Segera Mengungsi Apabila Kondisi Membahayakan

Talud sepanjang 100 meter yang terletak di aliran anak sungai Grindulu Dusun Mandegan, Desa Jetis Kidul, Arjosari kemarin longsor akibat hujan deras yang terjadi kemarin (22/06). Bencana ini sekaligus mengancam 3 rumah warga dan 1 masjid.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) segera meninjau langsung kondisi bencana tersebut sekaligus menyerahkan bantuan kepada warga terdampak, untuk sementara para korban harus mengungsi guna menghindari longsor semakin melebar.

Sementara itu pihaknya terus membangun koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo sebagai leading sektor. “Sebenarnya kami terus berkoordinasi dengan BBWS, mudah-mudahan segera mendapat jawaban,” harap Bupati (23/06).

Usai melihat kondisi, Bupati setidaknya telah mengantongi 2 poin penting, pertama keselamatan warga yang harus menjadi prioritas baik pemda, pemdes maupun masyarakat sekitar. “Jika kondisi membahayakan segera mengungsi,” himbaunya.

 

Demikian juga untuk talud yang ambrol, Mas Aji akan berupaya semaksimal mungkin untuk segera dibangun kembali, itu mengingat Talud tersebut mengairi sawah untuk 3 desa sekitar. (DiskominfoPacitan)

Desak DAS Bengawan Solo Untuk Segera Bertindak

Tanggul penahan air di Desa Widoro dan Kembang Kecamatan Pacitan ambrol tergerus air.

Curah hujan tinggi hampir diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan yang terjadi (27/01) malam, membuat tanggul penahan air di Desa Widoro dan Kembang Kecamatan Pacitan tergerus air. Akibatnya gudang elektro serta masjid di dua desa tersebut terancam terbawa arus jika air kembali meninggi, apalagi jarak bibir sungai dan bangunan hanya 3 Meter.
Meski banjir yang terjadi tidak sebesar banjir akhir tahun 2017 silam, namun warga di dua desa tersebut was-was, mengingat hujan dengan intensitas sedang dan tinggi dipastikan masih terjadi.
“Selain Masjid juga ada lahan pertanian yang dapat merugikan petani kami,” Sahudi Kades Desa Kembang kepada media, Pagi tadi (28/01).
Kondisi demikian diharap Pemdes segera direspon Pemda Pacitan dengan membangun bolder, mengingat bronjong yang sebelumnya dipasang di bantaran tidak sesuai dengan jenis tanah di Desa Kembang. “Kami yakin holder lebih kuat dan tahan terhadap gerusan air,” lanjut Sahudi.
Sementara respon cepat ditunjukkan Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang(PUPR) kabupaten Pacitan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Kabupaten Pacitan melakukan langkah-langkah strategis. salah satunya yakni kerja bakti bersama warga pemasangan Sand Back.
Sedang permohonan pihak desa terhadap instalasi bolder dipastikan tertunda, lantaran kewenangan aliran sungai adalah milik DAS Bengawan Solo. “Namun kami tidak bisa tinggal diam,pendekatan terhadap DAS Bengawan Solo akan terus kami lakukan, meski hari-hari ini terjadi reorganisasi,” ujar Yudo Tri Kuncoro, Kabid Sumber Daya Air PUPR kepada Diskominfo Pacitan melalui sambungan telepon. (bd/hf/rch/sus/dk/rch/tk/DiskominfoPacitan).