Demi menyukseskan cita-cita bersama, mutasi 85 Pejabat
Fungsional dan 37 Struktural di Lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan kembali
digelar pagi (24/10) ini di Pendapa Kabupaten oleh Bupati Pacitan Indartato.
Mengingat Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran penting sebagaimana
tertuang pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2016.
Menurut Bupati ASN harus melaksanakan tiga tugas pokok,
pertama menjadi pelayan publik utamanya pada perizinan serta barang dan jasa,
melaksanakan ketertiban maupun kelembagaan serta pembangunan aspek mental
ataupun sosial ekonomi.
Namun pada sisi lain kebijakan tersebut kadang tidak sesuai
dengan hati, hal tersebut supaya disadari dan dengan iklas, karena setidaknya
pemerintah telah berupaya maksimal agar tidak menyulitkan ASN. “Mutasi ini
bukan kepentingan saya pribadi,” kata Bupati Pacitan 2 periode tersebut.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun mengakui keberadaan
santri sebagai agen perdamaian dunia, disampaikan Muhammad Nurul Huda sebagai
kepala Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan dan ketua panitia peringatan Hari
Santri Nasional (HSN) 2019 yang jatuh pada hari ini (22/10).
Pengakuan tersebut melahirkan tema pada peringatan ini,
yakni Santri Indonesia Untuk Perdamaian, tidak cukup di Indonesia tapi Dunia.
Melalui peningkatan kualitas santri menuju Indonesia yang makmur. “Bagaiamana
santri harus berbuat yang terbaik sesuai dengan profesi masing-masing di setiap
kesempatan,” ujar Huda.
KH. Lukman Haris Dimyati Ketua Gerakan Ayo Mondok hadir pada
kesempatan itu, merasa bangga dengan Pemda dan Kemenag Pacitan yang mendukung
setiap Kegiatan HSN sehingga selalu sukses dilaksanakan setiap tahunnya.
Lebih jauh Pengasuh Ponpes. Tremas Arjosari Pacitan tersebut
menyampaikan konteks santri dimasa yang akan datang disamping harus beragama,
bermasyarakat juga harus bisa bernegara dengan baik, hal itu penting adanya
mengingat berbagai probelamtika Negara acap kali muncul mengancam keutuhan.
“Santri Pacitan Gedruk bumi merajut NKRI,” katanya menerangkan konsep santri
Pacitan.
Kalimat senada juga disampaikan Mahmud, Ketua Pengurus
Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pacitan itu menerangkan melalui
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren yang baru disahkan,
nantinya santri hasil didikan pondok pesantren akan mendapat porsi sama dengan
lembaga pendidikan formal lain.
Dari awal Bupati Pacitan Indartato kagum akan kemandirian
dan kesopanan seorang santri, menumbuhkan sejuta asa menuju Kabupaten Pacitan
yang akan semakin baik melalui keilmuan dan sikap-siakpnya. “Dengan lahirnya UU
Pesantren kami akan mengikuti sesuai aturan yang berlaku,” terang Bupati.
(budi/rozak/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Tidak ada tawar menawar untuk mengabdi kepada rakyat dan
negeri kita tercinta ini, Pengadilan Agama (PA) Kelas 1B Kabupaten Pacitan
sangat menjunjung tinggi prinsip tersebut, membuat mereka sepakat hari ini
(21/10) mendeklarasikan diri menjadi Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) berbentuk Pencanangan Pakta Integritas.
Komitmen tersebut membuat Bupati Pacitan Indartato bukan
main bangganya, ia diundang menjadi saksi sangat paham, berkomitmen menjadi
satu instansi pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi serta pelayanan
yang maksimal bukan perkara gampang. “Selamat. Membuat kegiatan ini tidak
semudah yang kita bayangkan,” kata Indartato Bangga.
Menjadi orang nomor satu di Kabupaten Pacitan membuat
Indartato sadar bagaimana sulitnya melayani masyarakat, bentuk kerja PA yang
baik sehingga zero pengaduan sampai kini dirasa Indartato patut diapresiasi.
Disamping capaian tersebut sudah selayaknya dipertahankan. “PRnya ya
tindaklanjut dari komitmen hari ini dan bagaimana mempertahankan prestasi yang
diraih,” pesannya.
Batapapun itu, penandatanganan Pakta Integritas harus
dilaksanakan, mengingat Sumarwan Ketua PA Pacitan dan seluruh jajarannya ingin
apa yang mereka kerjakan bukan semata menjalankan tugas, tapi juga bagaimana
hal tersebut menjadi satu ibadah sehingga bertabur manfaat bagi semua orang.
Kehadiran banyak tokoh pada pengucapan sumpah dan janji
tersebut menurut Sumarwan merupakan langkah cerdas, supaya semua orang turut
mengawasi PA dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggungjawab. “Pada setiap
momen kami akan saling mengingatkan komitmen yang telah kita sepakati,” terang
Dia.
Muhammad Nurul Huda Kepala Kementerian Agama (Kemenag)
Pacitan turut hadir pada kesempatan itu merasa mendapat cambuk yang sangat
keras, pelajaran berharga tersebut cepat atau lambat dipastikan akan sampai
dikantornya.
“Contoh ini supaya dapat dilaksanakan semaksimal mungkin dan
nanti kita geser ke Kemenag,” kata Huda dengan dukungannya yang mengusung satu
program Bimbingan Perkawinan (Binwin), merupakan salah satu upaya menekan angka
perceraian di Pacitan yang diketahui selalu meningkat setiap tahunnya.
Bagaimanapun sukarnya, pembangunan Zona Integritas sudah
dilaksanakan. Sumarwan berharap seluruh jajarannya untuk bekerja sebaik mungkin
dengan menghindari segala kemungkinan yang berakibat kesalahan. Melalui slogan
kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas yang bermuara pada satu pekerjaan yang
tuntas. (timDiskominfoPacitan).
Dewasa ini peran Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) sungguh memberi dampak nyata pada laju perekonomian,
di Kabupaten Pacitan setidaknya tercatat lebih dari 23 ribu dengan berbagai
macam bidang usaha dan kualitas.
Bupati Pacitan Indartato saat meresmikan Rumah Kreatif BUMN
pagi ini (21/10) teringat, dari seluruh warga Pacitan 14 persen diantaranya
masih hidup dibawah garis kemiskinan. Menjadi sangat berharap Rumah Kreatif
yang berada di PLN Rayon Pacitan ini benar-benar membantu PR pemerintah
tersebut.
“Rumah Kreatif harus menekan angka miskin di Pacitan,” kata
Indartato. Sehingga UKM dan UMKN tersebut benar-benar seluruhnya berdaya dari
segi kualitas, kapasitas maupun kapabilitasnya.
Bukan satu kebetulan, kehadiran BUMN pada ranah tersebut
merupakan wujud pemerintah untuk mendukung PR tersebut, Rasyid Naja sebagai
Senior General Affair PLN UID Jawa Timur pada kesempatan yang sama mengatakan
Rumah Kreatif ini hadir juga sebagai wadah para pelaku UKM dan UMKM untuk
belajar, selain itu juga menyiapkan data yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung
usaha. “Mereka para pelaku juga kami arahkan ke mode digital untuk mendukung
era Industeri 4.1,” kata Rasyid. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Besarnya tugas dan tanggungjawab Badan Pengawas Pemilihan
Umum (Bawaslu) Kabupaten Pacitan dalam mewujudkan Pemilihan Umum (Pemilu) yang
berkualitas harus didukung semua komponen, tidak hanya Komisi Pemilihan Umum
(KPU), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPPU) tapi juga para
pelaku seni budaya yang ada di Kabupaten Pacitan.
Dengan melaksanakan Memorandum of Understanding (MoU) yang
dilaksanakan di Alun-alun Kabupaten Pacitan (19/10), kegiatan ini disaksikan
banyak pihak termasuk Ketua Bawaslu Jawa Timur Muhammad Amin.
Momen penting tersebut diapresiasi Wakil Bupati Pacitan Yudi
Sumbogo, dalam sambutannya ia mengatakan tugas pokok Bawaslu Pacitan sudah
selayaknya diketahui semua orang, supaya masyarakat semakin paham hak mereka
pada setiap kontestasi politik.
“Mudah-mudahan MoU dan sosialisasi ini akan berdampak pada
penyelenggaran pemilu yang semakin baik sesuai perundang-undangan yang
berlaku,” harap Yudi. Sehingga mimpi Indonesia dalam rangka membangun peradaban
politik yang sehat dan dewasa dapat terlaksana.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).