Perempuan Pacitan Harus Berani Bermimpi Meraih Cita-Cita

Melalui perjuangan R.A Kartini untuk emansipasi, kaum perempuan saat ini memiliki kesempatan luas untuk bisa meraih mimpi dan cita-citanya. Peluang bagi kaum perempuan untuk bisa bersaing serta sejajar dengan kaum pria begitu terbuka diberbagai lini.

 

Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, dalam acara Peringatan Hari Kartini ke-143 Kabupaten Pacitan di Gedung Karya Darma, Rabu (20/04).

 

Bermimpi tentang kesempatan menurut Mas Aji kaum perempuan saat ini punya cukup banyak kesempatan. Bahkan, negara sendiri telah menjamin dan memberikan kesempatan tersebut . Dalam karier politik misalnya, kaum perempuan memiliki porsi yang pasti yang dijaminan oleh undang-undang. Tergantung bagaimana kaum perempuan mampu menangkap peluang tersebut dan berani berkompetisi dengan laki-laki.

 

“Kalau ibu kita Kartini berani untuk bermimpi dan bercita-cita, harapan saya putri-putri Pacitan juga berani melangkah menggapai cita-citanya,” kata Bupati.

 

Sementara, menurut Penasehat Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Pacitan Efi Suraningsih Indrata Nur Bayuaji, kaum perempuan memiliki kesempatan sama dengan kaum laki-laki untuk ambil bagian dalam pembangunan. Perempuan saat ini harus pandai menempatkan diri dalam pembangunan nasional dengan tidak mengurangi kodratnya sebagai ibu rumah tangga dan abdi masyarakat.

 

“Perjuangan R.A Kartini yang pantang menyerah memberi pengaruh yang besar bagi nasib kaum wanita. Berkat sosok Kartini kita dapat berkarier setara dengan kaum pria. Tetaplah berkontribusi kepada negara tanpa menanggalkan kodrat sebagai wanita,” katanya.

 

Peringatan Hari Kartini ke 143 di Kabupaten Pacitan dilaksanakan dengan sederhana namun tidak mengurangi makna. Tema Hari Kartini tahun 2022 adalah Dengan semangat Kartini kita tingkatkan pemberdayaan kaum perempuan. Acara diisi dengan seminar mengambil tema Tantangan Perempuan Indonesia di Era Ambudance. (prokopim pacitan/ Pemkab Pacitan).

 

Petani Milenial Pacitan Raih “Golden Ticket” Young Ambassadors Kementan 2022

Wirausahawan pertanian milenial Provinsi Jawa Timur, Gusti Ayu Ngurah Megawati dari Kabupaten Pacitan meraih Golden Ticket pada Young Ambassadors Kementan 2022 (YAB) bersama 25 peserta lain.

Eksibisi pemilihan wirausahawan milenial berlangsung enam hari, yang digagas Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP) bersama International Fund for Agricultural Development [IFAD], sebagai langkah meningkatkan kapasitas dan kemampuan pemuda pedesaan melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS].

Perempuan yang akrab disapa Mega dari Pacitan adalah wirausahawati subsektor perkebunan, fokus pada olahan gula aren. Kiprahnya tak lepas dari dukungan Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Malang selaku unit pelaksana teknis [UPT] dari BPPSDMP yang berada di Kabupaten Malang, Jatim.

Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana menyambut gembira sekaligus bangga pada capaian semua peserta, namun tidak surprise. Pasalnya, dia meyakini kapasitas dan kompetensi Mega plus komitmen dan personalitas yang langsung ´tune in´ dengan passion sebagai petani milenial di awal kiprahnya.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan komitmen pemerintah khususnya Kementerian terus memfasilitasi generasi milenial agar terjun menjadi petani sekaligus wirausahawan pertanian. Pertanian memang menjanjikan sebagai sumber penghidupan dan bisnis yang menguntungkan sebagai penyedia pangan.

“Kementan berupaya mengubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan, terlebih di tengah pandemi saat ini,” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda, apalagi populasi mereka saat ini lebih 50% dari seluruh penduduk Indonesia.

Kementan mendukung penuh upaya regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia,” kata Dedi. (istimewa/Pemkab Pacitan)

Rindu Kehangatan dan Kebersamaan Bersama Masyarakat

Suasana kebersamaan dan kekeluargaan yang terjadi antar pemerintah, masyarakat dan ulama pada Peringatan Nuzulul Qur’an 1443 Hijriah, yang digelar di Pendopo Tumenggung Jogokaryo 1 diharap Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dapat terus terjaga.

Lantaran dari kebersamaan yang hangat tersebutlah suasana yang aman tertib dan kondusif sebagai ciri Kabupaten Pacitan akan terus berlangsung.

“Terimakasih kepada masyarakat yang telah membantu dan bekerjasama dengan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan maupun dalam menciptakan kehidupan sosial yang baik,” ungkap Mas Aji, sore ini (18/04).

Sebagaimana diketahui Nuzulul Qur’an adalah peringatan turunnya Al-Qur’an melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. “Semoga kita dapat membawa hikmah dalam peringatan ini, dan bersama belajar lebih Istiqomah dalam mengamalkan perintah Allah,” harapnya.

Kegiatan Nuzulul Qur’an tersebut juga dirangkaikan dengan penyaluran santunan kepada anak yatim dan guru ngaji, Tadzarus Al-Qur’an 30 Jus bersama Formkopimda dan Perangkat Daerah.

“Terimakasih kepada Muzaki, khususnya ASN Pemkab Pacitan dan masyarakat yang menyisihkan sebagian harta yang dimiliki. Semoga bermanfaat bagi umat,” tambah Bupati yang juga mengapresiasi BAZNAS Pacitan yang berhasil mengkoordinir pengelolaan dan pentasarfan Zakat, Infaq dan Sodakoh. (PemkabPacitan).

Strategi Konvergensi; Percepatan Penurunan Stunting di Pacitan

Indonesia saat ini masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan gizi terutama gizi kurang atau stunting dan gizi lebih atau obesitas. Ada beberapa upaya yang harus dilakukan oleh seorang ibu baik sebelum maupun setelah bayi lahir dalam mencegah stunting dan obesitas.

Berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyebutkan prevalensi stunting sebesar 22, 7%. Angka ini masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan dalam RPJMN 2020-2024, yakni 14%.

Berangkat dari situlah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan mengadakan rembug stunting dengan menggandeng lintas sektor terkait yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting, pada Kamis (14/04) bertempat di Gedung Karya Dharma Pacitan.

Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji menuturkan berdasarkan data dari hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 tren prevalensi stunting balita di Kabupaten Pacitan menunjukan penurunan sebesar 11,7 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 34 %.

“Kita jangan sampai lengah karena angka tersebut belum mencapai target nasional dan perlu dicermati kembali apakah kegiatan yang selama ini sudah dilakukan betul-betul efektif dalam mendorong capaian program prioritas nasional penurunan stunting,” terang Mas Aji saat Rembug Strategi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting.

Adapun hasil dari rembug stunting berupa komitmen bersama penurunan stunting yang ditandatangani oleh Bupati, perwakilan DPRD, Kepala Desa, Pimpinan OPD, perwakilan sektor non pemerintah dan masyarakat.

Kemudian perencanaan kegiatan intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang telah disepakati untuk dilaksanakan pada tahun mendatang dan untuk dimuat dalam RKPD/Renja OPD berikutnya, “Sehingga tujuan utama dari pencegahan stunting di Pacitan dapat terwujud secara optimal,” tambah Mas Aji. (Dinkes/pemkabpacitan)

Kunci Pembangunan Zona Integritas Adalah Komitmen Pimpinan

Pembangunan Zona Integritas adalah suatu kewajiban bagi sebuah lembaga yang memberikan pelayanan publik sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ( Permenpan RB ) No 10 tahun 2019 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju wilayah Bebas Korupsi ( WBK ) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani ( WBBM ) di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Seiring dengan terbitnya Peraturan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pacitan berkomitmen mewujudkannya dengan memberikan pendampingan kepada satuan kerja atau unit kerja pemberi pelayanan publik untuk melakukan Pembangunan Zona Integritas ( PZI ) dikomandani oleh Inspektorat daerah dan Bagian Organisasi Sekretariat Daerah. Pendampingan dimulai pada tahun 2019 kepada beberapa satuan kerja atau unit kerja, salah satu diantaranya adalah Puskesmas Bubakan yang merupakan Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. Puskesmas Bubakan pada akhirnya mampu mewujudkannya sebagai satu-satunya perwakilan Kabupaten Pacitan yang meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) pada tahun 2020.

Saat dikonfirmasi dr. Rini Endrawati yang saat itu menjabat sebagai Kepala Puskesmas Bubakan, menyatakan bahwa hal adalah capaian seluruh karyawan Puskesmas Bubakan, dibawah komando kepala puskesmas yang berkomitmen kuat, serta buah dari pendampingan yang diberikan oleh Inspektorat Daerah dan Bagian Organisasi Sekretariat Daerah. Cukup mengejutkan sekaligus membanggakan karena Puskesmas Bubakan adalah Puskesmas dengan kategori Terpencil di Kabupaten Pacitan.

“Kami memulai proses PZI setelah kami ditunjuk oleh Bapak Kepala Dinas Kesehatan saat itu, mungkin karena kami adalah Puskesmas dengan predikat Puskesmas Berprestasi berdasarkan SK Kementrian Kesehatan yang kami terima pada tahun 2018, sudah akreditasi terakreditasi UTAMA pada tahun 2017 ,” kata Rini yang kini menjabat sebagai Kepala Puskesmas Ngadirojo, kemarin (13/04).

Bagi Rini bicara ZI dan WBK yang berhasil diraih Puskesmas Bubakan pada tahun 2020 kuncinya adalah komitmen pimpinan, yang ditularkan kepada seluruh karyawan. Tanpa komitmen yang kuat, cukup sulit hal itu diwujudkan, karena PZI adalah membangun sistem, membutuhkan pemahaman bersama dan dukungan dari pihak lain. Salah seorang karyawan pernah menyampaikan kepada Rini, di jaman sekarang sepertinya sulit diwujudkan, akan tetapi Rini memberikan motivasi kuat, untuk memulai PZI ini di unit terkecil dulu, yaitu di Puskesmas Bubakan. “Mulai dari unit terkecil kita dulu, dengan sistem manajemen puskesmas yang konsisten dijalankan, PZI tidak akan sulit dicapai,” papar dia.

Menyinggung dampak positif ZI dan WBK, Rini menyampaikan bahwa predikat WBK menjadi semangat bagi seluruh karyawan Puskesmas Bubakan untuk lebih mampu memberikan pelayanan yang bersih dan akuntabel kepada masyarakat, dan berujung pada pelayanan prima yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Tak lepas pula peran Monitoring dan Evaluasi oleh Pimpinan yang sangat diharapkan agar predikat ini dapat terus dipertahankan oleh Puskesmas Bubakan.

Rini yang kini bertugas di tempat baru, di Puskesmas Ngadirojo juga berkomitmen menularkan pemahamannya tentang PZI kepada seluruh staf Puskesmas untuk mewujudkannya di tempat yang baru. Puskesmas Ngadirojo adalah Puskesmas Rawat Inap yang cukup besar, yang digadang-gadang oleh Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji bertransformasi menjadi Rumah Sakit di wilayah Timur Pacitan. Bagi Rini hal itu bukanlah hal yang mudah, tapi Rini berusaha mewujudkannya dengan memulai membangun sistem yang lebih baik salah satunya melalui PZI dan pengajuan Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD ) untuk Puskesmas Ngadirojo. Upaya tersebut kian mantab lantaran SDM di puskesmasnya yang baru sangat mumpuni untuk mengejar berbagai ketertinggalan.

Kerja lebih keras mungkin harus ditunjukan Puskesmas Bubakan saat ini setelah tongkat estafet kepemimpinan diserahkan kepada dr. Jajang Junaidi. Bersama Tim yang solid di Puskesmas Bubakan, Jajang berkomitmen untuk mempertahankan predikat WBK, meski saat inipun Puskesmas bubakan juga tengah disibukkan proses pengajuan BLUD, seperti halnya Puskesmas Ngadirojo dan puskesmas-puskesmas lain. Ke depan Jajang juga berharap nilai SAKIP yang menginduk di Dinas Kesehatan dapat meningkat menjadi BB, agar Puskesmas Bubakan dapat melanjutkan capaiannya dari predikat WBK menjadi WBBM. Jajang pun juga menandaskan pentingnya pendampingan, monitoring evaluasi yang rutin diberikan agar predikat WBK tetap mampu dipertahankan.

Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir Kabupaten Pacitan belum mampu beranjak dari B. Walaupun harus tetap untuk diapresiasi karena poin nilai masih naik. “Ingin rasanya SAKIP kami kerjakan sendiri,” kata Jajan bergurau, kemarin (13/04) di ruangannya. (PemkabPacitan).