Dorong Ponpes Semakin Berkembang

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Sabtu (11/06/2022) melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Makah Madinatul Quran (PPTQ MMQ) Di Dusun Barong Wetan Desa Candi Kecamatan Pringkuku.

Hadirnya PPTQ MMQ di Pacitan menjadi bukti pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Pacitan semakin baik. Demikian pula dengan masyarkat semakin memiliki banyak pilihan untuk menentukan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.

“Membangun Pacitan tidak hanya dibutuhkan fisik tapi juga penguatan SDM salah satunya pendidikan dari pondok pesantren,” kata Bupati dalam sambutannya.

Mas Aji berharap lembaga pondok pesantren semakin berkembang untuk membantu pemerintah daerah mewujudkan SDM ungul. Sampai saat ini di Kabupaten Pacitan sudah berdiri sebanyak 37 pondok pesantren tersebar di 12 kecamatan. (prokopim pacitan / Pemkab Pacitan)

Campsite Gunung Lanang di Desa Ngile Kecamatan Tulakan Pacitan

Di lokasi inilah Bupati Pacitan @inb_indratanurbayuaji bermalam camping, dalam rangkaian ngantor di Kecamatan Tulakan 9-10 Juni 2022.

Dengan ketinggian sekitar 750 mdpl, Gunung Lanang ini merupakan salah satu jajaran puncak-puncak tertinggi Pacitan. Saat cerah akan nampak view Gunung Lawu dan Gunung Sepang.
Dimanapun ternyata Pacitan itu tetap indah.

 

 

Gunung Lanang Sensasi Offroad Diatas Ketinggian

Iring iringan mobil offroad membelah keheningan malam. Deru mesin mobil empat penggerak meraung keras mendaki jalanan menanjak yang sebagian berlumpur. Meski pelan, namun kendaraan yang membawa rombongan bupati itu mampu menaklukkan jalur ekstrim menuju lokasi camping.

Gunung Lanang yang menjadi titik camping bupati kali ini memang memiliki medan cukup menantang. Berada di wilayah berbatasan antara Desa Ngile Kecamatan Tulakan dan Desa Gedangan Kecamatan Arjosari, gunung ini memiliki ketinggian lebih dari 700 Mdpl.

Menurut salah seorang warga, dari puncak Gunung Lanang terpampang pemandangan luas. Bahkan, jika cuaca mendukung megahnya Gunung Lawu jelas terlihat dari puncak gunung ini. Dilokasi ini Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji beristirahat menghabiskan malam setelah seharian beraktivitas ngantor di Kecamatan Tulakan.

“Menawi mboten ketutup pedut (kabut) Gunung Lawu mawon saking mriki ketingal mas,” ujar Misno.

Misno hanyalah satu dari puluhan warga yang datang ke lokasi camp bupati. Pria paruh baya tersebut rela berjalan lebih dari 1 km demi bertemu orang nomor satu di Pacitan itu. Hebatnya, Misno bukan warga Ngile Tulakan namun justru warga Gedangan Kecamatan Tegalombo.

Hadirnya puluhan warga dilokasi ngecamp memang cukup mengejutkan. Selain karena lokasinya yang jauh agenda satu ini memang tidak pernah menghadirkan warga sebelumnya. Melihat antusiasme warga bupati pun mengajak mereka untuk berkumpul, bernyanyi bersama untuk melepas penat. (prokopim pacitan / Pemkab Pacitan)

 

Mas Aji Gelar Doa Bersama Masyarakat Kecamatan Tulakan

Masih dalam rangka ngantor di Kecamatan Tulakan, malam ini Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji bersama masyarakat Kecamatan Tulakan menggelar doa bersama di pendopo kecamatan.
Usai doa bersama Mas Aji dan rombongan direncanakan bermalam camping di Gunung Lanang Desa Ngile. (prokopim pacitan/ Pemkab Pacitan)

Bertemu Petani Pinang Mas Aji Berharap Komoditas Berkembang

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji memanfaatkan agenda ngantor di kecamatan untuk melihat dari dekat potensi wilayah. Tak terkecuali saat ngantor di Kecamatan Tulakan, Kamis (09/06/2022). Orang nomor satu di Pacitan itu memanfaatkan waktu senggang untuk menemui petani setempat.

Bukan petani biasa yang menarik perhatian bupati namun, kelompok warga yang merintis budidaya pinang. Komoditas tersebut tak lazim bagi warga pacitan dibandingkan menanam padi, jagung atau tanaman perkebunan lainnya.

“Ini sangat luar biasa semoga bisa berkembang dan yang terpenting masyarakat semangat mengembangkan tanaman pinang ini agar perekonomiaan terangkat,” kata Bupati penuh semangat.

Meski tidak asing bagi masyarat Pacitan namun, pohon pinang tidak pernah dibudidayakan. Padahal komoditas yang digunakan untuk bahan baku pewarna cat kosmetik dan farmasi tersebut memiliki nilai ekonomis tinggi. Tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik namun juga ekspor.

“Kita sudah lebih setahun memulai budidaya ini dan sudah tersalurkan 20 ribu bibit pohon pinang, ke petani” kata Nasrudin, kordinator pinang Pacitan.

Menurut Nasrudin saat ini sudah terbentuk kelompok petani pinang yang berangotakan 40 petani. Jenis pinang yang banyak ditanam adalah jenis betara, wangi dan seluang. Semuanya adalah jenis pinang kualitas eksport.
Kondisi wilayah Tulakan sendiri sangat cocok untuk budidaya pinang karena ketinggianya dibawah 800 Mdpl. Untuk satu kilo pinang kering saat ini dihargai Rp.13 ribu,” imbuh Slamet Riyanto, pembawa sekaligus penampung buah pinang dari perusahaan penyokong.

Selain bertemu kelompok petani pinang, Mas Aji juga mampir melihat budidaya jamur kuping dan jamur tiram milik warga Tulakan. Tidak hanya mengembangkan tanaman jamur, rumah jamur Intan Cendawan Squad tersebut juga memproduksi media jamur (Baglog). (prokopim pacitan / Pemkab Pacitan)

WhatsApp chat