Bermunajat Seraya Nguri-uri Warisan Adiluhung

Konon, masayarakat Dusun Wati, Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, terkena wabah penyakit berkepanjangan (pageblug). Berbagai upaya untuk mencari kesembuhan tidak membuahkan hasil. Sehingga banyak warga masyarakat meninggal karena penyakit misterius.  Sampailah Ki Ageng Sureng Pati memerintahkan sedekah bumi berupa menyembelih kambing kendit, jenis kambing yang memiliki lingkar warna putih pada bagian punggung sampai perut dan sepasang ayam tulak hitam, ayam hitam yang mempunyai bercak putih. “Bersyukur pada Alloh, usai melakukan sedekah warga kembali sehat,” ujar Bari Ketua Paguyuban Baritan Kepada Diskominfo  Minggu (07/10/2018).

Kini warga masyarakat di Dusun tersebut sedang tidak mengalami pageblug seperti pada cerita ber abad-abad lalu. Namun warga masih tetap melaksanakan sedekah bumi yang diberi nama Baritan atau Wiridan. Sebagai upaya untuk mendekatkan diri pada Alloh memohon perlindungan agar terhindar dari segala mara bahaya. Selain itu upacara adat Baritan juga sebagai upaya menjaga budaya dan sejarah yang telah dilaksanakan turun temurun.

Berjalanya waktu, upacara ini mengalami berbagai penambahan dan tidak sekedar memohon keselamatan, namun kini telah menjelma menjadi sebuah warisan kebudayaan yang tidak hanya dimiliki warga setempat, namun warga di Kabupaten Pacitan. Dalam pelaksanaanya selain kirim do’a pada Ki Ageng Soreng Pati lakon babad pada tanah gawang sebagai penghormatan, juga dilaksanakan do’a-do’a, bersholawat hingga kenduri dan menampilkan berbagai macam tari-tarian serta atraksi. “Kita melibatkan seluruh masyarakat, dari anak hingga orang tua. Tujuanya agar kegiatan do’a dan kebudayaan ini tetap lestari,” tambah Bari.

Sampai saat ini Pacitan mempunyai delapan kebudayaan desa aktif, salah satunya adalah Upacara Adat Baritan. Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga mempunyai beberapa upaya salah satunya memberikan fasilitas berupa bantuan untuk pengembangan. Sehingga upacara adat tersebut menjadi kegiatan wisata budaya yang dapat dinikmati warga masyarakat lokal dan kota tetangga. “Termasuk ini, kita selalu menjalin sinergi agar baik seluruhnya,” jelas Sunyoto salah satu Staf Bidang Kebudayaan memaparkan.

Banyak kebudayaan pada satu kelompok masyarakat hilang karena derasnya arus globalisasi dan teknologi. Salah satu penyebabnya karena tidak ada regenerasi pada penerus. Dalam kesempatan itu Wabup Yudi Sumbogo memberi apresiasi dan menyampaikan rasa bangga kepada masyarakat  Gawang yang senantiasa nguri-uri budaya, sehingga tetap eksis dan menjadi budaya unggulan Pacitan. “Seni budaya merupakan warisan adiluhung (kesenian yang bermutu tinggi) yang luar biasa, tugas kita bersama untuk menjaga dan melestarikanya,” tutur Wabup dalam sambutanya mewakili Bupati Indartato yang berhalangan hadir.

Wabup juga mengingatkan pada warga masyarakat untuk tetap menjaga ketenangan menjelang pesta demokrasi yang dilaksanakan pada 2019 mendatang. Pacitan yang tenang, adem, ayem dan tentrem tersebut agar tetap terjaga. “Pilihan boleh beda, namun jangan menjadi alasan perpecahan,” tambahnya mengingatkan.

Pada kesempatan ltu turut hadir Istri Wabup Ninik Yudi Sumbogo, Ketua DPRD Ronny Wahyono, Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan, Camat Kebonangung Sugeng Widodo dan seluruh Kepala Desa di Kecamatan Kebonangung.

(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pastikan Pilkades Serentak Lancar, Bupati Sidak

Sejumlah titik desa pelaksana pemilihan kepala desa (pilkades) serentak didatangi Bupati Pacitan Indartato, Minggu (7/10/2018). Salah satunya diwilayah Kecamatan Pringkuku.

Desa Sugihwaras menjadi titik kunjungan pertama. Tak hanya menyapa warga, Indartato juga menyambangi tempat pemungutan suara (TPS) di balai desa desa setempat.

Hal serupa juga dilakukan di Desa Watukarung. Usai melihat TPS Indartato kemudian berbincang dengan Kapolres AKBP Setyo Koes Heriyatno yang juga hadir dilokasi pemungutan suara. Selain bupati tampak pula Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sanyoto, Staf Ahli Bupati Tri Mudjiharto, serta anggota Muspika.

Terpisah, Wakil Bupati Yudi Sumbogo juga melakukan sidak ke wilayah Kecamatan Kebonagung. Sedangkan Sekretaris Daerah Suko Wiyono kebagian wilayah Kecamatan Arjosari.

Pilkades serentak tahun ini diikuti 33 desa dari 11 kecamatan. Dari jumlah itu Kecamatan Pacitan menjadi wilayah dengan jumlah desa penyelenggara terbanyak. Yakni sembilan desa. Sedangkan di Kecamatan Tulakan, Nawangan, dan Kebonagung masing-masing hanya satu desa.

(humaspacitan/diskominfopacitan).

Wayang Beber, Ikon Budaya Daerah Yang Harus Terus Dipertahankan

 

Wayang Beber dari Dusun Karang Talun, Desa Gedompol, Kecamatan Donorojo ternyata memikat khalayak. Tak hanya dari daerah lain. Tetapi juga mancanegara. “Kita semua ingin agar wayang Beber diakui dunia,” kata Bupati Indartato usai menyerahkan bantuan pembangunan sanggar wayang tersebut senilai Rp 50 juta, Selasa (2/10/2018).

Bantuan itu menjadi bagian dari kepedulian dan tugas pemerintah daerah memajukan kehidupan masyarakat. Salah satunya bidang kebudayaan. Dimana didalamnya termasuk wayang Beber. Terlebih ada daerah lain yang ingin mengakuinya sebagai budaya milik mereka.

Bupati menjelaskan, wayang yang dipercaya menjadi tertua di dunia tersebut telah diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda nasional untuk kategori tradisi dan ekspresi lisan milik kota di barat daya Jawa Timur ini. Namun demikian upaya pengembangan dan pelestariannya tidak lantas berhenti begitu saja. “Ketika wayang Beber mendunia, maka tidak hanya desa dan kabupaten yang akan berkembang dan dikenal luas. Tapi juga negara kita,” jelasnya.

Dari penuturan warga setempat diketahui, selain warga dari luar kota, tidak sedikit pelancong luar negeri sengaja berkunjung ke Karang Talun. Diantaranya dari kawasan Timur Tengah dan India. Mereka sengaja datang untuk mendengarkan kisah sejarah wayang sejarah wayang berisi cerita kisah cinta Panji Asmoro Bangun dengan Dewi Sekartaji itu. (Humas/DiskominfoPacitan).

149 Pemenang Terima Penghargaan

Peraih juara lomba pada rangkaian kegiatan peringatan HUT RI ke-73 yang terangkai “Agoestoesan 2018” menerima penghargaan. Penyerahannya dilakukan oleh Bupati Indartato di Gedung Karya Dharma kemarin Senin malam (1/10/2018).

Jumlah penerima penghargaan kejuaraan sebanyak 149 orang dari berbagai kategori yang dilombakan. Baik olahraga, kesenian dan baik dari para pelajar hingga masyarakat umum. “Pemerintah memberi penghargaan dan apresiasi setinggi-tingginya atas ikut serta peserta dalam memeriahkan HUT RI, Saya mewakili Bapak Bupati mengucapkan selamat dan terima kasih. Serta kami berharap perayaan ditahun-tahun depan bisa meningkat lagi di semua lini.” Ucap Wabub Yudi Sumbogo dalam sambutanya mewakili Bupati Indartato.

Dalam kesempatan itu turut hadir Istri Bupati Luki Indartato, Sekertaris Daerah Suko Wiyono, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum Dan Politik Tri Mudjiharto, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Joni Maryono, Asisten Administrasi Umum Sakundoko serta seluruh Kepala Perangkat Daerah dan Instansi di Kabupaten Pacitan.
(Budi/Anjar/Riyanto/DiskominfoPacitan).

Pariwisata Dan Budaya Jangan Sampai Terlewatkan

Ditengah kesibukanya Wabub Yudi Sumbogo menyempatkan diri memenuhi permintaan para mahasiswa yang meminta berfoto bersama usai kegiatan penyambutan.

 

Berdasarkan letak geografis dan tupografis Pacitan yang berbukit-bukit, tentu memerlukan pengorbanan dan kesabaran ekstra untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun seusai KKN di wilayah Kabupaten Pacitan umumnya, dan wilayah Ngadirojo pada khususnya peserta akan memperoleh kesan yang indah. “Karena masyarakat Pacitan dikenal sangat familier, sangat kental dengan budaya gotong-royong dan rasa kebersamaan serta kekeluargaannya.” ucap Wabup Yudi Sumbogo mewakili Bupati Indartato dalam sambutanya di hadapan Mahasiswa KKN dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya  hari ini 01/10/2018 di Pendopo.

KKN yang dilaksanakan di Kecamatan Ngadirojo tersebut akan berlangsung hingga 07/10/2018. Wabub berharap kepada dosen pembimbing dan mahasiswa untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan dan Desa agar tidak mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan. “Kepada Camat Ngadirojo dan para Kepala Desa yang wilayahnya menjadi lokasi kegiatan, diharapkan dapat membantu dan memfasilitasi segala yang dibutuhkan, sehingga kegiatan KKN dapat berjalan sesuai dengan rencana.” tambah Wabup mengingatkan.

Banyaknya potensi pariwisata dan seni budaya tradisional maupun kontenporer di Kabupaten Pacitan, maka Wabup mempersilahkan kepada peserta dan para dosen pembimbing untuk mengeksplor. Hal tersebut dapat menjadi pengalaman tersendiri, serta dapat menjadi oleh-oleh kepada sahabat dan keluarga berupa kisah akan keindahan dan keelokan Pacitan. “Selain cerita tentu batik dan camilan menjadi buah tangan yang sayang kalau dilewatkan.” imbuh Wabup menyarankan.

Dalam kesempatan itu turut hadir kepala Perangkat Daerah terkait, Camat Ngadirojo Heri setiono,  Kepala Desa terkait, Wakil Rektor Bidang Akademik Supriyono MT, Ketua Yayasan Universitas Wijaya Kusuma Sujatmiko.

(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).