Berita terbaru

Tinjau Hulu Sungai Penyebab Banjir Batu, Bupati Berikan Dukungan Moral Warga

Arjosari – Bencana banjir batu yang melanda wilayah Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari menyita perhatian Pemerintah Kabupaten Pacitan. Bupati Indartato, Kamis (17/1/2017) meninjau langsung hulu sungai penyebab musibah tersebut. Bupati pun menyampaikan keprihatinan dan memberikan dukungan moral bagi warga terdampak
Insya Allah saudara-saudara kita di sini diberikan kekuatan dan perlindungan oleh Allah SWT. Yang terpenting mari kita biasakan siaga, waspada, serta selalu berdoa, pesan Pak In kepada puluhan warga yang menyambutnya.

Medan berat menuju hulu sungai yang berada di perbatasan Desa Tinatar, Kecamatan Punung tak menyurutkan semangat bupati. Setelah melewati tanjakan ekstrem sejauh 8 kilometer dengan bersepeda motor, rombongan masih harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer. Setibanya di puncak bupati dan rombongan melihat langsung kondisi lereng.

Tentu saja penanganan kejadian ini memerlukan perencanaan yang matang dan kerjasama lintas sektoral. Hal ini sedang dibahas di tingkat pemerintah daerah. Betapapun ini adalah musibah bagi kita semua, imbuhnya.

Informasi yang dihimpun pacitankab.go.id, gejala retakan di titik tersebut sudah lama terjadi. Upaya pengurangan risiko bencana juga sudah dilakukan warga bersama pemangku kepentingan di tingkat kecamatan dan kabupaten. Sebagian warga bahkan sudah menyiapkan lokasi pengungsian jika sewaktu-waktu bencana menimpa.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Tri Mujiharto mengatakan pihaknya telah menghubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait bencana tersebut. Diharapkan dalam waktu dekat tim akan turun ke lokasi guna melakukan penelitian.

Nantinya rekomendasi PVMBG akan digunakan sebagai acuan dalam rangka rencana tindak lanjut, katanya kepada wartawan.(Ryt/Pur/Riz)

Bupati: Hari Jadi, Momen Tingkatkan Kinerja

Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pacitan ke-272 sudah di ambang pintu. Seiring bertambahnya usia, Aparat Sipil Negara (ASN) di daerah berjuluk Kota 1001 Gua diminta lebih meningkatkan kinerja. Ini terkait fungsinya sebagai abdi negara maupun abdi masyarakat
Hari jadi merupakan momentum bersama untuk terus memacu kinerja serta meningkatkan mutu pelayanan, pesan bupati di hadapan ratusan ASN saat upacara tanggal 17 di halaman Pendopo Kabupaten, Selasa (17/1/2017) pagi.

Pimpinan daerah menjelaskan, salah satu tolok ukur kinerja adalah pelaporan administrasi yang baik. Kuncinya adalah akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai aturan yang berlaku. Karenanya, lanjut Indartato, seluruh jajaran Perangkat Daerah harus mengedepankan azas tersebut.

Orang nomor satu di Pacitan berharap, tahun ini daerah yang dipimpinnya kembali sukses memboyong opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Pemeriksaanya sendiri akan dimulai sekitar bulan Pebruari. Predikat WTP sangat penting karena menjadi penanda berjalannya prinsip akuntansi secara benar.

Saya berharap semua pihak bersiap diri menjelang pemeriksaan tersebut. Tidak lupa saya sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya bahwa opini WTP selama beberapa tahun terakhir berhasil kita raih berturut-turut, pungkasnya saat menjadi pembina upacara.(Pur/Riz)

Cuaca Buruk Nelayan Pacitan Lego Jangkar

Cuaca buruk serta gelombang tinggi yang melanda pantai selatan sebulan terakhir memaksa nelayan Pacitan berhenti melaut. Demi keselamatan, mereka memilih berlabuh untuk beberapa waktu
Nelayan kita sudah hafal dengan fenomena alam seperti ini makanya mereka tidak akan memaksa diri melaut, kata Hartono Ketua kelompok Nelayan Teleng.

Gelombang tinggi serta cuaca buruk yang terjadi diakhir tahun hingga satu dua bulan diawal tahun biasa dikenal oleh masyarakat nelayan sebagai musim barat. Jika memasuki musim tersebut maka nelayan lebih memilih menghentikan aktifitasnya dilaut dan bekerja di darat untuk menyambung hidub.

Menurut Hartono, bukan hanya nelayan lokal dengan perahu yang hanya dibawah 5 GT, nelayan andon dengan kapal besar pun banyak yang memarkir kapal. Kalaupun ada yang berani tebar jala, hanya kapal berkekuatan minimal 20 hingga 60 GT.

Sementara, menurut Bambang Marhendrawan, Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Pacitan,fenomena seperti ini bisa berlangsung hingga awal maret mendatang. Dengan kondisi tersebut produksi ikan Pacitan jelas mengalami penurunan. Bahkan, dibanding hari biasa anjloknya hasil tangkapan bisa mencapai kisaran 10 hingga 20 persen.

Jika biasanya sehari nelayan mampu menghasilkan 30 hingga 40 ton karena cuaca buruk hasilnya menjadi berkurang, ungkapnya kepada Suara Pacitan.

Peringatan cuaca buruk dan gelombang tinggi juga dikeluarkan BPBD Pacitan. Dalam imbauanya BPBD minta masyarakat khususnya nelayan untuk berhati hati. Buruknya cuaca serta adanya badai salah satunya disebabkan oleh fenomena siklon tropis yang terjadi di laut Australia.(Riz)

Dorong Percepatan Ekonomi, Bupati Indartato Resmikan Sejumlah Proyek Infrastruktur

Setelah sekian lama masyarakat Ngadirojo dan Sudimoro menantikan jembatan sepanjang kurang lebih 300 meter, akhirnya selesai dan diresmikan bupati Pacitan Indartato, (12/01/2016). Jalur alternatif yang menghubungkan Kecamatan Ngadirojo dan Sudimoro, saat ini sudah dapat dinikmati masyarakat, guna melancarkan roda perekonomian
Dalam sambutanya, bupati Indartato berpesan agar jembatan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, memudahkan akses transportasi dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Selaras dengan program pemerintah, seluruh pembangunan di Pacitan diharapkan bisa membuat masyarakat senang dan sejahtera.

Gunawan, Camat Ngadirojo dalam sambutanya menyampaikan terimakasi kepada pemerintah daerah atas dibangunya jembatan tersebut. Jembatan Dembo sudah mulai digunakan masyarakat, sejak selesai dibangun. Sebelum dibangunnya jembatan ini, para guru dan siswa ke sekolah harus lewat Kangkung memerlukan waktu 1 jam, dengan lewat jembatan baru Dembo hanya 5 menit. Sebagai tanda terimakasih, masyarakat mengadakan tasyakuran dengan menyumbangkan ingkung sebayak 150 buah.

Dowik, seorang warga setempat menuturkan, sebelum proyek baru ini selesai dibangun, warga yang hendak menyeberang sungai, harus berjalan kaki karena jembatan gantung yang pernah ada, sudah lenyap terbawa banjir. Melalui Jembatan Dembo, masyarakat Ngadirojo dan Sudimoro, yang berada di seberang sungai bisa membawa daganganya ke Pasar Lorok dengan jarak lebih dekat.

Pembangunan Jembatan yang berada di dusun Dembo, Desa Ngadirojo, Kecamatan Ngadirojo Pacitan ini dikerjakan selama 5 bulan menghabiskan anggaran kurang lebih 7,8 Miliar Rupiah. Dalam acara ini, sekaligus diresmikan Jembatan Banjarsari Pacitan, peresmian jalan Sendang-Klayar dan Sendang-Kalak Donorojo Pacitan.(Wan/Riz)

Alih Kelola SMA/SMK Tak Ada Masalah

Alih kelola SMA/SMK/SDLB/SLB dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah provinsi tak dirasakan dampaknya bagi keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran tetap berlangsung seperti biasa tanpa kendala berarti. Demikian kata Ari Iryanto, Humas SMKN 3 Pacitan saat berbincang di Dialog Spirit Pagi Radio Suara Pacitan, Kamis (12/1/2017) pagi
Memang, lanjut Ari, kemungkinan akan ada sedikit perbedaan warna saat masih dikelola pemkab dengan di bawah provinsi seperti saat ini. Hal itu berkaitan panjangnya rentang kendali yang dibutuhkan hingga sampai di tingkat sekolah. Ini terutama berkait dengan pembangunan gedung, penambahan ruang kelas, maupun sarana pendukung lainnya.

Saya kira semuanya akan ditangani dengan baik. Jadi siapapun yang mengelola, kelancaran proses belajar mengajar akan dikedepankan, katanya melalui telepon.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Pacitan, Kardoyo menjelaskan saat ini pihaknya masih berada di masa transisi. Ini terutama berkaitan dengan penataan pegawai di lembaga baru tersebut. Terkait panjangnya rentang kendali, menurut mantan Kabag Humas Pemkab ini, tidak menjadi masalah. Sebab meskipun jarak ke ibukota provinsi jauh namun dapat terjawab dengan sistem teknologi informasi.

Di sisi lain, pihaknya justru mengambil langkah maju. Yakni pemberlakuan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Nantinya, pelaksanaan Ujian Nasional akan berlangsung serentak menggunakan perangkat komputer. Guna memastikan kesiapan jumlah perangkat, Kardoyo beserta jajaran sudah menginventarisir jumlah komputer di semua SMA dan SMK.

Insya Allah jumlahnya memadai dan kita siap melaksanakan UNBK, pungkas Kardoyo yang saat dihubungi sedang meninjau SMK Negeri Pringkuku.(Pur/Riz)