Gerakan Pacitan Bermasker; Dimulai 27 Agustus s/d 10 September 2021

Demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona yang dapat menimbulkan penyakit Covid-19 di Kabupaten Pacitan, Pemerintah bersama jajaran Forkopimda, organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan mengikuti sosialisasi disiplin menggunakan bermasker, melalui Gerakan Pacitan Bermasker.
Giat tersebut rencananya akan dilaksanakan selama 14 hari, dimulai 27 Agustus 2021 sampai dengan 10 September 2021.
Menurut Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji, saat membuka kegiatan yang dilaksanakan via Zoom bersama seluruh jajaran pemerintahan tingkat desa, kecamatan dan organisasi kemasyarakatan tersebut, langkah ini adalah satu terobosan yang mudah dilakukan bagi setiap orang.
“Gerakan bermasker inilah yang paling sederhana, mudah dan cespleng,” ujar Dia, malam ini (18/08) di ruang rapat Bupati.
Selanjutnya Mas Aji berharap seluruh pihak sementara turut mensosialisasikan rencana ini, sehingga pada praktiknya nanti seluruh masyarakat dapat mengikuti program Gerakan Pacitan Bermasker secara sempurna.
Hasilnya cita-cita memutus mata rantai penyebaran virus corona dapat berhasil. “Selama kita benar-benar patuh dengan program tersebut InsyaAllah Pacitan dapat terhindar dari Covid-19,” pungkas Bupati. (DiskominfoPacitan).

Kado Istimewa Di HUT RI Ke-76, 3 Karya Budaya Pacitan Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Kabupaten Pacitan mendapatkan kado istimewa tepat dihari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus kemarin. Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan 3 karya budaya Pacitan sebagai Warisan Budaya Tak benda Indonesia.
Ketiga Karya Budaya tersebut adalah Badut Sinampurno dari Tegalombo, Tetaken dari Desa Mantren Kecamatan Kebonagung serta Brojogeni Tremas Pacitan dari Kecamatan Arjosari.
Penyerahan sertifikat penetapan Karya Budaya Takbenda tersebut dilaksanakan di Gedung Grahadi Surabaya oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Sekretaris Daerah Heru Wiwoho saat upacara penurunan bendera peringatan HUT ke 76 RI. (Humas Pacitan/Pemkab Pacitan)

Lepas 76 Tukik Bupati Pacitan Resmikan Konservasi Penyu di Pesisir Pancer Door

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji meresmikan tempat perlindungan dan perawatan penyu di kawasan Pantai Pancer Door Kelurahan Sidoharjo Pacitan.
Tempat perlindungan dan perawatan penyu yang oleh Bupati diberi nama Berkah Penyu tersebut kedepan akan difungsikan untuk kepentingan konservasi, edukasi dan pengembangan pariwisata ekologis. Peresmian ditandai dengan pelepasan tukik penyu sejumlah 76 ekor menyesuaikan usia kemerdekaan Republik Indonesia.
“Dengan diresmikannya konservasi Berkah Penyu di pancer ini harapan kedepan bisa memacu semuanya untuk tetap menjaga kelestarian penyu,” ungkap Bupati, Rabu (18/08).
Bupati menyatakan, edukasi masyarakat terhadap kelestarian penyu saat ini sudah lebih baik. Masyarakat semakin tahu bahwa keberadaan hewan jenis reptil ini dilindungi undang undang. Untuk saat ini, konservasi penyu menjadi tujuan utama tapi kedepan kata Mas Aji akan berkembang kearah wisata.
“Ini kerja bareng tidak hanya komunitas dari sahabat penyu tapi juga masyarakat punya andil untuk tidak memburu atau membunuh penyu,” sambungnya.
Seperti diketahui, sebagai daerah pesisir banyak pantai-pantai di Pacitan yang menjadi lokasi pendaratan penyu untuk bertelur. Seperti, Pantai Taman Hadiwarno, Pantai Soge Sidomulyo, Pancer Door Pacitan dan Pantai Banyu Tibo Donorojo. (Humas Pacitan/Pemkab Pacitan)

Pindahkan Pasien Isolasi Mandiri (Isoman) Menuju Isolasi Terpusat (Isoter)

Wakil Bupati Pacitan Gagarin, Rabu (18/08) memimpin Apel Gelar Pasukan dalam rangka pemindahan warga yang menjalani isolasi mandiri (Isoman) ke isolasi terpusat (isoter) di halaman pendopo kabupaten.
Dalam Apel gabungan tersebut Wakil Bupati Pacitan gagarin didampingi Dandim 0801 Pacitan Letnan Kolonel Inf Ibnu Khazim serta Wakapolres Pacitan Kompol Sunardi. Hadir pula jajaran Satgas Covid-19, Unsur BPBD, Satpol PP, Tim Kesehatan, serta personil gabungan dari TNI Polri.
Wakil Bupati Pacitan Gagarin mengungkapkan, upaya merawat pasien covid 19 terpusat merupakan Kebijakan pemerintah pusat guna menghindari kejadian kejadian yang tidak diinginkan. Karena berdasar pengalaman, pasien isoman memiliki tingkat kefatalan tinggi. Bahkan, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia.
“Pemerintah telah mengambil kebijakan memindahkan pasien yang menjalani isoman ke isolasi terpusat agar perawatan lebih maksimal,” kata Gagarin.
Lebih lanjut Wabup Gagarin berharap dalam menjalankan kebijakan tersebut petugas lapangan bertindak persuasif dan humanis. Sangat penting, dalam situasi pandemi seperti saat ini mempertimbangkan psikologi masyarakat.
Guna merawat pasien covid 19 Pemkab Pacitan menyediakan wisma atlet sebagai tempat isolasi terpusat dengan kapasitas 168 pasien. Pemerintah juga mewacanakan memanfaatkan Gelanggang Olah Raga (GOR) Pacitan untuk tempat isoter seandainya daya tampung Wisma Atlet penuh.
“Kebijakan ini sangat bagus karena petugas lebih efektif dan efisien dalam memantau dan merawat pasien terutama yang bergejala,” kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan Pacitan Hendra Purwaka.
Sampai saat ini menurut Hendra, terpantau 350 pasien confirm covid 19. Dari jumlah itu 65 pasien dirawat di RSUD dr. Darsono Pacitan dan 18 pasien menjalani isolasi terpusat di gedung Wisma Atlet. Sementara sisanya, isolasi mandiri di rumah masing masing. (Humas Pacitan / Pemkab Pacitan)

Dapat Bantuan Plus Dibonceng Bupati Pengendara Bentor Asal Ngadirojo Mengaku Bangga

Serasa tidak percaya, Mamat hanya bisa tertegun sambari berusaha memutar arah becak motor miliknya. Pria paruh baya warga Desa Cokrokembang Kecamatan Ngadirojo itu berusaha tenang meski tersirat jelas rasa gugup diwajahnya.

Siang itu, Selasa (17/08) bertepatan dengan hari ulang tahun ke-76 kemerdekaan RI, Mamat mendapatkan momen langka yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Masuk dalam daftar salah satu penerima bantuan sosial dampak covid 19. Pemilik dan pengendara becak motor (Bentor) itu justru berkesempatan dibonceng Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.

“Kulo mboten nggrahita mas, pak bupati ngendika cobi kula tak ngampil bentoripun, jenengan gentosan kula bonceng (Saya tidak menyangka mas, tiba tiba Pak Bupati bilang coba saya Pinjam bentornya, gantian anda yang saya bonceng),” Ucap Mamat, menirukan Bupati.

Bersama beberapa teman mangkalnya, Mamat sengaja dimintai tolong oleh Camat Ngadirojo untuk mengantarkan Bupati dan rombongan menyalurkan bantuan sosial program Grindulu Mapan. Awalnya, Mamat cukup tenang membonceng orang nomor satu di Pacitan itu dengan bentor miliknya dari Kantor Kecamatan menuju rumah rumah warga.

Hingga, sampai kompleks kantor Eks Kawedanan Lorok, Bupati Indrata Nur Bayuaji turun membagikan paket sembako kepada para abang Bentor. Alih-alih kembali melanjutkan penyaluran bantuan ke rumah warga, mantan legislator itu justru minta mengendarai sendiri becak bermesin itu dan meminta mamat untuk naik.

“Perasaan kula bingah sanget mas, Alhamdulillah Pak Bupati kersa nitih bentor kula lan kula dipun bonceng (Perasaan saya sangat bahagia mas, Alhamdulillah Pak Bupati mau naik bentor saya dan saya dibonceng),” tuturnya dengan sumringah. (HumasPacitan/PemkabPacitan)