Pompa distribusi Tergenang Air, Dua Instalasi PAM PDAM berhenti beroperasi

Derasnnya Hujan yang berlangsung mulai Selasa (26/1) sore kemarin mengakibatkan Instalasi Pengolahan Air Maron (Kecamatan Pringkuku) dan Instalasi Pengolahan Air Kedung Banteng (Kecamatan Donorojo) milik PDAM Pacitan terendam air.
Pompa distribusi di kedua instalasi pengolahan turut terendam sehingga untuk menghindari korsleting listrik dan kerusakan pompa, operasi dihentikan sementara mulai hari ini, Rabu (27/1) hingga Kamis (28/1).
Berhentinya operasi pada instalasi pengolahan air menyebabkan terganggunya aliran air (air kecil hingga tidak mengalir) kepada pelanggan. Wilayah terdampak meliputi Kecamatan Donorojo, Kecamatan Punung, Kecamatan Pringkuku, dan Desa Sedeng Kecamatan Pacitan. (PDAM Pacitan/DiskominfoPacitan)

Pompa distribusi Instalasi Pengolahan Air Maron (Kecamatan Pringkuku) dan Instalasi Pengolahan Air Kedung Banteng (Kecamatan Donorojo) milik PDAM Pacitan terendam air.

Air PDAM Tetap Aman Di Musim Hujan

Banyak yang bertanya-tanya, amankah mengkonsumsi air Sungai Grindulu yang keruh akibat datangnya turun hujan. Termasuk perusahaan berplat merah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pacitan yang memanfaatkan air dari sungai tersebut untuk pelanggan wilayah kota mengambilnya dari Desa Purworejo, Pacitan.

Direktur PDAM Kabupaten Pacitan Agus Suseno secara tegas menyampaikan kepada Diskominfo Pacitan bahwa air yang dialirkan kepada masyarakat sangat aman. Karena telah memenuhi berbagai proses penyaringan, “Ada proses panjang sebelum kami alirkan,” kata Dia (03/01/20).

Di Kesempatan tersebut ia juga mengaku jika kualitas air saat musim hujan tidak sejernih saat kemarau, begitu juga di 16 instalasi PDAM di 10 kecamatan di Kabupaten Pacitan, rata-rata tingkat kejernihan air pasti menurun. “Tapi masih tahap wajar, aman dikonsumsi,” lanjut Agus.

Tidak hanya itu, Agus juga meyakinkan bahwa PDAM Kabupaten Pacitan adalah perusahaan yang selalu profesional dibidangnya sebagai pelayan yang baik kepada seluruh pelanggan. Setiap bulan uji kualitas air juga tertib dilakukannya sebagai satu standar operasional yang haram jika ditinggalkan.

“Memang waktu-waktu musim hujan inikan peralihan kemarau ke hujan tidak sejernih saat kemarau, tapi sekali lagi pengelolaan sudah memenuhi standar kesehatan sehingga aman dikonsumsi,” pungkas Agus yakin. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).