PUPR; Masyarakat Jangan Sampai Terganggu

Melihat ekspresi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Agus Rudyanto saat melihat langsung semangat warga masyarakat Kabupaten Pacitan membersihkan sampah dan memperbaiki beberapa tanggul yang terkikis banjir membuat Semangat Suparlan Kalapa Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pacitan kian menjadi.

Bagaimana tidak, di kota lain bisa jadi kebersamaan yang menjadi satu dalam budaya gotong royong tanpa komando tersebut mungkin saja mulai memudar. “Ada yang membantu pasir, bambu, bahkan punten dan kopi diberikan warga supaya kami yang bekerja ratusan orang ini bisa rampung,” kata Suparlan mengingat saat membersihkan sungai di Desa Kembang dan Sukoharjo, kemarin (21/10).

Ia juga ingat betul perintah langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, bahwa pihaknya mesti selalu siaga saat turun hujan, lekas mengambil langkah tatkala dibutuhkan segera ketika ada kejadian banjir. Bagi Bupati kegiatan masyarakat tidak boleh terganggu akibat dampak banjir. ” Kami mempunyai alat berat, 2 Loader dan 2 Excavator, supaya lebih cepat kami pinjam 1 alat lagi dari pihak ketiga langsung kami kerahkan,” ungkap Suparlan.

Curah hujan tinggi yang terjadi di sepanjang pesisir selatan Jawa tersebut tentu menjadi perhatian banyak pihak, oleh sebab itu Suparlan mengaku pihaknya terus membangun komunikasi dengan berbagai pihak terkait, seperti BBWS Bengawan Solo, Dinas PU Jawa Timur dan pihak lain. Beruntung selain didukung semangat warga Pacitan yang luar biasa, soal banjir di Pacitan mendapat perhatian lebih oleh pihak-pihak tersebut.

“Bersyukur mereka berkenan datang langsung, yang kemarin disambut Bapak Bupati, bahkan bahan berat dikirimkan untuk menyelesaikan pekerjaan kami,” lanjutnya. PUPR Pacitan memang didorong untuk cepat dan tanggap terhadap bencana, sehingga ketika banjir mulai surut, pihaknya tak segan langsung turun memperbaiki masalah yang ada bersama-sama, yakni TNI, Polri, BPBD, Dinsos, masyarakat dan yang lain.
(PemkabPacitan).

Excavator Mini; Dukung Pembersihan Sedimen 2023

Pemerintah telah mengantongi rencana jangka pendek menengah dan panjang terkait persoalan banjir kota yang kerap terjadi di Kabupaten Pacitan saat volume hujan diatas rata-rata.

Seperti kemarin (26/09) catatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pacitan menyebut dari pukul 07:00 WIB s/d 14:00 WIB mencapai 104 Milimeter. Sebuah angka yang semestinya untuk hujan dengan durasi diatas 24 jam.

Lantas beberapa titik kota tercatat mengalami banjir dengan ketinggian tertentu, meski sebagian masih hanya beberapa Sentimeter di badan jalan, namun kondisi yang cukup sering terjadi merugikan masyarakat dan pemerintah.

Saluran drainase dan sungai di Kota Pacitan yang tercatat sepanjang 30 Kilometer, PUPR mengakui 70 persen diantaranya dipenuhi oleh endapan lumpur yang terbawa air saat hujan. Hal ini mengakibatkan kapasitas saluran drainase tidak maksimal mengalirkan air ke sungai utama dan muara.

Temuan lain menunjukkan beberapa jenis sampah turut menjadi penyebab banjir yang kerap terjadi di di kota Pacitan. Sehingga saat terjadi hujan lebat tak jarang dilaporkan petugas dari dari beberapa instansi terjun mengurai sampah yang berjubel di jembatan dan lokasi penyempitan.

Usai melihat langsung pembersihan sedimen oleh stafnya, Tonny Setyo Nugroho, Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan Dan Air Minum PUPR mengaku, rutinitas harian tetap fokus terhadap pembersihan sedimentasi pada titik-titik yang diketahui paling parah memicu terjadinya banjir.

“Titik genangan sudah terbaca, Kali Kunir dan saluran belakang Pendopo kita lihat tidak ideal. Sehingga minimal kita kurangi sedimennya karena mengurangi volume tampung air,” ucapnya kepada Pacitan kab.go.id, hari ini (28/09).

Temuan lain juga menjadi catatan, satu titik jembatan diketahui menyempit, sehingga harus dilakukan perombakan yang terealisasi tahun depan.

Awal tahun PUPR Pacitan juga akan melakukan koordinasi dengan beberapa instansi di tingkat wilayah untuk membahas sampah rumah tangga maupun sampah basah atau organik. “Kita akan mencoba bicara dengan dinas terkait, kecamatan dan desa,” tambah Tonny.

Meskipun ini adalah pekerjaan bersama, namun PUPR tampak memiliki tanggung jawab besar menyelesaikan persoalan banjir kota yang telah terjadi lebih dari 2 dekade tersebut. Sehingga Sekretaris PUPR Yudo Tri Kuncoro mengkau bakal melakukan pengadaan Excavator Mini untuk mendukung pembersihan sedimen.

Sebenarnya darimana sedimentasi yang menumpuk di 70 persen saluran drainase tersebut, Yudo menyebut lumpur tersebut berasal dari semakin berkurangnya tutupan lahan. Sehingga rintik hujan langsung jatuh ke tanah, mengakibatkan tanah terbawa ke saluran air sehingga lambat laun menumpuk dan menjadi endapan.

Selain sampah yang menjadi tanggung jawab setiap individu, seyogyanya soal air hujan yang jatuh di pekarangan dan atap genteng masyarakat menjadi tanggung jawab masing-masing. Rainwater Harvesting menjadi perlu untuk disosialisasikan kepada masyarakat disamping menghijaukan lahan dan mengelola sampah dengan baik.

Jika semua membuka kesadaran akan 3 aspek tersebut, tentu pemerintah tidak perlu repot-repot menggelontorkan anggaran yang besar untuk membersihkan sedimen dan sampah. Namun dapat dialokasikan untuk hal lain seperti kesehatan, pendidikan atau bahkan pembangunan. (PemkabPacitan).

Banjir Batu; Utamakan Akses Jalan Dan Bronjong

Musim hujan datang diikuti ribuan buntut panjang keberkahan bercocok tanam, melimpahnya stok air bersih dan sumber, menghijaukan kembali lahan gundul bahkan munculnya bencana alam longsor, banjir, meluapnya bantaran sungai dan lainnya.

Jauh disana 22 kilometer utara kota Kabupaten, di Desa Karanggede Kecamatan Arjosari Pacitan, tidak kurang dari 23 Kepala Keluarga tempat tinggalnya terancam oleh material banjir batu. Longsoran seluas lebih dari 10 hektar terjadi di hulu sehingga material longsoran terangkut air hujan. Licin dan kotor saat musim hujan sementara berdebu dan gersang saat kemarau.

Bentangan pemukiman, persawahan, jalan, serta aliran sungai itu, kini menjadi hamparan batu. Hujan selalu menyisakan waspada dan rasa tak aman warga setempat. Melihat realita kiriman banjir batu.

Jumat lalu (19/11) Kapolres Pacitan AKBP Wiwit Ari Wibisono bersama Sekretaris Dinas PUPR Suparlan, ditemani Sekretaris Desa Muhammad Darussalam meninjau lokasi banjir batu. “Sesuai arahan Bapak Bupati, kami membuka akses jalan penghubung Desa Karangrejo dan Karanggede yang sudah kami laksanakan, serta pemberian kawat bronjong dan memantau pemukiman warga supaya tidak tergerus oleh erosi,” terang Suparlan.

Timbunan material batu yang saat ini menutupi akses fasilitas umum menurut Kapolres harus mendapatkan perhatian khusus dan segera ditangani Pemerintah Daerah. Dalam hal ini Dinas PUPR telah bekerja sama dengan pelaksana pembangunan Bendungan Tukul sejak satu minggu lalu.

Alat berat berupa Excavator dan Wheel Loader disiagakan di dekat lokasi agar setiap saat bisa dioperasikan ketika datang banjir batu yang mengurus bibir sungai. (PUPRPacitan/DiskominfoPacitan).

 

Wujudkan Harapan Bupati Pacitan Tanpa Droping Air

Melalui program SPAM (Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum) kebutuhan air bersih di Desa Bandar sudah berjalan. Program tersebut bersumber dari anggaran dana Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk air bersih, DAK sendiri melayani 9 desa, salah satunya di Bandar.

Dilihat dari Eksisting, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pacitan menyampaikan ada 125 sambungan rumah yang menggunakan air bersih, air tersebut bersumber dari Gunung Gembes, meski awalnya airnya tidak lancar karena ada kemacetan di beberapa jalur.

Dinas PUPR akhirnya melakukan program penambahan SR sejumlah 108 dan serta sambungan perpipaan HDPE sepanjang 3730 meter. Dengan adanya program SPAM ini Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengharapkan pelayanan air bersih di Kabupaten Pacitan meningkat setiap tahunnya.

Sementara Edy Junan Ahmad, Kepala PUPR Pacitan menjabarkan pada tahun 2030 semua masyarakat harus sudah terlayani masalah air bersih tersebut, sedangkan data hingga tahun ini baru 60,59 persen dan yang belum terlayani air bersih 39,41 persen.

Saat musim kemarau desa yang belum terlayani sementara masih membutuhkan droping air, sehingga Bupati menginginkan dropping air terus menurun setiap tahunnya sehingga pada saat bupati purna, dropping air sudah tidak ada lagi.

Dinas PUPR berupaya mencari sumber air yang bagus untuk mencukupi kebutuhan air di wilayah yang masih dilanda kekeringan pada saat kemarau, melalui program SPAM dan SDA (Sumber Daya Air). Untuk pagu yang dibutuhkan untuk air bersih di Desa Bandar menghabiskan anggaran Rp. 255 Juta dari DAK.

Sebelum pembangunan infrastruktur lain, pemerintah memang berkomitmen untuk mengutamakan kemudahan akses air bersih kepada masyarakat. “Pembangunan ini harus didukung oleh 3 pilar yaitu Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat, harapan saya pembangunan ini selesai dibangun tidak boleh selesai begitu saja, ini perlu pemeliharaan dan pengembangan. Melalui HIPAM dengan iuran yang tidak seberapa ini bisa memelihara kelancaran air bersih, lebih bagus lagi jika mengembangkan SR nya.” Ucap Edy Yunan.

Mawan Nuryanto Kades Bandar mengaku sangat berterimakasih kepada pemerintah dengan adanya program air bersih ini masyarakat sudah bisa merasakan manfaatnya. Jalur yang dilewati air bersih dari Gunung Gembes yaitu Kaliwungu – Krajan – Pani. Nantinya SPAM ini akan dihibahkan ke desa Banda dengan jumlah 233 penerima.

Program SPAM ini juga disambut baik oleh Kukuh Siswoyo dan masyarakat Bandar lainnya, mengingat sebelum adanya program SPAM, pengambilan air untuk kebutuhan air bersih cukup sulit, dengan cara Ngesu menggunakan alat jerigen dan timba yang berjarak 300 sampai dengan 500 meter. (PUPRPacitan/DiskominfoPacitan).

Di Bawah Bayang-bayang Refocusing; Perbaikan Jalan Tetap Terlaksana

Ruas jalan Jeruk – Bandar Sepanjang 13 km, target penanganan 7,2 km sedang dalam Pemeliharaan oleh pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Target pengerjaan selesai pada akhir September yang didanai dari Dana Anggaran Khusus (DAK) sebesar 11 Miliar. Dana tersebut diperuntukan di 4 Ruas Jalan, diantaranya jalur Sukodono – Kalak, Pringkuku – Dersono, Jeruk – Bandar, Pentung – Ngile – Bubakan.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Pacitan, Edy Junan Ahmadi menjabarkan realisasi capaian perbaikan jalan 66,78% dengan total 798 km jalan Kabupaten. Sementara total poros jalan desa 603 km dengan realisasi perbaikan 36%. Menurut Yunan capaian ini masih terlalu kecil dibandingkan dengan target, hal ini disampaikan saat monitoring lapangan pada (22/09) di Kecamatan Bandar.
Diakui Yunan, Dinas PUPR menjadi perantara pemerintah dalam mewujudkan visi Bupati Pacitan, yakni mewujudkan masyarakat sejahtera dan bahagia dengan pemerataan infrastruktur dan pembangunan wilayah perbatasan. Namun demikian alokasi anggaran 2 tahun belakangan ini yang difokuskan untuk covid-19 cukup berdampak pada peremajaan jalan di Pacitan.
Yunan menekankan, selain perbatasan Jeruk – Bandar juga merupakan pusat mobilitas perekonomian masyarakat. Namun demikian Refocusing Anggaran 30 M di tahun 2021 ini menjadi tantangan Dinas PUPR dalam mewujudkan target perbaikan jalan yang diharapkan masyarakat. “Infrastruktur meliputi bangunan perkantoran, air bersih, jalan dan jembatan serta masih banyak lagi, jadi anggaran harus dibagi,” terang Edy Junan.
Sementara Muhamad Muslih Kepala Bidang Bina Marga turut menyampaikan, pembangunan jalan Jeruk – Bandar yang saat ini dalam pengerjaan menggunakan jenis aspal panas atau hotmix. Proses pembangunan yang membutuhkan waktu lama adalah pondasi jalan. Namun ruas jalan Jeruk – Bandar diperkirakan selesai 1 -2 minggu kedepan. “Prosesnya tinggal pengerasan lapis permukaan aspal jika cuacanya mendukung,” tandanya. (Pemkab Pacitan)