Disperindag Gigih Restorasi Kejayaan Pasar Sawo

Tidak ada yang tahu persis kapan dan kenapa Pasar Sawo yang berada di Alun-Alun Timur tersebut menjadi sepi, namun dari gambaran kelompok Teatrikal Pasar Sawo yang diperagakan Putra Dan Putri Batik Pacitan menggambarkan konon Pasar Sawo adalah pusat kota Pacitan.

 “Intinya kami ingin tempat ini kembali menjadi sentra seperti dulu sebelum tahun 80an. Pasar Sawo pusat ekonomi kerakyatan, ”kata Supomo Kepala Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan pada Pembukaan Festival Pasar Sawo 2019 kemarin 06/07/19.

 Restorasi ikon yang di gagas Disperindag tersebut meraih banyak dukungan berbagai pihak, termasuk pengusaha dan seniman. Namun rencana cantik itu bukan tanpa kesulitan utamanya pergeseran kultur masyarakat saat ini dan  40 tahun lampau.

 “Maka semua akan kita sesuaikan dengan budaya sekarang, kita buat stand foto Selfi misal di lantai dua, Fashion Show Batik Pace oleh putra-putri terbaik kita, bahkan kita sediakan Live Musik (Sarwo Muni) binaan kita dan aneka kuliner khas Pacitan yang kita jajakan termasuk di Car Free Day,” tambah Supomo.

 Meramaikan Pasar Sawo memang menguntungkan semua elemen baik masyarakat hingga pemerintah. Tapi menurut Sekda Pacitan Suko Wiyono yang hadir dan membuka acara mewakili Bupati Pacitan Indartato mengatakan, mengembalikan Pasar Sawo sebagai etalasenya Pacitan kudu dibarengi dengan peningkatan kualitas produk. “Supaya kita bisa bersaing dengan produk kota lain. Karena ke depan wisatawan yang berkunjung ke Pacitan kita harapkan mampir kesini,” harap Suko.

 Lagi, menurut Sekda Pasar Sawo juga tumbuh menjadi pusat sosialisasi pengusaha Pacitan untuk berbagi pengalaman, wawasan bahkan jaringan, disamping muda-mudi harus disiapkan wadah yang sesuai dan beraneka ragam. “Kajian demi kajian sangat perlu untuk tujuan yang diharapkan,” tambahnya.

 Luki Indartato Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) kabupaten Pacitan merasa senang dengan obsesi itu. Di mana Luki teringat kenangan-kenangan Pasar Sawo dengan segala fungsinya. Ia berharap khususnya kuliner yang ada di Pasar Sawo benar-benar terangkat, selain untuk bernostalgia kembali seperti apa kejayaan pasar itu juga menambah kesempatan baru meningkatkan ekonomi masyarakat. “Maka setuju jika Festival Pasar Sawo dilaksanakan setiap tahun,” pungkas Luki. (Budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Disperindag Wejang Pelaku IKM Olahan Kayu

Tuladi satu dari 20 peserta pelatihan desain produk olahan kayu merasa semakin optimis dengan bisnis yang digelutinya, usai mengikuti pelatihan  yang dilaksanakn Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan selama empat hari 25-28/03 tersebut dirasa mampu memperkaya  pengetahuan yang dimiliki. “Kualitas produksi kami pasti akan meningkat,” ujarnya yang menekuni industri mebel sejak tahun 2014.

Franciscus Xaverius Supriyono pemateri tunggal yang dihadirkan pada kegiatan itu menekankan pemahaman terkait desain produk hingga eksekusi desain. “Desain yang dikerjakan ini merupakan satu dari desain terbaik yang dibuat peserta, berbentuk kursi Cafe baik model pendek dan panjang,” papar Dia yang sering diundang ke berbagai negara untuk membagikan pengalamannya.

Selain itu proses finishing harus sangat diperhatikan dan dikuasai oleh perusahaan, mengingat proses finising menjadi penentu harga jual dari produk yang di ciptakan. “Meski desainnya oke, prosesnya bagus dan sesuai, tapi jika finising jelek maka harga akan hancur,” tegas Dia.

Pelaku usaha mebel harus benar-benar memahami dunia olahan kayu, termasuk mengikuti tuntutan jaman, dimana konsumen sering memesan berbagai model desain baik yang modern ataupun yang klasik. Menurutnya pelaku harus mampu melayani konsumen dengan penguasaan yang dibarengi dengan pengalaman yang dimiliki.

Perindag berkomitmen memajukan seluruh IKM di Pacitan dengan berbagai pelatihan-pelatihan. Termasuk pelatihan yang digelar ini. Mengingat secara geografi Pacitan kaya bahan yang dapat dimaksimalkan berbentuk hasil jadi. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Disperindag Pacitan; Maksimalkan Pelaku Sulam Dan Rajut

Rika Suryani gigih mempraktikkan teknik rajut yang disampaikan oleh ahli Ayu Widianingsih dari Kota Solo Provinsi Jateng, gadis berusia 23 tahun itu berpendapat keterampilan itu merupakan peluang menciptakan ladang usaha yang dapat mendatangkan nilai ekonomi jika digali ilmunya secara mendalam. “Ini merupakan kesempatan yang baik buat kami,” ungkap Dia.

Sri Kusumo sebagai kepala Bidang Perindustrian Disperindag Pacitan berkomitmen memaksimalkan keterampilan sulam dan rajut pelaku usaha tersebut serta berupaya turut andil pada berbagai momen baik tingkat Regional dan Nasional yang sering digelar.

Sebanyak 40 peserta yang terbagi menjadi dua kelompok sulam dan rajut mengikuti pelatihan yang dilaksanakan selama 3 hari, bentuk dorongan kepada pelaku industri tersebut juga sebagai upaya pemerintah untuk mengenalkan pasar dan jaringan baru yang lebih kompetitif.

“Selain mereka yang bergelut langsung pada industri ini, peserta juga kami utamakan yang mempunyai jiwa seni dan passion tinggi,” kata dia disela kegiatan Pelatihan Rajut Dan Sulam di Hotel Remaja 12/03/19. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dukung Wirausaha Dengan Tambahi Keterampilan Foto

Merantau ke kota lain bukan pilihan bijaksana, mengingat Kabupaten Pacitan mempunyai banyak kekayaan yang siap dieksplorasi, baik alam, hasil laut, pertanian bahkan hasil kreativitas tangan masyarkakatnya.

Pemerintah butuh SDM dan tenaga untuk memaksimalkan pasar besar tersebut, salah satunya dengan memberi wadah dan menambah keterampilan yang dimiliki dengan mengelar Pelatihan Fotografi kepada puluhan wirausaha muda yang dilaksanakan selama tiga hari 04-06/03/19 di Ruang Pertemuan hotel Remaja oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan.

Supomo Kepala Disperindag meminta kepada peserta untuk serius terhadap potensi yang dimiliki Pacitan dengan memaksimalkan program pemerintah seperti yang tengah dilaksanakan.

Materi fotografi yang disampaikan kemudian mampu mendukung usaha yang tengah dikembangkan, mengingat segala aspek usaha mulai kuliner, pariwisata dan kerajinan dapat maksimal dengan promosi cantik melalui sosial media (Sosmed).

Ia juga mengharap kepada peserta agar terus menjalin hubungan baik dengan Disperindag, sesama peserta dan wirausaha lain melalui paguyuban yang telah dipersiapkan demi tercapainya sinergitas, sehingga tercapai kemudahan usaha yang dikembangkan. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).