Panitia Siapkan Tempat Khusus Buat Media Meliput Prosesi Hajatan 277

Beragam persiapan terus dilakukan panita Hari Jadi Pacitan (Hajatan) ke-277, jelang pelaksanaan prosesi Hajatan yang akan digelar besok Sabtu, 19 Februari 2022.

Nampak beberapa staf sedang memperbaiki lampu pendopo biar memberikan pencahayaan yang sesuai kebutuhan. Terlihat pula background Hajatan sudah terpasang rapi baik background acara prosesi maupun background besar yg dipasang di halaman pendopo.

Buat kalangan media, panitia telah menyediakan tempat khusus untuk meliput jalannya prosesi. Selain itu nantinya juga hasil dokumentasi dari tim peliputan akan diupload melalui google drive yang bisa diakses bagi siapapun yang membutuhkan file dokumentasi.

Buat masyarakat Pacitan dimanapun berada juga bisa menyaksikan prosesi Hajatan secara live melalui kanal youtube Pemkab Pacitan.

#hajatan277
#pacitantumandang

 

Awali Prosesi Hajatan Bupati, Wakil Bupati Dan Forkopimda Ziarah Ke Makam Para Pendahulu

Jumat, (18/02) pagi udara bukit Giri Sampurno, Dusun Kebonredi, Desa Tanjungsari masih terasa dingin. Semburat sinar mentari mulai membelah rimbun pepohonan kala rombongan Bupati Indrata Nur Bayuaji datang di kompleks makam pendiri Pacitan RadenTumenggung Jogokaryo atau dikenal dengan sapaan kanjeng Jimat.
Mengenakan busana khas tradisional lengkap ikat kepala, orang nomor satu di Pacitan itu menaiki tangga demi tangga menuju puncak Bukit Giri Sampurno. Turut serta bersama rombongan, Komandan Kodim 0801 Pacitan, Sekda Heru Wiwoho, Kepala Kantor Kementerian Agama Pacitan para Asiaten Sekda dan Staf Ahli Bupati serta undangan lain.
Hari ini, Bupati dan Wakil Bupati Pacitan bersama unsur Forkopimda serta beberapa pejabat melakukan agenda ziarah dan doa ke makam para pendahulu Pacitan. Agenda tersebut menjadi titik awal prosesi hari jadi yang jatuh pada hari Sabtu, (9/02). Malam harinya akan dilaksanakan sholat hajat, sujud syukur dan doa bersama yang juga melibatkan seluruh masjid dan mushola di Kabupaten Pacitan.
Ziarah makam pendahulu terbagi dalam 3 kelompok. Kanjeng Jimat dipimpin langsung Bupati Pacitan sedangkan ziarah makam Notopuro di Desa Sukoharjo dipimpin oleh Wakil Bupati Pacitan. Sementara ziarah makam Setro Ketipo di bukit Wonokitri Desa Widoro dipimpin oleh Ketua DPRD Pacitan. (Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

Bedah Buku Kumpulan Cerpen “Suluk Wayang Beber”; Karya Generasi Milenial Pacitan

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) bekerja sama dengan Dewan Kesenian Pacitan mengadakan acara Bedah Buku Kumpulan Cerpen “Suluk Wayang Beber” di Gedung Karya Dharma Pacitan (17/02).

Dihadiri oleh para guru, siswa SMP, SMA, dan mahasiswa, acara diawali dengan pembacaan puisi oleh dua siswi SMPN 1 Pacitan dilanjutkan penampilan musikalisasi dari Pondok Tremas. Kemudian dibuka oleh Efi Suraningsih selaku Ketua Tim Penggerak PKK dan penggiat seni.

Acara bedah buku dalam rangkaian kegiatan Hari Jadi Kabupaten Pacitan ini mendukung visi misi Bupati guna mewujudkan masyarakat sejahtera dan bahagia. Sugeng Widodo selaku Plt Kepala Disperpusip dalam sambutannya menyampaikan apresiasi untuk Dewan Kesenian Pacitan atas produk seni yang luar biasa, dan juga untuk ananda Pandan Arundhati yang telah menulis buku Suluk Wayang Beber.

Pandan Arundhati, siswi kelas 11 (sebelas) SMAN 1 Pacitan sebagai penulis buku menerangkan bahwa cerpen ini berawal dari kegelisahannya mengapa generasi sekarang ini kurang mengenal adanya wayang beber. “Suluk Wayang Beber mempunyai ciri khas tersendiri daripada suluk di wayang lain. Karena ‘suluk’ menjadi sebuah icon dari wayang, dimana itu membedakan dengan pertunjukan lainnya. Maka dari itu saya mengambil judul ini dengan harapan bahwa cerpen tersebut bisa mengingatkan wayang beber agar eksistensinya tetap terjaga di era sekarang,” terang Pandan.

Narasumber lain, Prof. Dr. Tengsoe Tjahyono selaku seniman nasional mengatakan tugas literasi bukan hanya sekedar menulis dan menghasilkan tulisan, tetapi membangun budaya membaca kemudian melahirkan pembaca yang baik.
“Sastra itu ibarat cermin dan jendela. Mengapa ibarat cermin? Karena dengan membaca Suluk Wayang Beber, kita dapat melihat diri kita seperti apa. Apakah kita tergolong mencintai wayang beber atau tidak peduli maupun acuh tak acuh. Kita bandingkan dengan tokoh-tokoh yang ada di situ. Itulah cermin. Mencerminkan kita seperti apa. Sedangkan sastra adalah jendela, ibarat membuka jendela lalu kita melihat aktivitas lain di luar jendela itu.” jelas Tengsoe.
“Jadilah guru yang menulis, jadilah dokter yang menulis, jadilah buruh yang menulis. Kalau anda ingin dikenal dunia, maka menulislah.” tambahnya. (Disperpusip/PemkabPacitan)

Bupati Pacitan Lantik 61 Pejabat Fungsional Dan Kukuhkan Kepala Puskesmas

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji kembali melantik Pejabat Fungsional lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan. Sebanyak 61 pejabat hari ini, Senin (14/02) diambil sumpah jabatan terdiri dari pejabat fungsional guru 37 orang, funsional dokter 10 orang, dokter gigi 5 orang perawat 4 orang, bidan 4 orang serta 1 orang penyuluh kesehatan masyarakat. Selain itu, juga dilakukan pengukuhan terhadap 24 Kepala Puskesmas se Kabupaten Pacitan.
“Semoga pelantikan dan pengukuhan ini dapat lebih memberikan motivasi kepada saudara untuk senantiasa berkiprah dan mengabdikan diri secara profesional dan bermartabat,” kata Bupati.
Lebih lanjut Mas aji mengatakan, pejabat fungsional memiliki tuntutan cukup berat karena harus menjalankan tugas secara mandiri, dan terukur. Khusus kepada Kepala Puskesmas Bupati minta untuk menjalankan tugasnya dengan optimal untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Tugas bapak ibu sangat berat karena ujung tombak untuk menyiapkan SDM yang berkualitas untuk memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat,” pungkasnya.
Sekali lagi Bupati memberikan ucapan selamat kepada pejabat terlantik dan berharap dapat mengemban amanah tugas dan tanggungjawab sebaik baiknya. (Prokopim Pacitan/Pemkab Pacitan)

Dalam Rangka Hajatan 277 Mas Aji Gowes Bareng Komunitas Sepeda Tua

Ratusan pecinta sepeda tua (onta) dari beragam komunitas di Kabupaten Pacitan, Minggu pagi (13/02) ambil bagian dalam acara gowes bareng dalam rangka Hari Jadi ke 277 Kabupaten Pacitan (Hajatan 277). Berangkat dari Pendopo Kabupaten, peserta gowes diberangkatkan Bupati Pacitan @inb_indratanurbayuaji .
Tidak mau ketinggalan, orang nomor satu di Pacitan itu pun turut gowes bersama peserta mengelilingi jalanan kota Pacitan. Menaiki sepeda tua miliknya, Mas Aji mengenakan busana tradisional lengkap dengan ikat blangkon kreasi.
Pun demikian, dengan peserta lain yang didominasi usia sepuh. Dengan gagah masing-masing memakai kostum kebesarannya yang antik nan unik lengkap dengan asesoris. Ada busana tradisional jawa sorjan lengkap dengan blangkon, ada juga yang menggunakan baju seragam bertema perjuangan.
Untuk urusan sepeda jangan pandang sebelah mata, karena meski usianya sudah puluhan tahun, sepeda-sepeda itu memiliki brand terkenal bahkan masih orisinil. Beberapa komunitas yang hadir diantaranya, Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI), Pasero Tanjungsari, Datuparimba Arjosari, Komunitas Pasar Beling Sukoharjo, Paguyuban Ontel Pacitan (POP) serta Komunitas Onta Sawiji Desa Widoro. (Prokopi Pacitan / Pemkab Pacitan)