Bertambah 6 Kasus Baru Didominasi Cluster Impor

Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto Kembali mengumumkan penambahan pasien baru, tidak tanggung-tanggung 6 pasien dinyatakan positif pada (20/07) sehingga terpaksa pasien harus menjalani karantina di Wisma Atlet Pacitan.

Keenam kasus baru tersebut meliputi dua pasien dari Kecamatan Tulakan yang disinyalir terjangkit dari PDP yang meninggal di Kabupaten Gresik yang dikebumikan di Wonosidi, Tulakan. Kemudian kasus ketiga adalah perantau dari Desa Wonodadi Kulon yang mengaku habis merantau ke Surabaya.

Pasien keempat adalah seorang driver dari transmisi lokal Sudimoro yang  habis melakukan perjalanan ke Kota Bandung. Sedang kelima adalah keponakan yang sebelumnya dinyatakan positif dari pasien covid-19 yang kini berada di Wisma Atlet. Sedang terakhir adalah pasien dari Sepang, Tulakan yang tertular karena kontak langsung dari pasien covid-19.

Di tengah kabar buruk tersebut, Rachmad juga mengumumkan tujuh pasien yang kini dapat kembali berkumpul bersama keluarganya. Diataranya, tiga orang dari cluster Sudimoro, dua yang lain tenaga kesehatan, satu dari kembang dan satu terakhir dari cluster Temboro. “Sehingga angka kesembuhan cukup baik yakni 51 persen atau total 25 orang,” terang Rachmad.

Dalam waktu sebulan terakhir, angka pertumbuhan kasus positif periode Juli di Kabupaten Pacitan melebihi kasus 3 bulan sebelumnya yakni bulan April, Mei dan Juni. hal ini membuat Jubir tak henti-hentinya kembali menyampaikan agar masyarakat supaya proaktif terhadap himbauan yang disampaikan jajaran pemerintah. Agar tujuan bersama memenangkan pertarungan dengan covid-19 dapat tercapai.

Melalui metode 3M yang telah diketahui bersama, yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak. Mengingat hingga kini vaksin belum ditemukan, sehingga vaksin terbaik adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan.

“AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) harus dibarengi dengan disiplin terhadap protokol kesehatan, dan jangan keluar kota dulu,” tambah Jubir. Penambahan 6 pasien tersebut sekaligus membuat total kasus di Pacitan menjadi 49 pasien, 2 meninggal, sembuh 25, dan 22 pasien kini masih berada di Wisma Atlet. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Dua Warga Tegalombo Positif

Kasus positif covid-19 di Kabupaten Pacitan kembali bertambah di penghujung pekan pertengahan Juli, 2 warga Tegalombo dinyatakan positif setelah mengikuti uji swab yang hasilnya terkonfirmasi hari ini (19/07).

Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto menjelaskan, pasien pertama adalah seorang perantau di kota Surabaya, memilih pulang lantaran menunjukkan gejala sakit. Setelah menjalani swab hasil menunjukkan PDP tersebut positif covid-19.

Sedang untuk pasien kedua merupakan PDP yang meninggal dunia, setelah keluar hasil swab ternyata pasien yang sebelumnya dirawat di rumah sakit tersebut juga tertular virus corona.

Dari penambahan dua pasien tersebut, membuat total keseluruhan kasus menjadi 43 pasien. 2 pasien meninggal dunia, sembuh 18 kasus dan 23 pasien lain menjalani perawatan di Wisma Atlet. Untuk total PDP hingga hari ini sebanyak 27 orang.

“Kami tetap menghimbau kepada masyarakat agar tetap menjalankan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Disamping tetap stay at home, kecuali dalam keadaan yang penting,” kata Jubir.

Rachmad mengaku, satgas sampai saat ini masih mempunyai ratusan hasil uji swab yang belum terkonfirmasi baik dari cluster lokal maupun dari transmisi petugas medis. Ia berharap sampel jaringan mukosa yang dikirim tersebut tidak terindikasi virus corona.

“Kita berharap hasilnya segera keluar secepat mungkin, tapi bagaimana Surabaya yang melaksanakan,” ungkap Dia. Begitu juga dengan transmisi petugas medis yang tetap menjadi perhatian melalui  metode T3 secara tajam.

Terus bertambahnya kasus baru di Kabupaten Pacitan membuat mimpi menciptakan zona hijau semakin di angan-angan. Sebab kini Kabupaten Pacitan tidak lagi berstatus sebagai zona kuning melainkan oranye. Artinya berbagai inovasi yang harusnya dapat dilakukan pemerintah harus kian tertunda. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

2 Pasien Covid-19 dari Kebonagung Sembuh

Kabar baik tersebut disampaikan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto melalui Bidang Informasi, Diskominfo Pacitan di ruangnya (17/07).

Pasien pertama adalah seorang laki-laki berusia 60 tahun yang disinyalir terinfeksi covid-19 saat ia merantau di Jakarta lalu menunjukkan gejala sakit, seketika saat itu yang bersangkutan langsung dilarikan ke RSUD dr. Darsono Pacitan.

Sedang pasien kedua yang hari ini dapat berkumpul bersama keluarga adalah seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahun, ia terkonfirmasi positif cornoa lantaran tertular dari anaknya yang menimba ilmu di Temboro, Magetan.

“Meski dinyatakan sembuh dengan dua kali tes Swab, kedua warga Kebonagung tersebut tetap harus menjalankan karantina mandiri selama dua pekan,” kata Rachmad.

Dengan bertambahnya 2 pasien sembuh di Kabupaten Pacitan membuat total keseluruhan pasien sembuh menjadi 18 kasus. Jubir berharap kondisi tersebut menjadi motivasi bagi penderita yang lain supaya lekas dapat negatif Swab dan berkumpul bersama keluarga.

Begitu juga bagi masyarakat untuk lebih siap terhadap skenario Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) terhadap pandemi covid-19. “Hidup dan berdampingan dengan corona, sehingga mau tidak mau kita harus menjalankan protokol kesehatan,” lanjut Dia.

Semantara Provinsi jawa Timur kini menjadi top rangking kasus covid-19 di Indonesia, hal tersebut jika dibiarkan bukan tidak mungkin akan semakin membenamkan Kabupaten Pacitan di posisi yang kian sulit.

“Ayo masyarakat tetap waspada, jangan mengentengkan. Corona berada disekitar kita, kita harus menjaga diri, keluarga dan lingkungan melalui 3M (Menjaga jarak ,Mencuci tangan, Memakai masker),” tambah Jubir.

Sementara itu pemerintah akan semakin menajamkan metode 3T (Tracing, Testing dan Tracing) untuk menekan angka kasus covid-19, sehingga harapan menjadi zona hijau segera dapat terealisasi. Sehingga pemerintah dapat leluasa berinovasi. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Sambut AKB; Kodim 0801 Sulap Area Menjadi Pertanian dan Peternakan

Sinar sang surya Jumat pagi (17/07) yang kuning keemasan di lingkup Kodim 0801 Pacitan menjadi spirit menyambut Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Kodim bersama seluruh jajaran pejabat forkopimda pagi itu melaksanakan senam bersama, dengan dibalut disiplin protokol kesehatan secara ketat.

Letkol Nuri Wahyudi, Komandan Kodim setempat sangat memahami bahwa Kabupaten Pacitan terkenal akan situasinya yang adem, ayem lan tentrem.

Kondisi demikian mesti sering-sering dipupuk, sehingga kekompakan dan kebersamaan terus dapat terjaga sepenuhnya. Apalagi akhir-akhir ini pandemi covid-19 hadir menguji seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

Area kodim seluruhnya 18 hektar, 6 hektar diantaranya berfungsi sebagai perkantoran. Sisanya 12 hektar oleh Nuri secara bertahap disulap menjadi wilayah pertanian dan peternakan yang asri dan rindang.

Hal tersebut selain untuk ketahanan pangan, menurutnya juga sebagai wahana rekreasi masyarakat umum. “Termasuk juga kita siapkan untuk olahraga bagi siapa saja,” ujar Dia.

Sementara Bupati Pacitan Indartato yang hadir dalam rangkaian senam dan peninjauan area Kodim tersebut mengatakan pemanfaatan area tersebut patut diacungi jempol.

Bahkan, ia mengaku merasa tertantang untuk turut berkontribusi dalam penyempurnaan wilayah tersebut. “Upaya ini harus kita lestarikan,” ucap Indartato. (budi/anj/tika/DiskominfoPacitan).

Hindari Risiko; Tamu Bupati di Cek 2 Lapis

Kian bertambahnya korban pandemi Covid-19 khususnya di Jawa Timur membuat Jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan semakin mendisiplinkan protokol kesehatan, termasuk di lingkup Pendopo Kabupaten Pacitan.

Siapa saja yang hendak bertemu Bupati Pacitan Indartato, mulai hari ini (15/07) diwajibkan melewati satu pintu yang dijaga petugas 24 jam dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), siapa saja tamu yang hendak menghadap wajib membersihkan tangan dengan Hand Sanitizer, menggunakan masker dan di cek suhu tubuhnya.

Menurut Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto, upaya itu selain mencontohkan protokol secara ketat juga meningkatkan kewaspadaan terhadap kepala daerah dimana usianya tidak lagi muda. “Setiap tamu harus lewat satu pintu Ruang Peta bagian barat,” katanya. (DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat