Waspada; La Nina di Awal Musim Hujan

Sejumlah ruas jalan protokol Kota Pacitan tertutup endapan lumpur, material tersebut berasal dari saluran drainase yang tidak mampu menampung curah hujan sedang dan tinggi yang terjadi semalam (11/10) hingga pagi tadi (12/10).

Fenomena ini sekaligus merubah musim kemarau menjadi musim hujan, sesuai rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang disampaikan Diannita Agustinawati, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan. Hujan diperkirakan akan berlangsung hingga Februari tahun 2021.

Sedang untuk curah hujan yang tinggi beberapa pekan terakhir karena adanya fenomena La Nina. Sebuah anomali sistem global yang terjadi dengan periode dua sampai tujuh tahun karena perubahan suhu air laut di samudera Pasifik, kondisi demikian sehingga meningkatkan volume hujan.

Kejadian tersebut ternyata tidak hanya terjadi di Kabupaten Pacitan saja, namun merata di semua wilayah di Indonesia. Namun demikian BPBD mengaku hingga saat ini pihaknya masih melakukan droping air bersih di sejumlah wilayah.

Karena ternyata curah hujan di beberapa titik masih dinilai belum mampu menghidupkan kembali sumber-sumber air. Sedang beberapa tempat yang lain masyarakat dihimbau untuk senantiasa memperhatikan kondisi lingkungannya untuk mencegah kemungkinan banjir dan tanah longsor. “Cek saluran air dari sampah,” himbau Dian.

Didik Alih Wibowo, Kepala BPBD Pacitan saat memantau jalannya proses pembersihan lumpur di Jalan Ahmad Yani mengatakan, pihaknya pada proses tersebut didukung beberapa dinas terkait seperti LH, Damkar maupun PUPR Pacitan. “Lumpur ini dapat mengakibatkan bencana juga,” kata Dia (12/10) kepada Diskominfo Pacitan.

Kondisi ini sekaligus membuat BPBD harus meningkatkan konsentrasi terhadap potensi bencana di musim penghujan, seperti banjir, longsor, angin maupun ancaman pohon tumbang yang bersifat sporadis yang kerap terjadi. “Bicara musim hujan berarti rata di 12 Kecamatan,” imbuh Didik. (bd/anj/zaq/ryt/dzk/rch/DiskominfoPacitan).

Update Covid-19; 5 Kasus Dinyatakan Sembuh

Pasien sembuh kembali bertambah di Kabupaten Pacitan, usai rilis resmi penambahan kasus baru dari hasil Swab massal di Desa Arjowinangun dan sekitar (22/08), dimana Tim Gugus Tugas Penanganan (TGTP) Covid-19 Pacitan menemukan 4 kasus baru yang diumumkan kemarin (26/08).

Kasus sembuh tersebut sebanyak 5 pasien, selama positif Covid-19 yang bersangkutan menjalani karantina di Wisma Atlet. Kelima pasien tersebut meliputi 3 warga Arjowinangun dari Cluster lokal Sudimoro, 1 dari Desa Ngadirojo dan terakhir dari Desa Tanjungpuro.

Penambahan tersebut disampaikan Jubir TGTP Rachmad Dwiyanto yang kemudian ditindaklanjuti oleh Bidang Informasi Diskominfo Pacitan sebagai informasi resmi perkembangan penanganan virus Corona.

Masyarakat tetap dihimbau supaya untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan mekanisme 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak). Mengingat hanya dengan cara tersebut masalah bersama ini dapat benar-benar diatasi. (DiskominfoPacitan).

Satgas Covid-19 Pacitan Rilis 4 Kasus Baru

Penambahan kasus positif covid-19 di Kabupaten Pacitan kembali terulang, Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto menyatakan adanya 4 kasus baru. Dua diantaranya adalah cluster lokal Sudimoro dari pengembangan pasien 56 dari kecamatan kota berusia 56 tahun dan 4 tahun.

Sedang 2 pasien selanjutnya adalah cluster impor, yang bersangkutan merupakan pendatang dari Kabupaten Sidoarjo yang kini tinggal di Wonodadi Kulon dan Ngadirojo. “Sehingga kini total menjadi 62 kasus,” kata Rachmad (07/08) di ruang PPID, Diskominfo Pacitan.

Pada kesempatan tersebut Rachmad juga mengemukakan penambahan kasus sembuh sebanyak 6 pasien, namun 2 diantaranya adalah pasien titipan yang tidak masuk di data satgas Pacitan. “Mereka dari Kecamatan Arjosari dan Pacitan yang masuk data di Kabupaten Lumajang, Jatim,” lanjutnya.

Sedang untuk 4 yang masuk di Pacitan adalah pertama dari Desa Sumberejo, Sudimoro. 2 Wonoasri, Ngadirojo. 3 dari Sumberejo, Sudimoro dan terakhir dari Wonodadi Kulon, Ngadirojo. Sehingga angka kesembuhan di Kabupaten Pacitan kembali meningkat dari 79,3 persen menjadi 80,3 persen.

Demikian, mantan Kadinkes tersebut tetap menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap kondisi yang terjadi. Termasuk proaktif terhadap pemerintah, dengan mengedepankan kejujuran, karena melalui sikap jujur tersebut upaya Tracing yang dilakukan dapat berakhir maksimal.

“Masyarakat juga kami mohon untuk sadar, karena kita kini berdampingan dengan corona. Maka Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) harus benar-benar dilaksanakan dimana didalamnya ada 3M yaitu Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak,” harap Dia. (budi/notz/alAzim/nic/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Pandemi Corona; Indartato Dukung Inovasi untuk Pertahankan Status Siaga

Peran individu masing-masing masyarakat sangat penting untuk menghadapi ancaman Corona Virus yang menjadi perhatian seluruh warga dunia akhir-akhir ini.

Indonesia tentu ogah menjadi Cina, Italia atau  Amerika yang menjadi top pasien Covid-19 terbanyak. Jelas, di negara itu seluruh sektor mendapat jatah imbasnya. Mulai ekonomi bahkan nyawa sekalipun.

Cermat menyaksikan itu, Bupati Pacitan Indartato mengapresiasi seluruh ASN ataupun masyarakat yang berinovasi membantu pemerintah dalam memerangi pandemi ini melalui bidangnya masing-masing, mulai programmer, petugas medis hingga Kepala Desa.

Penghargaan inovator tersebut diberikan secara simbolis kepada Hesna Dwi Rahmawati dan Antin Mustika Sari, inovator dan penggerak pembuatan APD, Setyobudi, Rorik Setyobudi, Hendrik Mulyanarko, Gunawan Susanto, Moch. Fahrudin Hariadi, Ekhi Kharisma Prihangka, Ary Setyo Nugroho, Perancang APD. Kepala Desa Sedeng, Tinatar dan Banjarsari, partisipasi menyediakan alat cuci tangan setiap rumah. Lurah Ploso, Partisipasi keswadayaan warga dan pengaturan jalur lingkungan dalam rangka waspada Covid-19.

“Tadi malam saya muter-muter, naik mobil pribadi di perbatasan, saya di stop. Awalnya saya tidak mau turun. Akhirnya saya dipaksa turun untuk diperiksa, begitu tahu mereka kaget,” kata Bupati (02/04).

Momentum itu menunjukkan totalitas dan disiplin tinggi dari semua unsur, menjadi piranti penting semua petugas di lapangan. Tanpa terkecuali seluruh masyarakat.

Di kacamata yang lebih luas, Bupati juga meminta kepada seluruh jajaran untuk senantiasa jujur dan apa adanya. Membuka seluruh kenyataan sehingga kondisi Kabupaten Pacitan yang saat ini berada pada status siaga dapat dipertahankan.

Misi mencegah pandemi yang dapat melumpuhkan seisi Kota 1001 Goa dengan bentang alamnya yang indah, tentu dengan inovasi yang dibumbui kesadaran tinggi. Tidak perlu takut, tapi selalu waspada dan mematuhi semua larangan pemerintah.

“Saat ini masalah kita adalah anggaran, tapi saya sudah perintahkan Pak Sekda untuk mengurusnya,” pungkas Bupati. (budi/rch/wira/DiskominfoPacitan).