


Upaya percepatan Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Pacitan terus dilakukan. Hari ini, Bupati Indrata Nur Bayuaji meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi covid-19 di Puskesmas Kalak, Kecamatan Donorojo.
“Alhamdulillah masyarakat semakin antusias dan memahami pentingnya vaksinasi covid-19,” tukas Mas Aji, Jum’at (8/10) .
Langkah ini tentunya berkat kepedulian seluruh pihak, baik pemerintah daerah, pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Kesiapan Tenaga Kesehatan dan seluruh masyarakat.
Harus diakui, dampak pandemi Covid-19 mengajarkan kepada semua pihak bahwa kesehatan merupakan agenda bersama. Bahwasannya, penyakit adalah masalah bersama, dan menjadi sehat adalah agenda bersama.
“Saya berharap di akhir bulan ini, 50 persen masyarakat sudah tervaksin. Insyaallah pemerintah daerah akan terus berupaya sekuat tenaga memberikan fasilitasi pelayanan vaksinasi covid-19 kepada masyarakat,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mas Bupati juga mengapresiasi kepatuhan masyarakat terhadap pelaksanaan vaksinasi dan berharap agar masyarakat terus menjaga protokol kesehatan.
” Maturnuwun masyarakat Pacitan, Bismillah sehat sehat sehat, Bahagia dan Sejahtera,” pungkasnya.
Sebelum meninjau pelaksanaan Vaksinasi di Puskesmas Kalak, Mas Aji berkesempatan meresmikan pembangunan Mushola “PASHOLATAN SHEIKH LEMAHABANG” di alas Wirati Desa Kalak Donorojo , lokasinya persis di samping Petilasan Sheikh Siti Jenar. (Diskominfo Pacitan)
Pemerintah Kabupaten Pacitan terus berupaya membuat trobosan inovasi untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat. Salah satunya layanan inovasi PPA Si nDuk Keren KEREN (Pelayanan Pro Aktif Administrasi Kependudukan bagi Kelompok Rentan). Layanan ini diharapkan menjadi solusi kelompok rentan, seperti Orang Berkebutuhan Khusus (OBK) dan Lansia di Pacitan untuk memperoleh layanan administrasi kependudukan.
“Alhamdulillah, Hari ini saya bersyukur mendapat kesempatan untuk presentasi dan wawancara tentang inovasi pelayanan publik PPA Si nDuk Keren dalam TOP 45 Kovablik (Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik ) Jatim 2021,” ungkap Bupati Indrata Nur Bayuaji usai melakukan paparan secara Daring, di ruang Vidcon Pemkab Pacitan, Kamis (7/10).
Dengan inovasi ini, lanjut Mas Aji , menjadi salah satu solusi untuk membantu masyarakat yg kesulitan mendapat layanan adminduk, terutama untuk kelompok Orang Berkebutuhan Khusus (OBK) dan para Lansia, yang terkendala fisik, mental, sosial, ekonomi, jarak, lokasi dan topografi Pacitan yang 85% perbukitan, dan 34% blank spot.
” Inovasi ini menjadi sarana bagi kelompok masyarakat rentan untuk memperoleh layanan jaminan sosial, jaminan kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Semoga inovasi ini semakin dapat dikembangkan untuk lebih dapat melayani masyarakat Pacitan menuju Masyarakat Pacitan yang Sejahtera dan Bahagia,” harapnya.
Seperti diketahui, Inovasi PPA Si nDUK KEREN merupakan pengembangan dari Pelaksanaan Pelayanan Pro Aktif (PPA)-PREDATOR (Petugas Registrasi Armada Motor), dimana pelayanan saat itu baru sampai di Pemerintahan Desa dan Puskesmas/Polindes.
Kebaruan dan Keunikan Pelayanan Si nDUK KEREN adalah pelayanan khusus dimana petugas datang langsung ke lokasi rumah (home visit) dan/atau kolektif (penempatan pada satu titik lokasi terdekat), termasuk melayani pasien di Rumah Sakit (bagi yang belum memiliki kelengkapan administrasi kependudukan). Layanan Pro Aktif Si nDUK KEREN semakin lengkap karena dokumen yang sudah jadi akan dikirim langsung ke pemohon tanpa adanya biaya (GRATIS). (Diskominfo Pacitan)
Tingginya permintaan dunia terhadap kakao menjadi kesempatan baik bagi petani untuk meningkatkan produktifitas. Apalagi, jenis tanaman yang berasal dari Amerika Selatan ini sangat potensial dibudidayakan di hampir semua wilayah di Kabupaten Pacitan.
Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat memberangkatkan pengiriman perdana ose kakao kering milik petani Pacitan ke perusahaan penampung Mulyojati Mojokerto Jawa Timur.
“Ini jadi cita-cita kita bersama, Pacitan bisa menjadi salah satu produsen kakao ini, apalagi, permintaan dunia masih tinggi sementara di Indonesia justru turun, ini peluang menurut saya,” ungkap Bupati Rabu, (06/10).
Greget tersebut juga mendorong Mas Aji untuk memaksimalkan peran Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan dalam melakukan pendampingan kepada petani Kakao di Pacitan.
“Syukur nanti Pak Bambang dan jajaran bisa mengembangkan kakao ini di wilayah lain, maksud saya begini, masyarakat yang siap kita bantu,” harapnya.
Sementara itu, Bambang Supriyoko Kepala Dinas Pertanian Pacitan mengatakan, berbagai program dari hulu hingga hilir pengembangan kakao telah berhasil dilakukan, potensi kakao di Pacitan kini telah menemukan pasar strategis dengan harga yang bersaing. Terlebih, ini juga pertama kalinya panen petani, terfasilitasi oleh Asosiasi Petani Kakao Indonesia. “Harganya fear,” ujarnya.
Rangsangan bagi petani tersebut tidak berhenti sampai disini, Dinas Pertanian Pacitan kemudian bekerja keras mendukung petani Pacitan secara continue, dalam pengolahan sehingga menemukan titik fermentasi terbaik.
“Fermentasi bagus dari kelompok tani akan mendukung harga jual,” tambah Bambang.
Seperti diketahui, dari data yang dimiliki Dinas Pertanian Pacitan luas lahan tanaman kakao di Pacitan 5.832 hektar tersebar dihampir semua wilayah dengan produksi kakao mencapai 400 ton per tahun. (DiskominfoPacitan).
Menyadari dampak bencana maka perlu adanya kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana. Melalui kegiatan pendidikan masyarakat supaya tumbuh kesadaran dan pembudayaan tentang pengurangan risiko bencana.
Untuk kepentingan tersebut diperlukan sekolah berbasis siaga kebencanaan yang dapat menjadi sarana yang efektif dalam memberikan tular-informasi, pengetahuan, dan keterampilan kepada masyarakat tentang penanggulangan bencana.
Lembaga sekolah memiliki tanggungjawab dan peran strategis untuk menjamin keselamatan lingkungan sekolah dalam menghadapi ancaman bencana. Sehingga dapat didorong menjadi sekolah yang mandiri dalam menanggulangi bencana, baik secara struktur maupun non struktur.
Kemandirian sekolah dalam penanggulangan bencana dapat dikemas menjadi sebuah program kesiapsiagaan sekolah dalam penanggulangan bencana yang disebut dengan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Salah satu sasaran SPAB adalah Pondok Pesantren Al Anwar Kelurahan Ploso, Pacitan. SPAB ini dilaksanakan selama dua hari, yakni Selasa dan rabu, 5-6 Oktober 2021. Sekitar 100 santeri mendapatkan sosialisasi dan edukasi SPAB tersebut. Komposisinya 75 orang dari unsur siswa/ santri dan 25 lainnya adalah unsur stakeholder.
Pelaksanaan SPAB di Pacitan dibuka oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Didik Alih Wibowo. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan dari BPBD Provinsi Jawa Timur Dadang Ikhwandi.
“Tujuan pelaksanaan ini yang pertama seluruh peserta mengetahui pentingnya SPAB, peserta mengetahui standar & fasilitas sekolah aman bencana, mengetahui dan memahami jalur evakuasi serta titik kumpul dan pembentukan Tim Siaga Bencana di sekolah,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan & Kesiapsiagaan Provinsi Jawa Timur Dadang Iqwandi
Hari pertama diawali dengan sosialisasi dari Kemenag dan BPBD Pacitan. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan dokumen kajian risiko bencana sekolah yang dilakukan oleh para guru, staf, TU, tenaga kebersihan, mekanik, penjaga keamanan, komite sekolah, dan perwakilan siswa. Sedangkan kelas siswa mempelajari materi bebat bidai, pembuatan dan penggunaan alat evakuasi(tandu). (BPBDPacitan/DiskominfoPacitan).