Tabligh Akbar; Tambah Wawasan Kebangsaan dan Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Wakil Bupati Yudi Sumbogo bersama Istri Ninik Yudi Sumbogo berkesempatan menghadiri Tabligh Akbar Kebangsaan di Alun-alun kemarin malam 20/02/19.

Dalam sambutannya Wabup menyampaikan terima kasih kepada Seknas BUMP Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan Tabligh Akbar yang dirangkaikan dengan Penyaluran KUR Perikanan Rakyat, Pemberdayaan Usaha Syariah, BUMP Hadir untuk Negeri dan Pemberdayaan Wirausaha Santri.

Ia berharap kegiatan tersebut di samping memberi pencerahan dan wawasan keagamaan, juga memberikan dampak rill bagi usaha peningkatan kesejahteraan rakyat.

Menyadari bahwa Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja dibidang pertanian, meskipun diketahui bersama pertanian memberi peluang bagi petani untuk memperoleh mendapatkan tinggi dan sejahtera, namun sampai saat ini pendapatan dan kesejahteraan petani Indonesia masih tergolong rendah.

Banyak hal yang dilakukan pemerintah maupun swasta dalam memberdayakan petani, salah satu upayanya adalah dengan mendirikan kelembagaan agribisnis Badan Usaha Milik Petani (BUMP), “mudah-mudahan rangkaian kegiatan ini benar-benar mendorong munculnya wirausahawan baru di sektor pertanian, sehingga berdampak pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan petani khususnya Pacitan,” harap Wabup. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

“Hati Seorang Pemimpin Rakyat” A Biography Book of Indartato

Setelah proses penulisan buku Biografi Bupati Indartato yang menghabiskan waktu selama enam bulan, akhirnya buku tersebut di Launching, bertepatan dengan Pembukaan Bazar Buku Murah bekerja sama Diva Press Jogjakarta 14/02/19 di halaman Dinas Perpustakaan Pacitan lalu.

Ulumuddin berkesempatan mengupas buku berjudul Hati Seorang Pemimpin Rakyat menyampaikan bahwa isi buku sangat menginspirasi, mengupas berbagai lika-liku kehidupan Bupati Indartato dari masa kecil, remaja hingga kini menjabat dua periode sebagai orang nomor satu di Kabupaten Pacitan. “Buku ini mudah dipahami oleh siapa pun,” paparnya.

Buku yang telah melalui berbagai wawancara termasuk kepada teman-teman Bupati dimasa kecil tersebut Ia sarankan supaya ke depan untuk diperbanyak, selanjutnya di bagikan ke sekolah dan instansi, agar selain masyarakat mengenal sosok pemimpin Pacitan juga agar berbagai keteladanan yang telah menjadi bagian dari kehidupan Bupati Indartato bisa dicontoh.

Kepada ratusan undangan Bupati dengan penuh rendah hati menyampaikan terimaskah kepada kerja keras penulis, yakni Edi Sukarni dan Dr. Mukhodi beserta timnya yang harus rela bolak-balik demi memenuhi data yang dibutuhkan. Ia menegaskan bahwa dirinya dalam menjalani hidup masih banyak kekurangan dan kesalahan. “Alasannya karena saya manusia biasa, namun mari kita terus memberikan yang terbaik,” Tandas Bupati (RynSurya/NishaPermana/DinasPerpustakaanPacitan/DiskominfoPacitan).

Keprihatinan Masih Liputi Hari Jadi Pacitan

Suasana sederhana dan tanpa perayaan berlebih masih berlangsung pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Pacitan ke-274 tahun ini. Penyebabnya karena pemerintah daerah belum dapat sepenuhnya memulihkan kondisi pasca banjir bandang penghunjung November 2017 lalu.

“Mengapa kita buat sekarang begini ?, karena apa yang kita laksanakan belum bisa memulihkan kerusakan-kerusakan yang kemarin dialami oleh masyarakat (saat banjir bandang dan tanah longsor),” ujar Bupati Indartato usai prosesi hari jadi di pendapa kabupaten, Selasa (19/2/2019).

Meski berlangsung sederhana, menurut Bupati hal tersebut tidak mengurangi makna peringatan itu sendiri. Yakni sebagai pengingat sekaligus ajang evaluasi, serta instrospeksi dalam menjalankan pemerintahan.

Lebih lanjut Indartato menyampaikan, selain akibat dampak bencana alam yang belum sepenuhnya rampung, pertimbangan lainnya karena berdekatan dengan pelaksanaan Pemilu 2019. “kita menghadapi Pemilu 2019. Sehingga kita lebih berhati-hati, supaya Pacitan tetap adem ayem, tentrem,” tandasnya.

Dimomentum hari jadi ia berharap kedepan jumlah warga kurang mampu didaerah yang dipimpinnya itu terus berkurang. Harapan baik juga disematkan pada capaian kinerja pemerintah dalam melayani masyarakat. Salah satu indikator capaiannya adalah penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari pemerintah yang lebih atas. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

Maksimalkan Potensi Dan Keterampilan Di Momen Hari Jadi

Hajatan 2019 diharap menjadi titik awal semakin tumbuhnya potensi yang dimiliki Pacitan, baik bidang kepariwisataan, produk olahan khas serta hasil alam seperti kelapa dan pisang yang begitu melimpah di seluruh wilayah melalui bingkisan kreativitas dan inovasi yang modern.

Pace Art dan Festival yang motori Disparpora Kabupaten Pacitan, menggelar Festival Kuliner Gula Jawa, Workshop Vlog dan Fotografi dan lain-lain yang melibatkan pelajar dan masyarakat umum. Dilaksanakan di Gedung PLUT hari ini 17/02/19.

Kunjungan pariwisata yang terus meningkat salah satu peluang untuk meningkatkan produk mentah yang ada seperti gula jawa, untuk disulap menjadi berbagai olahan kreatif yang mampu menghipnotis wisatawan dan menjadi oleh-oleh andalan berjajar dengan olahan lain yang sudah ada serta menjadi ciri khas Pacitan, “harus didukung dengan profesionalitas masyarakat juga kami di pemerintahan,” papar Endang Surjasri Kepala Disparpora.

Pacitan harus terus berkembang dengan berbagai potensi yang dimiliki, tentu tujuan itu akan sulit dicapai dengan metode lawas. Harus mengikuti tren dan dibarengi dengan sikap melek teknologi khususnya media sosial. “sehingga eksplorasi Pacitan lebih kreatif, dan menarik,” (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Datangkan Ahli Pertanian dan Peternakan Asli Putra Daerah, Fokuskan Metode Modern

 

Kemandirian sebuah wilayah atau Negara dalam mencukupi kebutuhan pangan merupakan sebuah cita-cita yang wajib untuk direalisasikan bersama. Seperti halnya Pemerintah Kabupaten Pacitan yang selalu berusaha mencukupi kebutuhan pangan tanpa harus tergantung pada daerah lain.

Salah satu carannya adalah intensifikasi dengan mendatangkan dan menggandeng para ahli dibidang tersebut demi menemukan berbagai solusi pada kondisi yang dihadapi para pelaku pertanian dan peternakan dan pemerintah itu sendiri sebagai pengambil kebijakan.

“Misalnya wilayah Pacitan barat tentu cara bercocok tanamnya berbeda dengan wilayah utara yang notabene lebih subur,” kata Bupati Indartato pada kegiatan Pembangunan Pertanian Secara Terpadu Berorientasi agribisnis yang dilaksanakan di UPT Paman Teknologi Pertanian (TPP)  15/02/19.

Bupati juga berharap Kabupaten Pacitan selain dapat mandiri terhadap pangan juga bisa memberi sumbangsih pada Provinsi. Seperti peternakan yang berada pada angka 1, 90 persen pada tahun 2021 dapat bulat menjadi 2 persen. “Saya bangga jika para generasi penerus dapat kembali fokus ke pertanian, tentu dengan metode yang modern, dengan lahan yang ada mampu menghasilkan pertanian yang berlipat,” harap Dia.

Perkembangan sektor lain seperti jasa, tentu berimbas pada sektor pertanian, yang mengakibatkan pada menipisnya lahan yang dimiliki, namun Ia menegaskan bahwa pertumbuhan rumah tidak terlalu berdampak besar. Pemerintah justru berfokus pada kesadaran petani untuk mengembangkan kemampuan bertani dengan cara modern. “Seperti memahamkan petani untuk menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan, hasil yang lebih baik dan mengurangi ketergantungan kepada pemerintah, hal itu tentu membutuhkan waktu,” Tambahnya.

Sudarmoko pemilik Kemuning Farm dari Lembah Kuning, penggagas Program Integrated Farming (Sistem Pertanian Terintegrasi) narasumber pada acara itu menegaskan bahwa dirinya hadir bukan untuk menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang ada. Namun putra asli Pacitan yang lama bergelut dibidang pertanian dan peternakan sapi di New Zealand tersebut mengajak petani dan memerintah untuk mengurai maslah utama yang ada serta berfokus pada kekurangan di masing-masing wilayah. “kita datangi ke wilayah, catat permasalahan serta  kita cari tanaman-tanaman yang cocok untuk ditanam,” papar Moko.

Moko menegasikan bahwa untuk membawa satu wilayah berhasil dalam pertanian dirinya menyiapkan empat paket yang harus di aplikasikan semuanya, mulai dari bagaimana petani dapat menguasai lahan yang dimiliki, memahami teknologi yang ada saat ini, termasuk pendanaan dan perijinannya. “Masalah pertanian harus total kita pelajari bersama,” tambah Dia. (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).