Bupati Pacitan Terima 2 Penghargaan Dari Kemendes PDTT

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menerima penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI. Tidak tanggung-tanggung, orang nomor satu di Pacitan itu mendapatkan 2 penghargaan sekaligus.

Penghargaan diserahkan langsung Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, Kamis (27/10/2022) dalam acara Launching Lembaga Keuangan Mikro Bumdesa dan Penandatanganan MoU Dengan Kementerian Kesehatan RI Bakamla RI serta Perjanjian Kerjasama Dengan Pangkoarmada II di KRI Makasar Markas Koarmada II Surabaya.
Penghargaan pertama adalah Lencana Bakti Desa Pertama. Penghargaan ini diberikan kepada Bupati Pacitan atas komitmen dan kerja keras dalam mendorong percepatan pembangunan desa sehingga seluruh desa di Kabupaten Pacitan mencapai status berkembang, maju dan mandiri.

Sedangkan penghargaan kedua adalah Lencana Bakti Ekonomi Desa atas capaian 100% transformasi pengelola dana bergulir masyarakat eks PNPM-MPD menjadi BUM Desa bersama LKD di Kabupaten Pacitan. Selain penghargaan dalam bentuk lencana Mas Aji juga menerima penghargaan dalam bentuk piagam.

Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan kode desa untuk desa hasil pemekaran yakni, Desa Ketro Harjo Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan, dari Kementerian Dalam Negeri RI yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dengan diserahkanya kode desa tersebut maka dapat segera dilakukan pengesahan dan pengundangan peraturan daerah sebagaimana diatur dalam Permendagri nomor 1 tahun 2017 pasal 68 ayat (8) tentang penataan desa.(Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

Bupati Pimpin Apel Gelar Kesiapsiagaan Bencana

Tingginya potensi peningkatan curah hujan yang terjadi akhir-akhir ini membutuhkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Terutama terhadap potensi lanjutan dari bencana hidrometeorologi itu.
Menyikapi kondisi tersebut Pemerintah Kabupaten Pacitan, Selasa (25/10/2022) menggelar apel gelar kesiapsiagaan bencana dengan tujuan melihat kesiapan personil dan perlengkapan peralatan menghadapi kebencanaan. Apel berlangsung di Alun-Alun Pacitan dipimpin langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.
“Perlu diingatkan kepada masyarakat dan semua pihak terkait, agar segera melakukan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi terhadap potensi bencana yang ada,” kata Bupati.
Berdasarkan kondisi cuaca dan iklim serta jumlah kejadian bencana yang terjadi di Kabupaten Pacitan, Bupati memberikan 6 (enam) arahan khusus. Yakni, meningkatkan sinergitas, menyusun rencana dengan menyesuaikan tata kelola kedaruratan protokol kesehatan serta melaksanakan pendekatan secara preventif kepada masyarakat terkait peran serta dalam menghadapi bencana.
Selain itu juga Bupati minta adanya pelatihan secara intens dan terpadu terhadap personil, melakukan pengecekan secara berkala terhadap semua perlengkapan dan peralatan dan menjaga kesehatan dan berpedoman pada protokol kesehatan, agar personil dapat menjalankan tugas secara optimal.
“Jujur dengan wilayah Pacitan yang luas, peralatan kita belum komplit, namun kita berharap bencana itu tidak datang bersamaan untuk itu mobilisasi dan peranan koordinasi serta kolaborasi itu yang paling penting”, imbuhnya.
Apel gelar pasukan kesiapsiagaan bencana diikuti unsur TNI, Polri, Satpol PP, Damkar, Tagana, Rapi, Orari, serta relawan ormas. (Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

BMKG; Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan

Secara resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali merilis kondisi iklim wilayah Jawa Timur yang telah memasuki musim peralihan/pancaroba dan sebagian telah memasuki musim hujan dengan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah sepekan kedepan.

Hasil analisis dinamika atmosfer di Jawa Timur menunjukkan adanya pola konvergensi dan perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatan aktivitas kolektif dan pertumbuhan awan hujan.

Aktifnya gelombang atmosfer serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur sampai dengan 2,5 Derajat Celcius mengakibatkan uap air semakin banyak di atmosfer. Kondisi tersebut mengakibatkan pertumbuhan awan Cumulonimbus yang intens sehingga bisa memicu cuaca ekstrim seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es.

Beberapa wilayah yang patut waspadai potensi bencana hidrometeorologi menurut prakiraan BMKG (24-30 Oktober 2022) adalah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Kab. Mojokerto, Jombang Nganjuk, Madiun termasuk Pacitan dan beberapa kota lain di Jawa Timur.

“Masyarakat dihimbau untuk melakukan penataan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran irigasi dan sungai, memangkas dahan dan ranting pohon. Dan selalu waspada dengan potensi bencana hidrometeorologi,” tertanda Taufiq Hermawan, Kepala Stasiun Meteorologi Juanda, Surabaya. (PemkabPacitan).

Bupati Pimpin Ziarah Ke Makam Para Perintis Agama Islam Di Pacitan

Masih dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2022, Pemerintah Kabupaten Pacitan menggelar acara Ziarah Makam Tokoh Perintis Agama Islam Kabupaten Pacitan. Ada 5 makam besar ulama yang menjadi lokasi kegiatan, antara lain makam KH. Dimyati di Kecamatan Arjosari, makam Syeh Yahudo di Kecamatan Ngadirojo, Makam KH. Abdul Mannan Dipomenggolo di Desa Semanten Pacitan, makam KH Umar Said di Kecamatan Donorojo serta makam Kyai Athoilah bin Abdul Mannan di Kecamatan Nawangan.

Ziarah Berlangsung serentak, Senin (24/10/2022) dipimpin langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. Bersama-sama dengan Wakil Bupati Pacitan Gagarin serta Forkopimda, Mas Aji melakukan ziarah serta doa bersama di makam masyayikh Perguruan Islam Pondok Tremas makam KH. Dimyati di Gunung Lembu Desa Tremas Kecamatan Arjosari. Sedangkan 4 kecamatan lain diikuti oleh Sekda, para Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda serta pimpinan OPD. Ziarah juga melibatkan para camat dan kepala desa serta masyarakat sekitar.

Menurut Bupati Pacitan, ziarah ke makam tokoh perintis agama Islam Pacitan ini sebagai bentuk cinta dan penghormatan terhadap para kyai, para ulama yang telah memberikan sumbangsih terhadap penyebaran agama Islam serta perjalanan pembangunan Pacitan. Penghormatan ini sama diberikan kepada para tokoh pendiri kabupaten yang ziarahnya dilaksanakan setiap peringatan hari jadi Kabupaten Pacitan atau ziara ke makam para pahlawan kemerdekaan setiap peringatan hari kemerdekaan RI.

“Sekali lagi ini bentuk rasa hormat, rasa cinta kami kepada beliau-beliau yang saya yakin memiliki peran penting di Kabupaten Pacitan sesuai zamannya,” kata Bupati.

Selain Bupati, Wakil Bupati dan Forkopimda, ziarah di makam KH Dimyati juga dihadiri perwakilan keluarga Perguruan Islam Pondok Tremas KH Lukman Harits Dimyati dan KH Abdillah Namawi. Turut hadir juga camat beserta Forkopimca, kepala desa se Kecamatan Arjosari serta masyarakat sekitar. (Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

Banjir Kota Harus Menjadi Pemikiran Bersama

Permasalahan banjir kota sudah selayaknya menjadi urusan bersama. Tidak hanya pemerintah namun juga seluruh masyarakat dari hulu hingga hilir.

Hal itu disampaikan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji kepada awak media usai bertemu perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pacitan. Kehadiran mahasiswa tak lain untuk melakukan audiensi terkait permasalahan banjir kota yang masih terjadi di Pacitan.

Menurut Bupati, menyelesaikan banjir kota tidak bisa instan karena ada beberapa faktor yang memengaruhinya. Mulai dari pendangkalan drainase akibat tebalnya sedimentasi, curah hujan yang intensitasnya melebihi ambang normal hingga adanya sampah yang membuat saluran air tidak lancar. Untuk itu, Bupati minta masyarakat turut serta berperan menanggulangi banjir kota ini dengan tidak membuang sampah sembarangan.

 

 

“Harus kita selesaikan, tapi tidak mungkin cepat karena banyak faktor. Yang jelas kami sudah mulai melakukan normalisasi saluran meski belum maksimal.,” kata Bupati, Senin (24/10/2022).

Guna mempermudah pengerukan sedimentasi lumpur, Mas Aji mewacanakan pengadaan alat tepat guna (ekskavator mini). Dengan peralatan tersebut diharapkan pengerukan sedimentasi pada sistem drainase kota depat dilaksanakan secara berkala. Pihaknya juga melakukan usulan kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo untuk membangun Bozem sebagai pengendali air khususnya untuk Kali Kunir dan Kali Tani. Sebagai program jangka panjang akan dilakukan penghijaun untuk memperkuat hutan sebagai penyangga air.

“Kita akan terus berupaya namun jika curah hujan berlebih, luapan itu pasti tidak terelakan,” pungkasnya. (Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)