Hari pertama Sensus Keluarga 2021 Petugas Pendataan Kunjungi Bupati Dan Keluarga

Sensus keluarga 2021 serentak dilaksanakan mulai hari ini Kamis (01/04) diseluruh Indonesia tak terkecuali di Kabupaten Pacitan. Bupati Indartato dan keluarga menjadi yang pertama untuk didata. Petugas data menyambangi langsung orang nomor satu di Pacitan itu dirumahnya, Jalan Yos Sudarso Desa Bangunsari Pacitan.
“Terimakasih dan saya apresiasi, ini adalah tugas mulia, mudah-mudahan kami bisa memberikan keterangan dengan benar sekaligus contoh bagi keluarga lain”, tutur bupati saat menerima rombongan petugas bersama istri Luki Indartato.
Bupati berharap, masyarakat Pacitan dapat membantu kelancaran pendataan dengan memberikan keterangan yang benar kepada petugas. Keakuratan data sangat penting untuk mengetahui kondisi serta kesejahteraan keluarga, khususnya masyarakat Pacitan.
“Pendataan keluarga 2021 ini berlangsung selama dua bulan mulai April hingga akhir Mei 2021”, terang Hendra Purwaka, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Pacitan.
Pria yang juga menjabat Plt. Kepala Dinas Kesehatan Pacitan itu menyampaikan, untuk pendataan keluarga di Kabupaten Pacitan pihaknya telah menyiapkan 1200 kader sebagai petugas pendata. Mereka akan mengunjungi setiap keluarga dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan ketat.
Pendataan keluarga bertujuan untuk mendapatkan data keluarga yang akurat, valid, relevan serta dapat dipertanggungjawabkan. Melalui proses pengumpulan, pengolahan sampai pemanfaatan data kependudukan dan keluarga. Pendataan keluarga dilaksanakan lima tahun sekali dengan sasaran keluarga termasuk semua anggota keluarga yang ada di rumah. (HumasPacitan/Diskominfo)

TMMD REG 110 Widoro; Seluruh Item 100 Persen Selesai

Rombongan Bupati Pacitan Indartato melintasi Jalan yang dinamai Dhirotsaha Jaya, jalan tersebut menghubungkan desa sekitar dan menjadi alternatif wisatawan untuk menuju ke obyek wisata di Desa Widoro, Donorojo.

______________

Apa kata yang tepat untuk memuji sekaligus mensyukuri keberhasilan TMMD REG Ke-110 di Desa Widoro, Donorojo yang telah berhasil menyelesaikan seluruh sasaran fisik maupun non fisik yang kini sudah bisa dimanfaatkan masyarakat tersebut.

“Semoga ini dapat mendukung perekonomian dan pariwisata di Widoro dan Pacitan umumnya,” kata Bupati Pacitan Indartato (31/03) saat sambutan penutupan kegiatan itu.

Program pemerintah terpadu lintas sektor tersebut setidaknya membuktikan komitmen seluruh komponen pemerintah dalam melayani masyarakat, dengan bukti nyata pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana, sekaligus memperkuat pertahanan negara.

Sementara untuk mengabadikan sejarah TMMD di Desa Widoro kali ini, salah satu sasaran fisik berupa jalan sepanjang 1200 meter dengan luas 5 meter yang berhasil dikerjakan 100 persen sepakat dinamai Jalan Dhirotsaha Jaya.

Sementara Bupati pun berharap masyarakat Widoro juga memiliki semangat untuk merawat berbagai keberhasilan yang telah dicapai, begitu juga dengan keberhasilan pada bidang pendidikan maupun kesehatan yang masuk pada sasaran non fisik untuk terus ditingkatkan.

Harapan yang sama juga disampaikan Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol Inf. Ibnu Khasim, bagaimana seluruh pekerjaan yang kini rampung tersebut seyogyanya dapat dinikmati sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

“Semoga mushola (Nurul Iman) yang baru kita rehab ini menambah berkah dan manfaat pada bulan suci ramadhan yang akan datang sebentar lagi,” imbuh Dandim. (bd/wan3/frd/ryt/ss/dzk/rach/tk/DiskominfoPacitan).

Pantau Vaksinasi Bupati Minta ASN Tidak Menolak

Vaksinasi covid 19 dikabupaten Pacitan terus dikebut. Setelah menyelesaikan untuk tenaga kesehatan, tokoh masyarakat dan pelayan publik, giliran aparatur sipil negara (ASN) mendapatkan vaksin covid 19.
Pelaksanaan vaksin untuk abdi negara itu dilaksanakan serentak, Selasa (30/03). Khusus ASN wilayah kota pemberian vaksin tahap pertama dipusatkan di Gedung Karya Dharma kompleks pendopo kabupaten. Sedangkan untuk wilayah kecamatan dilaksanakan di puskesmas masing masing.
“Vaksinasi terus kita lakukan sampai tuntas namun demikian pelaksanaannya harus bertahap menyesuaikan kedatangan dan ketersediaan vaksin”, kata Bupati Indartato saat memantau pelaksanaan vaksin tahap pertama untuk ASN.
Melihat antusiasme ASN bupati berharap program vaksinasi ini akan sukses dan akan tercipta kesehatan bagi masyarakat. Karena vaksin merupakan salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran covid 19. Untuk itu bupati dua periode itu minta masyarakat tidak menolak. Vaksin tidak hanya untuk melindungi diri sendiri namun juga seluruh masyarakat.
“Kepada ASN saya minta bersedia untuk divaksin agar menjai contoh “, katanya lagi.
Bupati minta semua ASN terkecuali yang berhalangan untuk ikut program vaksinasi. Jika ada yang menolak maka akan ada tindakan sesuai ketentuan aturan yang ada. (humaspacitan/diskominfo)

Sepenggal Kisah Dibalik Kacang Tanah Dan Hukuman

Seketika Pak Suroyo marah mendapati tanaman kacang tanah disamping kelas berserakan. Tanaman hasil berkebun para siswa itu belum layak panen karena masih “gombong” (belum tua). Namun, rasa penasaran sekelompok siswa memaksa tanaman kacang tanah itu tercerabut sebelum waktunya sehingga gagal panen.
Tak pelak, ulah mereka berakhir dengan hukuman dari sang kepala sekolah. 6 siswi dan satu siswa harus berdiri dibawah sinar matahari. Sepenggal kisah ini dituturkan oleh Istiyah, teman SMA Bupati Pacitan Indartato. Perempuan paruh baya warga Dusun Padangan Desa Banjarsari itu masih ingat betul masa masa menimba ilmu bersama Indartato remaja tahun 1973.
“Kami bertujuh yang enam perempuan dan yang laki laki sendiri adalah pak In (Indartato), semua kena hukuman”, kenang Istiyah sembari tertawa.
Sebenarnya lanjut perempuan dengan 6 cucu itu, tanaman kacang tanah tersebut merupakan hasil berkebun para siswa sendiri, memanfaatkan ruang kosong disamping kelas. Hanya rasa penasaranlah yang mendorong mereka memanen kacang tanah terlalu dini. Alhasil, tindakan tersebut justru mengantarkan mereka pada hukuman.
Kisah indah masa SMA itu kembali terajut saat Bupati Indartato melakukan Tilik Warga di Desa Banjarsari. Anjangsana sang pemimpin untuk berpamitan karena masa pengabdianya sebagai kepala daerah dua periode segera berakhir. Bupati Indartato secara khusus mengenalkan sahabat dan teman semasa sekolahnya itu kepada seluruh rombongan yang hadir.
“Bu Istiyah wonten, meniko rencang kulo sae wonten SMA (Bu Istiyah ada, ini adalah teman baik saya waktu di SMA)”, kata bupati.
Bagi Istiyah, sosok Indartato hampir tidak pernah berubah. Saat masih di bangku SMA, suami Luki Tri Baskorowati itu termasuk supel dan periang. Meski, cenderung agak pendiam dibanding teman teman lain. Dan saat menjadi pemimpin di Pacitan, sifat itu tetap sama. Bahkan, disela kesibukanya menjalankan roda pemerintahan, Indartato masih bisa meluangkan waktu untuk teman dan sahabat.
“Kami masih sering berkumpul bahkan diundang di halking (halaman wingking)”, tutur Istiyah kembali.
Istiyah dan cerita kacang tanah adalah satu diantara selaksa kisah dari seorang Indartato. Masih banyak ragam cerita lain yang unik dan inspiratif dari bupati yang terkenal dengan kesantunanya itu. Semuanya terukir indah dalam 10 tahun pengabdian menjadi Bupati Pacitan. (HumasPacitan/Diskominfo)

Prakiraan; Pacitan Lebih Dulu Kemarau

Sesuai rilis resmi Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) musim hujan dipastikan masih berlanjut di Kabupaten Pacitan. Pihaknya memastikan kemarau akan terjadi antara bulan April mendatang di sebagian Jawa (Pacitan), Bali dan Nusa Tenggara di 22,8 Zona Musim (ZOM).
Dwikorita Karnawati mengatakan pancaroba terjadi di pertengahan bulan Mei, masa peralihan ini membuat sebagian wilayah telah masuk dalam musim kemarau. Sedang anomali musim global menunjukkan kondisi La Nina diprediksi masih akan terus berlangsung hingga Mei.
Kedatangan musim kemarau juga berkaitan erat dengan dengan peralihan Angin Baratan (Muson Asia) menjadi angin Timuran (Muson Australia) yang terjadi pada akhir Maret mendatang.
“Musim kemarau pada tahun 2021 akan datang lebih lambat dengan akumulasi curah hujan yang mirip dengan kondisi kemarau biasanya. Artinya normal dan kecil peluang terjadi kekeringan,” kata Herizal, Deputi Bidang Klimatologi BMKG).
Sementara itu puncak kemarau diprediksi akan terjadi pada pertengahan Agustus 2021, hal ini diharap semua instansi terkait maupun masyarakat untuk siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak kemarau. Utamanya di wilayah yang rawan kebakaran lahan dan hutan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo mengatakan telah menindaklanjuti rilis BMKG tersebut dengan memetakan zona kekeringan di Kabupaten Pacitan.
Meski dipantau tidak sekering tahun 2018 yang melanda 54 desa, namun BPBD saat ini tengah fokus di 45 desa yang diprediksi mengalami kekeringan di puncak kemarau. “Kami terus mempersiapkan diri dengan koordinasi maupun mempersiapkan sarana dan prasarana, namun begitu masyarakat harus bijak menggunakan air dari sekarang,” tambah Didik. (bd/frd/ss/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).