Pantau Khitan Masal, Bupati Pacitan Beri Dorongan Semangat

Duduk paling pinggir, Reza nampak gelisah menunggu giliran dipanggil petugas. Sesekali pandanganya tertuju ke secarik kertas yang ia genggam erat. Diantara puluhan anak yang hadir untuk mengikuti Khitan Masal, gilirannya masih lama. Reza berada di nomor urut 46.
Untuk menghilangkan jenuh, sesekali Anak kelas V SD asal Desa Bangunsari itu mengajak bergurau teman di sebelahnya. Sang bunda yang sadar anaknya ciut nyali datang menghampiri untuk memberikan dorongan semangat.
“Insya Allah berani karena disuruh Ibu,” ucap Reza lirih.
Reza merupakan salah satu peserta Khitan Masal dalam rangka memperingati Hari Korpri ke-50, Hari Guru Nasional ke-27 dan HUT ke-22 Dharma Wanita Persatuan yang dilakukan Baznas Kabupaten Pacitan di Gedung Karya Dharma. Acara yang dibuka langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji itu diikuti oleh 83 peserta dari beberapa wilayah di Pacitan.
“Anak-anaku, hari ini hari yang sangat bersejarah buat kalian semuanya. Nangis mboten napa-napa, Insya Allah tidak sakit karena sekarang teknologinya sudah luar biasa,” kata Bupati memberikan semangat kepada anak-anak peserta khitan masal, Senin (29/11).
Tidak lupa Bupati Indrata Nur Bayuaji menyampaikan apresiasi kepada Baznas Kabupaten Pacitan serta orang tua yang telah mempercayakan anak anaknya untuk mengikuti khitan massal. Ucapan terimaksih juga diberikan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah menyisihkan sebagian rejekinya melalui Baznas Kabupaten Pacitan sehingga dapat membantu kegiatan-kegiatan bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan.
Dalam kesempatan tersebut turut hadir Wakil Bupati Pacitan Gagarin, Ketua TP PKK Kabupaten Pacitan Efi Suraningsing Indrata Nur Bayuaji serta Ketua GOW Kabupaten Pacitan Hendarti Gagarin. (HumasPacitan / Pemkab Pacitan)

Watumejo Manggrove Park Elaborasi Kelestarian Lingkungan Dan Ekowisata

Pemerintah Kabupaten Pacitan bersama BNPB serta relawan dan masyarakat, Minggu (29/11) siang melakukan penanaman pohon manggrove di hilir Sungai Grindulu Desa Kembang Kecamatan Pacitan. Aksi ini sendiri merupakan bagian dari upaya mitigasi resiko bencana yang diinisiasi oleh Rumah Zakat Indonesia.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji bersama Wakil Bupati Pacitan Gagarin, Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan, Kepala Pelaksana BPBD Jatim Budi Santoso serta CEO Rumah Zakat Nur Efendi. Dalam kesempatan tersebut juga dilaunching Watumejo Manggrove Park yang akan menjadi pusat pengembangan tanaman manggrove.
“Saat ini kita akan menanam mangrove yang nantinya kita harapkan tanaman manggrove ini dapat meminimalisir dampak bencana. Selain greenbelt yang sudah tumbuh dengan baik,’ kata Bupati dalam sambutannya.
Selain untuk kelestarian lingkungan serta mengurangi dampak resiko bencana keberadaan Watumejo Manggrove Park juga diharapkan menjadi daya ungkit perekonomian masyarakat. Hutan mangrove akan menjadi habitat penting bagi organisme kelautan selain menjaga pantai dari abrasi.
“Konsep kita ada dua yakni tangguh bencana dengan memberikan literasi kepada masyarakat serta kelestarian lingkungan dan dielaborasi dengan potensi desa,” sambung Nur Efendi, CEO Rumah Zakat Indonesia.
Menurut Nur Efendi, ada banyak potensi di Desa Kembang yang dapat dikolaborasikan dengan Watumejo Manggrove Park nantinya. Seperti tambak bandeng, tambak udang serta yang tidak kalah menarik adalah ekowisata. Selain itu Watumejo Manggrove Park juga digadang menjadi pusat bibit manggrove di Jawa Timur. (humaspacitan / Pemkab Pacitan)

Selamat datang di Destinasi Baru Watu Mejo Mangrove Park

“Rintisan Hutan Bakau ini adalah Education Tourism yang bakal menjadi mimpi baru wisatawan baik dari dalam dan mancanegara. “Khas yang luar biasa, sekaligus penggerak ekonomi,”  Andi Faliandra (Kepala Disparpora Pacitan)

Berawal dari sebuah ancaman Bencana, Pemdes Kembang beserta kelompok masyarakat di Dusun Kiteran, Desa Kembang melahirkan destinasi baru.  Distinasi baru itu diberi nama Watu Mejo Mangrove Park.  Kali ini sebanyak 8000 bibit Mangrove ditanam ratusan orang dari berbagai kelompok.
“Ide sebenarnya sudah dari 2014 lalu,” terang Sahudi Kepala Desa Kembang di sela Launching Watu Mejo Mangrove Park, (28/11).

Semantara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pacitan, Andi Faliandra mengaku rintisan Hutan Bakau ini adalah Education Tourism yang bakal menjadi mimpi baru wisatawan baik dari dalam dan mancanegara. “Khas yang luar biasa, sekaligus penggerak ekonomi,” ungkapnya.

Upaya saling mendukung tentu menjadi keutamaan bagi Watu Mejo Mangrove Park. Pemkab Pacitan terus berupaya melakukan penataan,berinovasi dan terus menggali potensi wisata yang ada. Mengingat kawasan Pariwisata Pacitan berada di antara Borobudur dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

“Menunggu mereka mempersiapkan Perdes tentang Retribusi, kami bersiap untuk promosinya,” lanjut Andi yang mengaku tahapan demi tahapan Watu Mejo Mangrove Park sangat luar biasa. (Pemkab Pacitan)

Sinergitas Pentahelix

Potensi ancaman bencana geologi dan meteorologi di wilayah pesisir selatan Jawa Timur terus diantisipasi. Salah satunya melalui kegiatan Ekspedisi Sapa Destana Wilayah Pesisir Jawa Timur yang dimulai di Kabupaten Pacitan, tepatnya di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 27 desa pesisir di wilayah Kabupaten Pacitan dan dihadiri langsung Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Budi Santosa.
Dalam sambutannya, Budi mengungkapkan upaya meningkatkan kapasitas masyarakat melalui Destana merupakan salah satu pilihan yang tepat saat menghadapi bencana.
“Desa tangguh merupakan upaya antisipasi bencana melalui pemberdayaan masyarakat,’’ kata Kalaksa, kemarin (28/11).
Sementara untuk pengurangan risiko bencana, point terbaik justru menempatkan masyarakat sebagai subjek atau pelaku utama kegiatan. Sehingga lahirlah kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan kebencanaan.
Sapa Desa kali ini juga dirangkaikan dengan Launching Watu Mejo Mangrove Park dan Penanaman Mangrove di Dusun Kiteran Desa Kembang. Lokasi tersebut dipilih lantaran menjadi lokasi terparah banjir 2017 dan menjadi Desa Tangguh Bencana (Destana) pertama di Kabupaten Pacitan.
Penanaman mangrove yang nantinya menjadi hutan bakau merupakan langkah mitigasi struktural, untuk pencegahan dan konservasi di wilayah pesisir dan penghijauan, mencegah abrasi, penahan ombak besar sekaligus bisa digunakan sebagai wadah edukasi wisata di wilayah pesisir.
Langkah yang dilakukan BPBD Kabupaten Pacitan tersebut tentu seirama dengan visi Bupati Pacitan, yakni masyarakat yang sejahtera dan bahagia melalui pemahaman dilini kebencanaan.
“Sesuai arahan Bupati melalui BPBD Pacitan, kita perlu mereview kembali kepada desa wilayah pesisir di Kabupaten Pacitan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bencana walaupun bencana itu tidak diharapkan” kata Kalaksa BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo di kesempatan yang sama.
Setidaknya ada 4 titik yang menjadi perhatian BPBD Pacitan dalam konservasi hutan bakau di pesisir selatan Pacitan. Diantaranya Pantai Pancer, Sidomulyo, Hadiwarno dan Pantai Watukarung. Untuk itu BPBD akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait dan pemerintah atas.
“Bicara soal kebencanaan, tentu kami tidak dapat melaksanakannya sendiri, semua unsur yakni pemerintah, dunia usaha, akademisi, media dan masyarakat harus berkolaborasi bersama,” pungkas Didik. (BPBD Pacitan/DiskominfoPacitan)

20 Beasiswa D2; Lulus 100 Persen

Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) melakukan kerjasama untuk meningkatkan kompetensi ASN khususnya di bidang TIK dengan Akademi Komunitas Negeri (AKN) Pacitan. Kerjasama ini telah dilakukan sejak tahun 2019 lalu.

20 PNS lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan mendapatkan beasiswa tugas belajar di Akademi Komunitas Negeri (AKN).

Bertempat di AKN Pacitan (27/11), sebanyak 20 PNS yang mengikuti program beasiswa AKN diwisuda.

Menurut pelaksana teknis, Kepala Bidang Pendidikan dan Pengembangan Kompetensi Aparatur, Wahyudi Sukarno, program ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi ASN khususnya di bidang TIK.

“ASN bisa memanfaatkan ilmu yg diperoleh untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga pelayanan publik menjadi lebih optimal,” lanjutnya.

Hal ini sebagai upaya m mendukung visi misi Bupati Pacitan, yakni menciptakan birokrasi pemerintah yang inovatif, profesional dan melayani.

Kerjasama pemberian beasiswa seperti ini harus terus dilakukan untuk meningkatkan kompetensi ASN di lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan. Sehingga terwujud ASN Pacitan yang profesional, inovatif dan melayani. (BKPPDPacitan/DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat
BESbswy