Sharing Risiko Stunting

Pentingnya masa kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan diakui oleh banyak negara, selama masa kritis ini merupakan sebuah jendela kerentanan. Kekurangan asupan gizi pada masa ini menjadi pemicu terjadinya stunting.

Makanan dan perawatan kesehatan yang optimal untuk bayi dan anak dibutuhkan untuk pertumbuhan selama masa anak usia dini. Pertumbuhan selama periode ini memainkan peran penting dalam pengaturan lintasan pertumbuhan di masa kecil dan remaja dan perawakannya dalam kehidupan dewasa.

“Intervensi yang paling menentukan adalah pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) dimana ada beberapa faktor yang berpengaruh, seperti faktor pengasuhan yang tidak baik yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi, terbatasnya layanan kesehatan, dan kurangnya akses makanan bergizi,” terang Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Pacitan, Efi Suraningsih.

Ia juga menuturkan dalam penanganan stunting perlu terus ditekankan, dan disebarluaskan kepada masyarakat. “Banyak program dari berbagai sektor bisa berhasil karena dukungan dari para ibu, karena mereka memiliki karisma serta potensi untuk menggerakkan masyarakat. Sehingga peran aktif semuanya sangat dibutuhkan dalam upaya mencegah stunting,” tambahnya.

Pada seminar Cegah Stunting yang digelar di Rumah Makan JLS Pacitan Selasa (08/11) kemarin juga turut mengundang dokter spesialis kandungan dr. Agung Suhirman, SpOG dan Fibria Dian Ikawati dari Puskesmas sebagai narasumber.

Sasaran pelaksanaan acara merupakan anggota TP PKK, Ketua Dharma Wanita (DWP) OPD dan juga Organisasi Wanita (Muslimat, Fatayat, Aisiyah, Salimah) mengharap usai pertemuan, ilmu yang diterima dapat disebarkan dan diterapkan di lingkungan masing-masing. (PemkabPacitan).

Pada seminar Cegah Stunting yang digelar di Rumah Makan JLS Pacitan Selasa (08/11) kemarin juga turut mengundang dokter spesialis kandungan dr. Agung Suhirman, SpOG dan Fibria Dian Ikawati dari Puskesmas sebagai narasumber.

Berikan Pembinaan Kepada Kader IMP, Bupati: Teruslah Mengabdi Dengan Tulus

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji kembali berkesempatan bertemu sekaligus memberikan pembinaan kepada kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) PPKBD dan Sub PPKBD. Kali ini giliran ratusan kader dari seluruh desa se-wilayah Kecamatan Ngadirojo mendapat pembinaan langsung dari orang nomor satu di Pacitan.

“Terpenting saya berpesan tetaplah mengabdi dengan ketulusan meskipun mungkin insentif yang panjenengan terima belum bisa memenuhi harapan”, kata Bupati, Rabu (09/10/11).

Mas Aji sangat mengapresiasi keberadaan IPM PPKBD dan Sub PPKBD dalam turut serta membangun masyarakat yang sehat, sejahtera dan bahagia. Baginya, para kader ini merupakan peletak fondasi yang kokoh bagi bangsa dan negara. Karena melalui peran mereka tercipta generasi yang sehat dan cerdas serta keluarga yang sejahtera.

“Jika kader IMP ini bergerak menyukseskan program pemerintah dalam menyiapakn generasi mulai kehamilan, lahir berkembang menjadi anak-anak hingga menjadi insan yg sehat maka kader IMP merupakan pondasi sesungguhnya negara ini,” katanya kembali.

Untuk itu Bupati mengajak semua pihak termasuk para pemangku wilayah mulai camat, kepala desa hingga RT/RW untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan kader IMP mewujudkan Bangga Kencana.

“Tugas kami adalah mendampingi pasangan usia subur untuk ikut KB. Kita mendatangi dari rumah ke rumah jika ada ibu yang baru melahirkan, kita tanya bagaimana kesehatannya serta KB apa yang akan digunakan nantinya,” kesaksian Supatmi, Kader IMP dari Desa Hadiluwih Kecamatan Ngadirojo. (Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

Titik Balik Konser Denny Caknan di Pacitan

Pertunjukkan Denny Caknan semalam di Stadion cukup menghibur warga masyarakat Pacitan dan sekitar. Terbukti H-2 kabar beredar bahwa tiket yang disediakan panitia sejumlah 10000 ludes terjual.

“Sebenarnya kami ingin mengakomodir semua fans Denny Caknan, tapi kita terbentur dengan aturan,” ujar Turmudi, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pacitan, Pagi tadi (09/11) di kantornya.

Secara umum performa Caknan di Pacitan hingga melebihi kesepakatan, lagu yang dinyanyikan dari 10 bertambah menjadi 12. Tentu itu adalah wujud komitmen Caknan maupun tim, Turmudi menilai penambahan performa tersebut lantaran antusias dan atmosfer menunjukkan situasi penonton yang sangat kondusif.

Baginya kedisiplinan dan kedewasaan penonton adalah modal imajinasi pemerintah untuk meraih kreatifitas lanjutan. Hal ini karena segala jenis rupa hiburan memiliki tujuan yang cukup jelas, yaitu bagaimana Pacitan kembali bersinar sebagai kota potensial yang harus dikunjungi.

Keberhasilan pariwisata tersebut dalam jangka menengah dan Panjang tentu memberi Impact positif bagi perekonomian secara langsung, dilini UMKM, jasa pariwisata dan sektor lain. Kemudian Pacitan akan lahir seperti perawan bagi investor, lalu menanam modal di kota yang berjuluk Paradise of Java ini.

Atau kata lain dari komitmen Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji melalui Disparbudpora adalah membangun kerangka Trust untuk khalayak ramai. Menyuguhkan hal yang sesungguhnya dimiliki Pacitan. Baik kekayaan alam, seni budaya maupun pada keramahan masyarakat yang sudah dibuktikan semua orang.

 

Membangun perspektif tersebut sebenarnya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemda semata, seluruh pihak sesungguhnya mesti melek, karena kerja bakti sejatinya bukan semata hanya saat membersihkan pekarangan dan selokan saja. Tetapi dewasa ini gotong royong mesti bertransformasi, mendukung pemerintah dengan menyukseskan berbagai program yang nyata, nantinya bermuara pada masyarakat madani.

Meski demikian pemerintah tentu tidak mengesampingkan berbagai masukan, tidak alergi terhadap ide gagasan rakyat, karena pemerintah perlu stimulus. Demi kesempurnaan mengabdi untuk masyarakat secara utuh. “Dukungan adalah perihal penting bagi kami,” lanjut dia yang mengaku pagi ini belum mendapat laporan resmi dari penjualan UMKM maupun jasa penginapan imbas konser semalam.

Lebih jauh menatap masa depan kepariwisataan di Pacitan, pihaknya saat dipancing @pemkabpacitan untuk menghadirkan artis dunia ke Pacitan adalah bukan perkara yang membuat Turmudi termangu-mangu. Perintah atasan, dukungan instansi terkait dan masyarakat adalah yang utama.

“Slank, Iwan Fals bahkan Ed Sheeran bisa saja kita tampilkan di Klayar, Pancer atau Monumen Jendral Sudirman,” ungkapnya yang mengerti dapat menumbuhkan semangat kedatangan wisatawan dari kota besar seperti Solo, Semarang, Yogyakarta, Surabaya bahkan Jakarta, jika ditelaah hal ini bukan sesuatu yang berlebihan untuk gebrakan besar dan nyata. (PemkabPacitan).

Bersilaturahmi Lalu Doa Bersama

Tak sekedar euforia semata yang tampak dari rangkaian epik Ruwat Jagat. Bersama masyarakat dan pemerintah dalam wadah kebersamaan pun memanjatkan doa, memohon kepada Tuhan supaya dijauhkan dari mara bahaya, sembari meminta kehidupan yang semakin baik di Pacitan.

Ini juga terucap dari Dwi Aulia yang berulang tahun di hari ini (05/11), ia yang enggan dipotret tersebut sebelumnya tak mengingat hari ini adalah ulang tahunnya, selepas pengumuman di depan gedung Gasebo “Siapa yang berulang tahun hari ini, silahkan ada hadiah” lantang dari pengeras membangkitkan ingatannya.

Ia pun lantas bergegas mengambil hadiah usai menunjukkan tanda pengenalnya. “Semoga yang terbaik untuk Pacitan, kita cari duit gampang, jauh juga dari bencana,” harap dia yang kini berusia 29 tahun tersebut.

Termasuk di Perempatan Penceng, Pacitan, Doa Lintas Agama juga masuk rangkaian utama di sela prosesi dan acara kesenian Tetek Melek dari Desa Sukoharjo, Pacitan. Mereka para pemangku agama silih berganti memanjatkan doa yang diakhiri dengan doa menurut Agama Islam.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji pun menaruh harap lebih dari momentum kebersamaan tersebut, Ruwat Jagat yang menyentuh semua lapisan masyarakat ini diharap menjadi media memanjatkan permohonan, mengharap kepada Tuhan untuk Pacitan terbebas dari segala bentuk ancaman bencana. “Semoga kita semua dihindarkan dari berbagai bentuk musibah dan bencana,” harap dia.

Agus, salah satu nelayan Pacitan yang dari awal penasaran dengan prosesi Ruwat Jagat menyeletub, berharap prosesi doa bersama di dalam event perdana pemerintah ini juga menjadi piranti hasil tangkapan ikan yang melimpah. “Cari ikan gampang kan kita semakin sejahtera, jujur dari awal saya memohon itu,” ujar dia yang turut melihat prosesi Ruwat Jagat. (PemkabPacitan).

Ruwat Jagat Momentum Instropeksi Diri

Ribuan masyarakat, Sabtu (05/10/2022) tumpah ruah memadati jalan utama Kota Pacitan. Kehadiran mereka tak lain untuk mengikuti dan menyaksikan prosesi Ruwat Jagat yang digelar Konsorsium Kangen Pacitan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pacitan.
Bermula dari halaman pendopo kabupaten, prosesi ruwat jagat menyuguhkan pesona budaya dan religi. Lapangan Jogokaryan ditata sebegitu menarik dengan balutan seni menawan. Gending Jawa mengalun indah mengiringi prosesi yang dihadiri Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Wakil Bupati Pacitan Gagarin, Gubernur Jatim yang diwakili Kepala Bakorwil Madiun, Forkopimda, pimpinan perangkat daerah serta tokoh masyarakat.
Diawali dengan sajian tari bedhoyo, selanjutnya digelar doa bersama dipimpin oleh Ketua MUI Kabupaten Pacitan K.H.Abdullah Sajad. Selanjutnya Bupati simbolis melakukan potong tumpeng untuk diarak menuju panggung utama prosesi ruwat jagat di perempatan Penceng.
Melewati jalan utama Kota Pacitan, tumpeng dibawa dengan berjalan kaki bersama dengan bendera panji kabupaten Pacitan serta panji-panji dari 12 Kecamatan. Sepanjang jalan yang berhias penjor janur, masyarakat dari berbagai sanggar seni, komunitas dan sekolah menggelar beragam pertunjukan seni budaya. Pun, demikian sepanjang jalan menuju panggung utama Perempatan Penceng ratusan tumpeng berjajar rapi siap untuk disantap bersama.
Setiba di panggung utama panji Kabupaten Pacitan serta panji-panji 12 kecamatan ditancapkan diatas gunungan raksasa setinggi kurang lebih 10 meter, tepat di Tugu Parasamnya Purnakarya Nugraha. Selanjutnya, dilaksanakan doa lintas agama dan suku untuk Pacitan yang aman, ayem tentrem bahagia sejahtera.
“Ruwat jagat ini adalah momentum untuk kita bisa merenung apalagi dengan kondisi akhir-akhir ini banyak bencana. Semoga, dengan ruwat jagat ini akan menambah empati, kewaspadaan dan menambah ikhtiar kita”, kata Bupati
Mas Aji mengajak seluruh masyarakat berdoa agar diberikan rasa cinta tanah Pacitan serta cinta terhadap masyarakat Pacitan. Melalui even ini Dia berharap Pacitan akan lebih dikenal lagi. (Prokopim Pacitan / Pemkab pacitan)