USG Portable; Mudahkan Layanan Pasien Jantung di Rawat Inap

Masalah kesehatan jantung sangat perlu mendapat perhatian khusus. Faktanya penyakit jantung selalu masuk dalam sepuluh besar penyakit yang ditangani RSUD dr. Darsono Pacitan tiap tahunnya.
Salah satu cara deteksi dini penyakit jantung adalah dengan pemeriksaan ekokardiografi atau sering disebut dengan Ultrasonografi (USG) jantung. USG merupakan peralatan medis untuk memeriksa struktur dan fungsi jantung menggunakan gelombang ultrasonik.
Melalui USG, dokter memeriksa bagian-bagian jantung diantaranya ruang jantung, katup jantung, otot jantung, pembuluh darah sekitar jantung untuk membantu menegakkan diagnosis pada pasien penyakit jantung.
Dalam upaya peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan sesuai program aksi Bupati Pacitan, bulan ini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Darsono Kabupaten Pacitan mengadakan beberapa alat penunjang medis baru, salah satunya USG portable untuk pasien jantung.
USG portable diharapkan dapat melengkapi fungsi dari alat penunjang yang sudah ada. Saat ini poliklinik jantung memiliki alat penunjang pemeriksaan berupa treadmill dan USG non portable.
Menurut dr. Ike Dyah Ayu Pambayun, Sp. JP., dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RSUD dr. Darsono, pemeriksaan dengan USG ini biasanya digunakan untuk pasien yang baru pertama kali menjalani pemeriksaan di Poli Jantung serta pasien yang menjalani program rawat inap.
Sementara pemeriksaan treadmill dilakukan guna melihat kinerja jantung selama seseorang melakukan aktivitas fisik, untuk skrining atau deteksi penyakit jantung koroner, dan gangguan irama jantung.
“Sebenarnya alatnya sama, ekokardiografi atau USG jantung seperti yang sebelumnya, cuma yang baru ini portable, jadi bisa dibawa kemana-mana, nantinya tidak hanya untuk pasien rawat jalan saja, tetapi juga bisa untuk pasien rawat inap, jadi bisa di USG saat menjalani perawatan di rawat inap, tidak harus menunggu saat kontrol di poli,” terang dr. Ike di ruang Poli Jantung, hari ini (15/11).
Pemeriksaan USG ini penting dan aman, karena bisa dilakukan kepada berbagai usia dan tidak ada radiasi yang terjadi saat pemeriksaan. Harapannya alat ini memberi manfaat dalam mempercepat dan mempermudah pelayanan pasien jantung dengan keterbatasan aktivitas terutama di rawat inap. (RSUDPacitan/DiskominfoPacitan).

Ayo Donor; Kita Sehat dan Mereka Selamat

Donor darah merupakan proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela, selanjutnya disimpan di bank darah sebagai stok darah dan digunakan untuk transfusi darah.
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan penunjang, khususnya dalam menyediakan stok darah bagi pasien yang membutuhkan, Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Unit Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Darsono Kabupaten Pacitan mengadakan kegiatan sosial donor darah.
Kegiatan ini didasari menurunnya jumlah pendonor secara tajam selama situasi pandemi Covid-19, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi Palang Merah Indonesia (PMI) dan PDDI Unit RSUD dr. Darsono Pacitan untuk tetap berkomitmen menyelenggarakan kegiatan donor darah terutama memenuhi kebutuhan darah bagi pasien rutin seperti pasien hemodialisis (cuci darah), thalassemia, dan anemia. Hari ini (09/11) bekerja sama dengan Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Pacitan kegiatan berlangsung mulai pukul 12.00 di Gedung Instalasi Hemodialisis lama atau ruang vaksin RSUD dr. Darsono.
Selaras dengan arahan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dalam hal peran PDDI, wakil ketua PDDI Unit RSUD dr. Darsono, Sani Aprianto berharap kegiatan donor darah bertema “Kita Sehat, Mereka Selamat” kali ini dapat mengedukasi masyarakat bahwa donor darah merupakan wujud nyata kepedulian sosial terhadap sesama.
Selain memberi harapan hidup untuk orang lain yang membutuhkan, mendonorkan darah juga memberikan dampak positif bagi tubuh kita sendiri.
”Karena memang donor darah ini banyak manfaatnya diantaranya menjaga kesehatan jantung, memproduksi sel-sel darah baru, terdeteksi penyakitnya karena darah kita nanti akan diskrining di PMI, dan yang paling penting adalah dapat menyelamatkan nyawa orang lain,” kata Sani.
Sementara itu Direktur UTD Kabupaten Pacitan, dr. Errisa Maisuritadevi Marra, Sp.PK menjelaskan bahwa kebutuhan darah di Pacitan sebelum pandemi sekitar 400-450 kantong per bulan.
Namun setelah pandemi kebutuhannya menurun karena jumlah pasien juga mengalami penurunan. “Jadi setelah pandemi atau saat pandemi seperti sekarang itu kebutuhan darah di Pacitan sekitar 300-350 kantong. Kondisi saat ini khususnya hari ini (9/11) stok golongan darah untuk A dan B masih mencukupi, yang mengalami kekurangan adalah golongan darah O tinggal 19 kantong, dan golongan darah AB tinggal 9 kantong, kalau untuk B alhamdulillah sangat cukup untuk bulan ini 46 kantong,” ungkap Errisa di kesempatan yang sama.
Sementara ketersediaan stok darah ada tiga kendala yang dihadapi petugas, seperti ketidakpastian tambahan stok darah sesuai kebutuhan karena tidak bisa menebak pendonor datang dengan golongan darahnya, kegiatan PMI khususnya di UTD dari kegiatan belum aktif 100 persen seperti sebelum pandemi karena situasi dan kondisi.
Dan terakhir soal vaksin, karena ada beberapa pendonor datang dan tertolak karena habis melakukan vaksinasi, dimana untuk vaksin sendiri pendonor boleh mendonorkan darahnya dengan jarak waktu dua minggu setelah vaksin. (RSUD Pacitan/DiskominfoPacitan).

Bupati Indartato Resmikan Hasil Kegiatan APBD 2020

Bupati Pacitan Indartato meresmikan penggunaan gedung, jalan serta rumah dinas dari hasil kegiatan APBD tahun 2020. Sejumlah Infrastruktur tersebut antara lain, gedung rawat inap RSUD dr. Darsono, rehab laboratorium kesehatan daerah, rehab jalan Gemaharjo-Watupatok dan rehab jalan Punung-Gondosari. Selain itu juga ada jalur pejalan kaki Pantai Srau, panggung kesenian/pertunjukan pantai, taman bacaan masyarakat (TBM) serta taman kantor kecamatan Punung.
Bupati juga meresmikan lima rumah dinas Puskesmas yakni, rumah dinas Puskesmas Gondosari, rumah dinas Puskesmas Kalak, rumah dinas Puskesmas Jeruk, rumah dinas Puskesmas Ketrowonojoyo serta rumah dinas Puskesmas pembantu Ketro.
“semua hasil kegiatan APBD 2020 hari ini kita resmikan dan dapat dimanfaatkan untuk masyarakat”, ungkap Bupati Indartato, Selasa (09/02).
Peresmian hasil kegiatan APBD tahun 2020 berlangsung di halaman gedung rawat inap RSUD dr. Darsono. Fasilitas kesehatan milik rumah sakit daerah Kabupaten Pacitan itu menjadi satu diantara gedung yang diresmikan. Terdiri dari dua lantai penggunaan Lantai dasar untuk ruang ICU serta pelayanan pasien Hemodialisis (HD). Sedangkan lantai dua dipergunakan untuk Instalasi Bedah Sentral. Dengan penyempurnaan berbagai fasilitas ini bupati berharap pelayanan rumah sakit daerah semakin baik.
“Alhamdulillah rumah sakit ini sudah mampu melayani pasien HD. Mudah-mudahan rakyat tetap sehat”, terang bupati.
Pemerintah daerah sendiri lanjut bupati, terus berupaya meningkatkan Kemampuan serta pelayanan rumah sakit. Dengan fasilitas rumah sakit yang semakin memadai serta tenaga dokter yang cukup masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya lebih untuk berobat keluar kota. Saat ini jumlah tenaga dokter spesialis di RSUD dr. Darsono Pacitan sebanyak 32 dokter.
Secara umum pelaksanaan pekerjaan fisik tahun 2020 tandas Bupati Indartato berjalan cukup baik. Meski diakuinya, ada beberapa target perencanaan yang realisasinya tidak sesuai karena dampak dari pandemi covid 19. (humas pacitan/Diskominfo)

 

PHBS dan Sholawat Tibbil Qulub Cara Ampuh Tangkal Covid-19

Ratusan masyarakat Kabupaten Pacitan pagi ini kompak melafalkan sholawat Tibbil Qulub sebelum melakukan senam bersama, dalam Kampanye Pacitan Sehat Cegah Covid-19 melalui Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Alun-alun Pacitan (08/03).

Ditinjau dari penelitian dan data, Covid-19 yang merebak di 62 negara di dunia akhir-akhir ini tidak lebih berbahaya ketimbang virus lain seperti Sindrom Pernafasan Akut Berat (SARS). Pasalnya lebih dari 94 persen penderita umumnya berhasil sembuh.

Justru yang memperkeruh keadaan dan penting untuk segera disikapi adalah berita hoax, masyarakat harus paham dan dewasa terhadap Covid-19 supaya hoax tidak merajalela. “Pasien meninggal rata-rata karena panik,” kata Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto yang hadir dalam kegiatan itu.

Senada dengan Kapolres, Dandim 0801 Pacitan, Letkol. Nuri Wahyudi mengatakan masyarakat harus tetap tenang tanpa mengindahkan larangan pemerintah.”Intinya Covid-19 ini tidak seganas yang disampaikan berita,” ujar mantan Paspampres di era SBY tersebut.

Bupati Pacitan Indartato senang melihat semangat peserta senam, meski alun-alun sempat diguyur hujan, tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk dapat hidup sehat.

Pak In sapaan Bupati juga berpesan supaya materi yang disampaikan Panitia tersebut agar nanti diaplikasikan dalam kehidupan dan disampaikan kepada keluarga dan lingkungan masing-masing. “Semoga virus ini tidak sampai di Pacitan. (Budi/timDiskominfoPacitan).

Tidak Mustahil; Coronavirus Bisa Saja Serang Pacitan

Bupati Pacitan Indartato melihat langsung ruang isolasi berstandar hingga ambilan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Darsono

Covid-19 atau Coronavirus sejak awal tahun 2020 bak artis yang menjadi perbincangan utama ribuan media, namun juga membikin was-was warga dunia tanpa terkecuali masyarakat Indonesia termasuk Kabupaten Pacitan.

Sebenarnya jika dilihat secara geografis Kabupaten Pacitan jauh dari Provinsi Wuhan, China tempat asal virus yang menyerang saluran pernafasan mirip Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang pertama kali ditemukan pada Juli 2003 silam.

Tetapi, tidak menutup kemungkinan sejak dilaporkannya 2 pasien positif Covid-19 di Indonesia nantinya menjalar ke Pacitan. Skenario terburuk itulah menjadi modal, Mengingat kota berjuluk Paradise Of Java ini adalah salah satu gerbang wisata di Jawa Timur.

Turis asing biasa lalu lalang dan bersinggungan langsung dengan pelaku wisata dan masyarakat, disisi lain banyak warga masyarakat Pacitan yang merantau dikota besar atau sebaliknya.

Untuk itu sesuai perintah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Darsono mengambil langkah cepat meski hal tersebut teramat jauh kemungkinannya, dengan menyiapkan segala piranti manajemen perawatan dan pengobatan Covid-19 berupa ruang isolasi berstandar hingga ambilan.

Bupati Pacitan Indartato usai melihat langsung ruang isolasi tersebut mengatakan, kesiapan rumah sakit berplat merah ini nantinya juga bakal diperkuat kesiapan seluruh Puskesmas dan puskesmas pembantu di semua wilayah sesuai dengan pemerintah pusat.

“Pertama kita menyiapkan rujukan di rumah sakit yang saat ini kita tinjau bersama kapolres dan dandim. Antisipasi supaya tidak ada coronavirus di Pacitan,” terang Bupati kemarin (04/03/2020). Tidak cukup, selanjutnya Pemda akan menerbitkan Instruksi Bupati berkaitan pencegahan Covid-19 yang melibatkan semua komponen termasuk kepala desa dan camat.

Sementara di kesempatan berbeda, T. Andi Faliandra Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Pacitan menyampaikan, sesuai mekanisme pemeriksaan terhadap wisatawan asing dapat dilakukan di titik masuk baik di Bandara ataupun di pelabuhan. “Pemeriksaan tidak bisa dilakukan di lokasi wisata,” kata Andi melalui sambungan telepon (05/03/2020).

Beruntung data menunjukan jarang ada wisatawan yang berasal dari negeri tirai bambu dan sekitar, umumnya wisatawan datang ke Pacitan dari Benua Eropa dan Australia yang memilih pantai Pancer Door dan Watukarung.

Disparpora jauh-jauh hari ternyata telah melakukan berbagai himbauan kepada para pelaku wisata di Pacitan untuk siaga dan waspada berbagai kemungkinan tanpa mengurangi pelayanan dan kenyamanan. “Kita sudah siap dari awal, tapi kita tidak bikin heboh,” pungkas Andi.

Sejak dini, pemerintah mewanti-wanti masyarakat Kabupaten Pacitan untuk senantiasa menjaga kebersihan dan hidup sehat untuk menghadapi pagebluk ini. Termasuk hindari mengunggah informasi hoax di sosmed yang justru dapat membuat salah kaprah masyarakat dalam menyikapi Covid-19. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).