kilat, catur cepat dan catur klasik. Dan ini merupakan pertama kalinya catur Indonesia meraih tiga medali emas pada satu kejuaraan dengan nomor yang berbeda.

Bupati Indartato juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada jajaran pengurus Percasi Cabang Pacitan yang telah membina dan menelurkan pecatur pecatur muda berbakat. Meski diakuinya, anggaran yang tersedia untuk pembinaan masih sangat minim.

Kedatangan Catur Adi Sagita dari Kejuaraan Catur antar Pelajar Asia ke-13 di China mendapat sambutan meriah. Tiba di pendopo, Catur dan rombongan diterima bupati dan wakil bupati beserta jajaran, Kapolres Pacitan serta jajaran pengurus Percasi. Hadir juga rekan-rekan Catur yang tergabung di Percasi serta teman sekelas. (RSP/riz/ps)

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA MENYALURKAN BANTUAN SOSIAL NON TUNAI PROGRAM KELUARGA HARAPAN ( PKH )

Acara penyerahan bantuan non tunai Program Keluarga Harapan (PKH ) dari Kementerian Sosial diserahkan oleh
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Dr. Ir. R. Harri Nikmat.

Di Kabupaten Pacitan hari ini Jum’at 28/7/2017 di Pendopo Kabupaten Pacitan. Pada acara tersebut hadir Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Dr. Ir. R. Harri Nikmat,
Bupati Pacitan beserta jajarannya, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Kepala Desa dan Kelurahan se-Kabupaten, Direktur BNI, KPM dan keluarga penerima manfaat.

Kepala Dinas Sosial Sunaryo menyampaikan bantuan non tunai di Kabupaten Pacitan dilaksanakan oleh BANK BNI. Sampai dengan saat ini telah dilaksanakan pencairan di lima kecamatan dari 12 kecamatan dengan total KPM Yang telah mencairkan sebanyak 10.903 KPM.
SDM PKH di Kabupaten Pacitan berjumlah 68 orang terdiri dari pendamping 61 orang dan operator 6 orang serta satu orang Korkab.

Bantuan sosial dari kementerian Sosial RI Kepada kabupaten Pacitan Ahun 2017 sebesar Rp.94.930.713.600 (sembilan puluh empat milyar sembilan ratus tiga puluh juta tujuh ratus tiga belas ribu enam ratus rupiah) terdiri atas.
a. Bantuan PKH sebesar Rp.
32.003.370.000 bagi 16.933
Keluarga Penerima Manfaat ( KPM )
b. Bantuan Beras Sejahtera (RASTRA)
sebesar Rp.62.642.343.600 bagi
45.671 keluarga.
C. Bantuan Sosial Disabilitas sebesar Rp.129.000.000,. bagi 78 jiwa.

Pada kesempatan ini pula KPM Kecamatan Pacitan yang melakukan pencairan bantuan KPH tahap satu dan dua sebesar Rp.1000.000 / KPM sebanyak 500 KPM. Selain itu juga dihadirkan 10 anak berprestasi dari keluarga PKH, Sebagai apresiasi dari BANK BNI memberikan tabungan bea siswa sebesar RP 250.000 per Siswa dan paket sekolah dari Kementerian Sosial.

Bupati Pacitan Indartato dalam sambutannya menyampaikan, Pacitan baru mendapatkan empat jenis bantuan dari 10 total item bagi warga kurang mampu, Pak In berharap nantinya ada program serupa untuk warga kurang mampu, selain itu sebanyak 9000 warga yang selama ini ada di zona kemiskinan masuk dalam badid data terpadu Kementerian Sosial. Selama ini warga tercover melalui Program Grindulu Mapan. Mengentaskan kemiskinan merupakan tantangan yang harus dihadapi seperti yang disampaikan oleh Pak In.

Dierktur Jendral Perlidungan dan Jaminan Sisial Kemensos Dr. Ir. R. Harri Hikmat. MSI menyampaikan bantuan (PKH) non tunai diwujudkan tabungan dalam Kertu Keluarga Sejahtera ( KKS ) yang sebelumnya bantuan diberikan secara tunai. Dijelaskan PKH diberikan secara tunai melalui kantor Pos, sekarang diberikan melalui BANK dalam bentuknon tunai. Dijelaskan PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan non tunai kepada rumah tangga sangat miskin ( RTSM )
Dimana program ini jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai pengurangan penduduk miskin. Sistem penyaluran ini menggunakan KKS, bansos dan subsidi akan langsung disalurkan ke rekening penerima manfaat. (Ryt/Sg Diskominfo)

Aktivitas di Laut Terhalang Gelombang Tinggi, BPBD: Mulai Agustus Normal

Pacitan – Sepekan terakhir pendapatan nelayan Pacitan berkurang. Ini dipengaruhi gelombang tinggi yang menyebabkan hasil tangkapan nelayan turun drastis. Mendekati pekan ke-5 di bulan Juli, tinggi ombak di perairan selatan Pacitan mencapai 3 hingga 4 meter.

Hartono Ketua Kelompok Nelayan “Mutiara” Pantai Tamperan mengatakan, meskipun sebagian nelayan masih ada yang melaut namun hasilnya tak sebagus ketika ombak bersahabat. Dalam kondisi normal, nelayan dengan kapasitas kapal 10 GT hingga 30 GT mampu menangkap ikan antara 7 hingga 10 ton. Sebaliknya dengan kondisi cuaca buruk hanya mampu menghasilkan 4 hinga 5 ton. Padahal, sekali melaut mereka harus mengeluarkan biaya antara Rp 30 juta hingga Rp 40 juta.

“Selain kesulitan menebar jaring, gelombang yang kuat mengakibatkan kapal bergoyang keras sehingga ikan hasil tangkapan tidak lagi super karena banyak yang rusak,” tuturnya kepada Radio Suara Pacitan, Jumat (28/7/2017) pagi.

Lain lagi dengan perahu kecil berkapasitas dibawah 5 GT. Perahu yang biasanya digunakan nelayan lokal tersebut hanya berani beroperasi di pinggir saat cuaca buruk dan gelombang tinggi. Bahkan, jika kondisi cuaca ekstrem mereka terpaksa berhenti melaut. Untuk menyambung hidup para nelayan tersebut beralih profesi sementara dengan bekerja di sawah dan ladang atau menjadi buruh bangunan.

Perubahan cuaca serta gelombang air laut yang cenderung fluktuatif sebenarnya sudah terpantau jelas dari Pusat Data dan Informasi BPBD Pacitan. Fakta tersebut, menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik Pujono sudah disampaikan kepada para nelayan. Melalui informasi yang cepat tersebut diharapkan nelayan lebih waspada dan berhati hati. Kondisi ini, kata dia, tidak berlangsung lama.

“Memasuki bulan Agustus biasanya sudah normal,” terangnya melalui sambungan telepon. (RSP/riz/ps)

Jadikan Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Program Prioritas

CERIA: Bupati Pacitan Indartato berbagi keceriaan bersama siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada suatu kesempatan. (Foto: pacitanku.blogspot.com)

Pacitan – Pemenuhan hak dan perlindungan terhadap anak menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Pacitan. Ini menyusul penetapan daerah berjuluk Kota 1001 Gua sebagai Kota Layak Anak tahun 2017. Komitmen itu, kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Hendra Purwaka tertuang dalam Perda nomor 1 tahun 2013. Pelaksanaannya melibatkan pemangku kepentingan di semua lini.

“Kita bersama-sama dengan masyarakat untuk bagaimana bisa memenuhi hak-hak anak. Meskipun dengan sumberdaya yang terbatas kita berupaya mewujudkan hak anak dan perlindungan anak di Kabupaten Pacitan,” paparnya saat menjadi nara sumber dialog Spirit Pagi Radio Suara Pacitan, Kamis (27/7/2017) pagi.

Selama ini, layanan hak dasar anak di Pacitan relatif tidak ada masalah. Di bidang kesehatan misalnya, hampir semua anak mendapat imunisasi. Demikian juga dengan fasilitas kesehatan baik puskesmas maupun posyandu yang menjangkau semula wilayah, termasuk pelosok pedesaan. Ini juga berlaku untuk ketersediaan air minum, serta sanitasi yang memadai.

Di era teknologi informasi, kata mantan kepala dinas kesehatan ini, tantangan mendidik anak makin kompleks. Ini karena masuknya segala jenis informasi dengan mudah melalui gawai canggih semisal telepon pintar. Hal itu dapat dimaknai lompatan positif bagi anak-anak, namun dapat pula berdampak buruk jika tidak diawasi dengan baik. Peran orang tua sangatlah penting mengarahkan anak menggunakan teknologi secara bijak.

“Lingkungan harus juga memperhatikan. Kalau lingkungan memperhatikan, lingkungan baik insya Allah anak tersebut juga baik. Utamanya tentu juga tidak bisa lepas dari orang tua maupun keluarga yang tinggal di rumah,” imbuhnya.

Tahun ini Kabupaten Pacitan kembali meraih predikat Kota Layak Anak kategori Pratama. Penghargaan prestisius itu merupakan wujud pengakuan pemerintah pusat terhadap upaya pemerintah daerah mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar anak. Penghargaan diserahkan langsung Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yambise kepada Bupati Indartato di Pekanbaru, Riau, Sabtu (22/7/2017). (RSP/ps/ps)