Arah kebijakan Bupati Pacitan terkait potensi Gempa dan Tsunami di Selatan Pulau Jawa dipastikan sesuai dengan arahan pemerintah pusat. Namun sebelum itu ia mewanti-wanti kepada seluruh masyarakat bahwa segala kemungkinan tersebut merupakan potensi yang berdasar pada satu penelitian pada satu disiplin ilmu pengetahuan dan rangkaian sejarah.
Edukasi kepada seluruh masyarakat menjadi prasyarat wajib yang harus diutamakan menjadi satu program-program instansi terkait secara berkelanjutan. “Mereka yang berada di zona merah utamanya harus teredukasi dengan baik,” terang Bupati menyikapi kunjungan Mensos kemarin (11/09).
Disamping mempunyai ancaman serius terhadap potensi bencana, Kabupaten Pacitan secara alami mempunyai desain perbukitan. Wilayah tersebut tentu akan memudahkan masyarakat yang menyelamatkan diri ketika benar terjadi gelombang tsunami. “Namun kami juga menyiapkan titik-titik strategis untuk evakuasi dan bahan makanan, hanya saja itu masih kami koordinasikan, yang paling baik yang mana,” lanjut Mas Aji.
Soal pembangunan sarana prasarana sebagai investasi kebencanaan, sementara Bupati cenderung mengesampingkan. Ini karena besaran gempa berpotensi merusak sarana prasarana yang telah dibangun. Sedang nilai pembangunan untuk itu tidaklah sedikit.
Metode kampanye untuk meruncingkan pemahaman masyarakat terhadap potensi bencana menjadi satu kunci yang cukup baik. Sehingga berbagai latihan, pembentukan desa tangguh dan lain sebagainya adalah membudayakan masyarakat akan bahaya bencana tsunami.
“Jika gempa besar, masyarakat mempunyai kesadaran sehingga bergegas menyelamatkan diri dan keluarga di tempat yang aman,” harap nya.
Pemerintah sejauh ini juga tampak menjaga hubungan yang baik antara pihak provinsi maupun pusat, terbukti dengan kunjungan beberapa kali kepala BMKG dan kemarin Mensos RI. namun demikian berbagai komunikasi yang bersifat koordinasi akan tetap dijaga pemda terhadap pemerintahan yang lebih tinggi. (Pemkab Pacitan)
WhatsApp chat