Strategi Pelayanan Perpustakaan Berbasis Social Approach

Tantangan pelayanan perpustakaan dewasa ini semakin berat. Teknologi yang berkembang pesat telah banyak berpengaruh pada mindset masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja bahkan orang tua. Budaya tutur, mendongeng, membaca buku sudah semakin usang dan banyak ditinggalkan masyarakat kita. Teknologi dianggap dewa yang bisa menyelesaikan semua persoalan kehidupan. Dan ketika karakter masyarakat kita terutama generasi muda berubah secara drastis, baru kita semua kelabakan. Sopan santun yang mulai hilang, keberanian anak terhadap orang tua dan guru yang tanpa kendali bahkan cenderung bersifat destruktif, kebaikan yang mulai terkikis jaman dan banyak hal negatif lainnya yang seharusnya tidak terjadi tapi kita menghadapi setiap hari. Perpustakaan sebagai source of knowledge (sumber pengetahuan) masyarakat memiliki tanggung jawab moral untuk turut serta merubah tantangan tersebut menjadi peluang. Bidang Layanan dan Koleksi berupaya untuk selalu dekat dengan pemustaka dan mengembangkan sebuah sistem pelayanan berbasis social approach (pendekatan social) untuk memberikan pencerahan dan pencerdasan masyarakat sebagai bagian dari layanan akses informasi seluas-luasnya secara positif. Sehingga diharapkan masyarakat, generasi muda kita mengerti dan memahami serta bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang salah mana yang benar, mana yang boleh mana yang tidak boleh, mana yang hanya untuk kepentingan sesaat mana yang untuk masa depan.

Dengan membuka peluang kerjasama seluas-luasnya kepada berbagai pihak, dimana salah satunya dengan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) SMP se-Kabupaten Pacitan, maka akan semakin luas pula sasaran yang akan dicapai (masyarakat). Dengan demikian, masyarakat yang mengenal Perpusda akan semakin banyak.

Bulan November ini, kembali untuk kesekian kali Dinas Perpustakaan Pacitan menjadi tempat dilaksanakannya MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Seperti acara-acara MGMP sebelumnya, acara ini bahwasanya juga merupakan bentuk kerjasama Bidang Layanan dan Koleksi dengan pihak-pihak yang ingin melaksanakan acara di Dinas Perpustakaan Pacitan, dimana kami memberikan pinjaman fasilitasi tempat pelaksanaan acara.

Setidaknya bulan November ini, ada 3 MGMP SMP yang mengadakan kegiatannya di Disperpusda. Dalam urutan pertama terdapat acara MGMP Bahasa Inggris SMP Se-Kabupaten Pacitan yang dilaksanakan pada tanggal 7 November 2018 dengan jumlah peserta 40 orang, di-Ketuai oleh Supriyadi, S. Pd., M. Pd. Masuk dalam jadwal kedua adalah MGMP Bahasa Jawa SMP se-Kabupaten Pacitan yang dilaksanakan esoknya, tanggal 8 November 2018 dengan jumlah peserta 31 orang, di-Ketuai oleh Hartanto, S. Pd.

Terakhir adalah MGMP SMP 4 Arjosari Pacitan yang dilaksanakan pada 19 November 2018, yang mengambil tema musyawarah analisis butir soal dengan narasumber Ibu Ririn Hasbianti, S.Psi.

Dalam kesempatan ini pula, Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd “didapuk” memberikan sambutan mewakili Kadin Perpusda yang tidak dapat hadir. Berkaitan dengan kerjasama ini, Beliau berkesempatan untuk menyampaikan kepada para pendidik yang hadir bahwa Dinas Perpusda akan siap memberikan bantuan literasi di sekolah dan mengajak sharing bersama jika nantinya pihak sekolah mempunyai kendala dalam peningkatan literasi. Beliau memperkenalkan profil Perpusda sekaligus menghimbau kepada undangan yang hadir untuk senantiasa mengajak putra-putrinya untuk berkunjung ke Perpusda.

Antusiasme para undangan yang hadir mengenai Perpusda rupanya baik. Terlihat dari antusias mereka bertanya kepada petugas layanan Perpusda mengenai jadwal layanan dan mereka banyak yang mendaftarkan diri sebagai anggota Perpusda dengan membuat kartu anggota setelah acara selesai. Dan inilah yang dimaksud dari sebuah “pedekate” ke MGMP untuk menaikkan literasi, dengan cara menarik minat para pendidik terhadap Perpusda dan nantinya mereka akan mengajak putra-putrinya untuk datang ke Perpusda. Selain itu mereka diharapkan akan lebih aktif dalam melakukan sharing dengan Perpusda mengenai masalah-masalah yang kaitannya dengan peningkatan literasi.

(Penulis : Ryn Surya/Editor by : Eds/ Doc. Pict and Video Edit by : Nisha Permana/ Dinas Perpustakaan Pacitan/DiskominfoPacitan)

TPA Plus AZ-Zalfa Menggandeng Dua Mobil Pusling Sebagai Bentuk Kerjasama Dengan Bidang Layanan Dinas Perpustakaan Pacitan Dalam Festival Literasi Sarasehan Pendidikan di Pendopo

Riuh suara tawa anak-anak kecil meramaikan suasana pendopo Kabupaten Pacitan pagi itu, Sabtu 17 November 2018. Sekitar pukul 07.00 WIB pagi, 2 mobil Pusling (Perpustakaan Keliling) sudah terparkir cantik di jalan pelataran samping kiri pendopo (jalan keluar), kebetulan gerbang pintu keluar pada hari Sabtu dan Minggu ditutup, jadi tidak akan ada mobil yang melintas keluar melalui jalan itu.

Melihat mobil pusling sudah siap dibuka untuk layanan, guru-guru Az-Zalfa bergegas menata tikar tepat di samping mobil. Anak-anak dibimbing oleh orang tuanya untuk menghampiri Pusling. Rupanya acara pertama pagi itu adalah orang tua membacakan buku-buku dari mobil pusling untuk anak-anak mereka. Hal ini dilakukan sesuai dengan project yakni program GERNAS BAKU (Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku) untuk anak-anak demi membangun dan meningkatkan budaya  literasi sejak usia dini.

Bidang Layanan Dinas Perpustakaan mengirimkan 2 mobil pusling dalam acara tersebut sebagai bentuk kerjasama dengan TPA Plus Az-ZALFA dalam melaksanakan Festival Literasi Sarasehan Pendidikan. Harus pembaca ketahui bahwa tahun 2018 ini TPA Plus Az-Zalfa telah meraih prestasi yang luar  biasa di dunia Pendidikan tingkat Nasional, yakni menjadi salah satu dari 102 sekolah Paud TK seluruh Indonesia dalam Pilot Project Generasi GERNAS BAKU Nasional. Selain prestasi tersebut, TPA Plus Az-Zalfa juga meraih Top 40 Otonomi Award tingkat Nasional. Sungguh prestasi yang sangat membanggakan dunia Pendidikan Kabupaten Pacitan khususnya.

Dalam seminar yang bertajuk “Festival Sarasehan Pendidikan, Membangun Budaya Literasi Anak Di Sekolah dan Di Rumah”, Suyanti, S. Pd menyampaikan  kepada audience sejumlah 140 orang tentang 6 macam literasi yang harus dibangun dalam diri anak-anak yakni Literasi Baca, Hitung, Sains, Tekhnologi, Budaya Kewarganegaraan, dan Literasi Keuangan.

Di tengah-tengah acara dipersembahkan sajian mini show oleh siswa-siswi Az-Zalfa yaitu dance Baby Shark dan dance gerakan Gernas Baku yang didampingi oleh para Miss-Miss (sebutan Ibu Guru Az-Zalfa).

Endro Wahyudi, seorang Sastrawan yang hadir sebagai Pemateri dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa, “Literasi itu sama dengan Keberaksaan. Membudayakan satu kekuatan Budi Pekerti untuk membangun anak dengan literasi melalui Multi Literasi. Dengan meluangkan waktu kepada anak untuk mendongengkan sebuah cerita dengan cara mengekspresikan apa yang Anda baca, misalnya membunyikan suara hujan, kemudian anak mampu menirukan suara hujan maka disitu secara tidak langsung Anda telah membangun Literasi Bunyi kepada anak”.

Beliau juga memberikan pesan kepada Guru dan wali murid yang hadir dalam seminar, “Kita tidak bisa menghakimi anak, tapi kita bisa menetralisir mereka mengenai pemahaman dan penyerapan mereka terhadap sesuatu. “

Suyanti, S.Pd (Pengelola Pengurus TPA Plus Az-Zalfa Pacitan) dalam wawancara khusus dengan kami di samping mobil pusling, beliau menyampaikan bahwa kelancaran acara ini didukung oleh Dinas Perpustakaan Pacitan. Beliau mewakili TPA Plus Az-Zalfa mengucapkan terimakasih banyak kepada Dinas Perpustakaan Pacitan atas kerjasamanya dan berharap ke depannya akan selalu siap digandeng oleh pihaknya demi melancarkan program pilot project yang telah diemban oleh TPA Plus Az-Zalfa Pacitan. Beliau juga mengatakan bahwa tujuan diadakan acara ini adalah untuk mensukseskan gerakan literasi Nasional, sebagai wujud implementasi gerakan literasi yang dimulai secara internal dengan melibatkan wali murid yang nantinya wali murid akan diminta membuat Reading Corner (Pojok Baca) bersama anak-anak di rumah mereka masing-masing, yang nantinya akan ditinjau dan dinilai oleh kami pihak sekolah dikarenakan Reading Corner tersebut akan dilombakan. Selain itu beliau mengatakan akan rutin mengajak anak didik mereka untuk datang ke Perpusda, dan memberikan saran kepada wali murid untuk sering mengajak putra-putri mereka berkunjung ke perpusda di sela-sela waktu luang.

(Penulis : Ryn Surya/  Doc. Pict n Video Edit By : Nisha Permana/ Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskominfo Pacitan)

KERJASAMA BIDANG LAYANAN dan KOLEKSI DINAS PERPUSTAKAAN PACITAN DENGAN MMC (MILLENIAL MOSLEM COMMUNITY) PACITAN

  Bukan kali ini saja Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Pacitan melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak, baik lembaga maupun komunitas. Hal ini memang sengaja dilakukan oleh pihak Dinas Perpustakaan Pacitan untuk membuka kerjasama dengan berbagai pihak dengan tujuan untuk lebih dekat dengan masyarakat luas, sehingga masyarakat luas yang sebelumnya belum pernah datang berkunjung bahkan masih sangat awam dengan Perpustakaan Pacitan diharapkan melalui kerjasama ini bisa mengenal Perpustakaan Pacitan lebih dekat dan mengetahui fungsi Perpustakaan Pacitan sebagai salah satu wadah penyedia layanan publik yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kemarin, 4 November 2018 bertempat di ruang layanan Dinas Perpustakaan Pacitan, telah diselenggarakan kerjasama dengan MMC (Millenial Moslem Community), dimana Dinas Perpustakaan Pacitan memberikan bantuan berupa peminjaman tempat penyelenggaraan dialog interaktif MMC yang berlangsung hari itu.

Antusias masyarakat umum terhadap dialog interaktif MMC yang bertajuk “Kamilah Generasi Muslim Millenial” tersebut benar-benar di luar dugaan panitia. Target pendaftaran peserta  yang semula hanya sekitar 150 orang, ternyata 2 hari sebelum hari H tiba-tiba membludak hingga mencapai 311 peserta. Akhirnya panitia membagi acara menjadi 2 gelombang, yakni gelombang pertama yang dimulai dari jam 08.30 WIB – 12.00 WIB, dan gelombang kedua dimulai dari jam 12.30-15.00 WIB.

Membludaknya peserta menjadi dampak positif tersendiri bagi Dinas Perpustakaan Pacitan, dikarenakan hal ini mampu secara tidak langsung mengenalkan kepada 311 orang dalam satu hari tentang keberadaan dan fasilitas Perpustakaan Daerah Pacitan yang memang dibangun untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum yang berkaitan dengan peningkatan literasi.

Dan kebetulan tema yang diambil oleh MMC juga berkaitan dengan literasi generasi muda terutama generasi muslim di jaman milenial ini, motivasi-motivasi tentang bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan oleh para generasi muslim milenial dalam menyikapi kemajuan jaman terutama kemajuan tekhnologi (medsos) agar terhindar dari kenakalan remaja dan efek negative yang lainnya.

Talkshow tersebut digawangi oleh Anjas Pradita sebagai Ketua Panitia Penyelenggara. Sedangkan narasumber acaranya adalah aktivis remaja Yogyakarta yakni Ustadz First Syaoqi Suhartono, SE dan Ustadz Agus Yohana, SE.

Acara tersebut berlangsung sangat meriah dan terbilang sangat sukses, terlihat dari antusias keaktifan peserta dalam mengikuti sesi tanya jawab dengan narasumber. Beberapa doorprize diberikan kepada peserta yang mampu memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan narasumber, dan untuk peserta yang mengajukan pertanyaan kepada para narasumber.

Perlu diketahui MMC merupakan komunitas remaja muslim Pacitan yang baru berdiri tanggal 22 Oktober 2018. Hal ini sesuai dengan pengakukan Alfha, seorang muslimah remaja dan salah satu panitia penyelenggara acara sekaligus sebagai anggota MMC. Dia mengatakan bahwa acara ini adalah acara kali pertama yang diselenggarakan oleh pihak MMC. Dan untuk kelanjutan agenda program acara ke depannya masih belum ada rencana lagi dikarenakan belum ada rapat kembali untuk membicarakan hal tersebut.

Dalam selipan sambutan oleh ketua penyelenggara acara (Anjas Pradita), telah disampaikan ucapan terimakasih kepada pihak Dinas Perpustakaan Pacitan yang telah memfasilitasi tempat penyelenggaraan acara tanpa biaya sepeser pun.

(Penulis : Ryn Surya/ Pict by : Nisha Permana/ Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskominfopacitan)

PERPUSTAKAAN KELILING (PUSLING) DISPERPUSDA PACITAN GOES TO TEGALOMBO, TULAKAN, KEBONAGUNG, NGADIROJO, SUDIMORO, PUNUNG, DONOROJO in OKTOBER 2018

Tidak ada kata menyerah dalam menebarkan semangat literasi ke seluruh pelosok daerah di Kabupaten Pacitan. Seberapa jauh dan seberapa berat medan perjalanan yang harus kami tempuh, sama sekali tidak menyurutkan niat untuk sampai di tujuan, demi anak-anak generasi muda. Adalah sebuah kemungkinan besar jika mereka sangat menanti-nanti kehadiran Pustaka Keliling di tengah-tengah mereka. Merasa haus akan bacaan-bacaan yang mungkin tidak mereka dapatkan di sekolah dikarenakan buku perpustakaannya hancur akibat adanya bencana tahun lalu. Atau bisa jadi karena koleksi buku-bukunya tergolong buku yang sudah sangat lama terbit, dan mungkin mereka sudah membacanya berulang kali.

                Pusling dilaksanakan paling tidak 13 x dalam sebulan, artinya paling tidak minimal 13 titik layanan yang harus Dinas Perpustakaan kunjungi. Pusling merupakan salah satu program sekaligus tugas yang harus dilaksanakan oleh Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Pacitan. Koleksi buku yang ditempatkan di Pusling rutin diperbarui dan diganti demi menghindari kebosanan pembaca.

                Sebenarnya Pusling tidak hanya dilakukan di sekolah-sekolah ataupun di perpustakaan desa, namun kami juga sering merambah ke daerah pariwisata dan bekerjasama dengan acara-acara tertentu di pusat kota.

                Kali ini di Bulan Oktober tahun 2018, Perpustakaan Keliling (Pusling) Dinas Perpustakaan berkunjung ke beberapa sekolah di Kecamatan Tulakan, Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Ngadirojo, Kecamatan Donorojo, Kecamatan Punung  dan Kecamatan Tegalombo. Setidaknya ada 13 titik layanan yang kami kunjungi, yakni UPT Puskesmas Bubakan Tulakan, Perpustakaan Balai Desa Bubakan Tulakan, SDN Sidomulyo II Kebonagung, SMP Miftahul Huda Ngadirojo, SMPN 1 Sudimoro, Desa Sukorejo Sudimoro, SMPN 6 Sudimoro,  SMPN 2 Kalak Donorojo, SMKN 2 Kec Donorojo, SDN Bomo III Punung, Desa Tahunan Baru Tegalombo, Kantor Kecamatan Tegalombo, Bermacam-macam sekolah bermacam-macam pula karakteristik anak dalam minat baca. Namun itu pun sama sekali tidak melemahkan semangat kami untuk tetap mendorong mereka membaca.

Tidak sedikit pula dari beberapa sekolah yang minat baca siswanya sungguh luar biasa. Setelah kami merasa lelah dalam perjalanan yang sangat panjang, penat kami hilang seketika saat melihat mereka menyambut kami dengan lari-lari kecil siswa yang berebutan mendekat untuk mengambil buku. Antusias mereka sungguh luar biasa, hingga buku yang biasanya masih tersisa banyak di rak, seketika langsung habis dan rak menjadi kosong. Kami biarkan mereka membaca buku-buku tersebut dengan senyaman mungkin. Bahkan ada yang membaca di atas got yang sudah tidak ada airnya dan bersih, dikarenakan memang mereka nyamannya seperti itu.

Hal tersebut menjadi evaluasi tersendiri bagi Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd (Kabid Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Pacitan), “Mungkin lebih baik bawa 2 mobil pusling ke depannya, agar anak-anak ndak berebutan dan semua jadi kebagian buku”, ujarnya sore kemarin kepada penulis.

Dinas Perpustakaan Pacitan memang baru memiliki 2 armada mobil Pusling, kami berharap kelak bisa mendapatkan tambahan armada mobil pusling agar bisa memaksimalkan pelayanan, mengingat pada kenyataannya minat baca siswa di pelosok desa masih sangat luar biasa. Tahun ini, kami memang lebih terkonsentrasi di daerah yang jauh dari gedung Dinas Perpustakaan Pacitan. Tapi bukan berarti kami mengabaikan sekolah-sekolah dan perpustakaan desa yang berlokasi di wilayah pusat Pacitan kota, karena wilayah pusat kota Pacitan tetap selalu ada dalam daftar penjadwalan layanan Perpustakaan Keliling.

Semoga dengan layanan Perpustakaan Keliling, anak-anak sekolah dan masyarakat umum mendapatkan angin segar dengan bacaan-bacaan yang terbilang masih baru, sehingga kedatangan kami akan selalu ditunggu oleh mereka. Selain mengupdates buku-buku yang ada, program Pusling selalu menerapkan Best Behavior Service (pelayanan yang terbaik yakni bersikap ramah, sopan, menyenangkan, mampu berkomunikasi dengan baik, dan menjadi motivator). Bagaimana, sudahkah Anda mencoba menikmati fasilitas Perpustakaan Keliling kami???

(Penulis : Ryn Surya/ Doc. Pict : Nisha,  Tegar, Fajar, Daimah, S.Pd/Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskominfopacitan)

KUNJUNGAN SMKN I PACITAN KE DINAS PERPUSTAKAAN PACITAN SEBAGAI SALAH SATU PROGRAM KELAS PRODUKTIF KELAS X UPW (USAHA PERJALANAN PARIWISATA)

Rabu, 24 Oktober 2018, Kelas X UPW SMKN I Pacitan mengadakan kunjungan ke Dinas Perpustakaan Pacitan sebagai salah satu program kelas produktif kelas X UPW (Usaha Perjalanan Pariwisata) dengan didampingi oleh Guru mereka yakni Bapak Rosi Kieswara dan Ibu Eky Suryaningsih.

Sebanyak 24 siswa disambut dengan sangat antusias oleh para staff karyawan Bidang Layanan Dinas Perpustakaan Pacitan, termasuk oleh Kabid Pelayanan dan Koleksi ( Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd), Kasi Layanan & Otomasi (JokoWahyudi, S. Sos, M. Pd), Kasi Koleksi (Daimah, S. Pd), Sri Suharsih, S. Sos, dan staff karyawan lainnya.

Dalam sambutannya, Joko Wahyudi, S. Sos, M. Pd selaku Kasi Layanan dan Otomasi Dinas Perpustakaan Pacitan menyampaikan ucapan selamat dating dan terima kasih banyak atas kedatangan Siswa-siswi SMKN I Pacitan yang berkunjung ke Perpustakaan Daerah. Beliau juga memberikan beberapa informasi mengenai profil layanan Dinas Perpustakaan Pacitan, termasuk jadwal layanan buka Perpustakaan dan fasilitas yang ada. JokoWahyudi, S. Sos, M. Pd berharap mereka nantinya akan dating kembali meskipun di luar jam sekolah untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di Dinas Perpustakaan Pacitan.

Setelah acara sambutan, siswa-siswi tersebut diajak masuk ke ruang koleksi. Kemudian Daimah, S. Pd (Kasi Koleksi Bidang Layanan) memberikan pengarahan kepada mereka mengenai koleksi buku dan motivasi untuk rajin dating ke Perpustakaan Daerah. Beberapa staff Bidang Layanan pun membantu untuk menjelaskan mengenai tata cara meminjam buku koleksi, syarat menjadi anggota Perpustakaan, cara mengisi data pengunjung, dan mengenai updates informasi-informasi Dinas Perpustakaan Pacitan yang dapat mereka dapatkan dari Media Sosial yang telah ada seperti dari Instagram dan Facebook. Selesai pengarahan, mereka diperkenankan untuk membaca buku dan menikmati fasilitas yang ada di Dinas Perpustakaan Pacitan.

Kepala Bidang Layanan dan Koleksi (Bpk. Edi Sukarni, M.Pd) saat menemui Bpk/Ibu Guru pendamping diruangnnya memberikan informasi mengenai perkembangan perpustakaan terkini.

” Perpustakaan bukan lagi sebagai gudang ilmu, tetapi sebagai sumber (resouce) pengetahuan. Di sekolah perpustakaan hendaknya didayagunakan sebagai sumber materi pembelajaran bagi para siswa dan pendidik. Perpustakaan bukan hanya sebagai tempat  pinjam dan baca buku (sirkulasi) saja. Tetapi dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan yang mengarah pada peningkatan mutu pembelajaran di sekolah tersebut dan juga pengembangan minat baca siswa didik. Kita semua tahu bahwa teknologi sekarang telah berkembang demikian pesatnya bagai sebuah virus yang telah menjangkiti bahkan boleh dibilang telah mewabah pada semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali siswa-siswi didik kita. Kalau kita tidak hati-hati mensikapi ini dan mengambil peran didalamnya, maka kita semua hanya akan menjadi korban-korban teknologi itu sendiri. Nah inilah pentingnya tranformasi perpustakaan. Perpustakaan konvensional yang saat ini sudah ditinggalkan oleh pemustakanya, bahkan pemiliknya sendiri, perlu mendapatkan perhatian serius. Perpustakaan dapat dikembangkan sesuai dengan teknologi kekinian. Sehingga perpustakaan menjadi lebih menarik dan  dapat dijadikan salah satu benteng terhadap pengaruh buruk teknologi terhadap anak-anak siswa didik kita”. Demikian sebagian arahan dari Bpk. Edi Sukarni, M.Pd. Terakhir Bpk. Edi Sukarni, M.Pd kepada Guru Pendamping dari SMKN I Pacitan mengucapkan terimakasih atas kunjungan para siswa dan kedepan dapat dilakukan kerjasama dalam rangka mengembangkan potensi dan jati diri siswa agar berguna bagi nusa dan bangsa.

(Penulis :Ryu Surya/ Pict : Nisha/DinasPerpustakaanPacitan/DiskominfoPacitan)