Sepenggal Kisah Dibalik Kacang Tanah Dan Hukuman

Seketika Pak Suroyo marah mendapati tanaman kacang tanah disamping kelas berserakan. Tanaman hasil berkebun para siswa itu belum layak panen karena masih “gombong” (belum tua). Namun, rasa penasaran sekelompok siswa memaksa tanaman kacang tanah itu tercerabut sebelum waktunya sehingga gagal panen.
Tak pelak, ulah mereka berakhir dengan hukuman dari sang kepala sekolah. 6 siswi dan satu siswa harus berdiri dibawah sinar matahari. Sepenggal kisah ini dituturkan oleh Istiyah, teman SMA Bupati Pacitan Indartato. Perempuan paruh baya warga Dusun Padangan Desa Banjarsari itu masih ingat betul masa masa menimba ilmu bersama Indartato remaja tahun 1973.
“Kami bertujuh yang enam perempuan dan yang laki laki sendiri adalah pak In (Indartato), semua kena hukuman”, kenang Istiyah sembari tertawa.
Sebenarnya lanjut perempuan dengan 6 cucu itu, tanaman kacang tanah tersebut merupakan hasil berkebun para siswa sendiri, memanfaatkan ruang kosong disamping kelas. Hanya rasa penasaranlah yang mendorong mereka memanen kacang tanah terlalu dini. Alhasil, tindakan tersebut justru mengantarkan mereka pada hukuman.
Kisah indah masa SMA itu kembali terajut saat Bupati Indartato melakukan Tilik Warga di Desa Banjarsari. Anjangsana sang pemimpin untuk berpamitan karena masa pengabdianya sebagai kepala daerah dua periode segera berakhir. Bupati Indartato secara khusus mengenalkan sahabat dan teman semasa sekolahnya itu kepada seluruh rombongan yang hadir.
“Bu Istiyah wonten, meniko rencang kulo sae wonten SMA (Bu Istiyah ada, ini adalah teman baik saya waktu di SMA)”, kata bupati.
Bagi Istiyah, sosok Indartato hampir tidak pernah berubah. Saat masih di bangku SMA, suami Luki Tri Baskorowati itu termasuk supel dan periang. Meski, cenderung agak pendiam dibanding teman teman lain. Dan saat menjadi pemimpin di Pacitan, sifat itu tetap sama. Bahkan, disela kesibukanya menjalankan roda pemerintahan, Indartato masih bisa meluangkan waktu untuk teman dan sahabat.
“Kami masih sering berkumpul bahkan diundang di halking (halaman wingking)”, tutur Istiyah kembali.
Istiyah dan cerita kacang tanah adalah satu diantara selaksa kisah dari seorang Indartato. Masih banyak ragam cerita lain yang unik dan inspiratif dari bupati yang terkenal dengan kesantunanya itu. Semuanya terukir indah dalam 10 tahun pengabdian menjadi Bupati Pacitan. (HumasPacitan/Diskominfo)

Terimakasih Tegalombo; Selalu Dukung Pemerintah

Masyarakat Kecamatan Tegalombo menyambut baik kedatangan Bupati Pacitan Indartato beserta rombongan dalam agenda Tilik Warga, kemarin (23/03).
Didampingi sang istri Luki Indartato, Pak In di akhir masa jabatan periode kedua ini kembali melihat langsung kondisi masyarakat sekaligus berpamitan. Yang menarik, pada kunjungannya pihaknya selalu memilih lokasi acara di rumah kepala desa.
Di kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan paket sembako kepada masyarakat yang membutuhkan. “Terimakasih telah mendukung program Pemda selama ini,” katanya saat sambutan.
Camat Setempat Erwin Andriatmoko saat mendampingi rombongan mengatakan sosok Indartato selama 2 periode memimpin Pacitan merupakan satu contoh nyata untuknya maupun bagi masyarakat.
Meski program pembangunan belum sepenuhnya rampung di Tegalombo, namun berbagai dukungan dan komitmen Bupati kepada bawahannya sangat cukup untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. “Begitu pentingnya sabar sehingga tidak ada yang mengalahkan,” kata Erwin.
Terlebih Indartato dikenal selalu memberi keleluasaan kepada semua bawahannya, hal ini ternyata dapat merangsang berbagi ide, gagasan yang akhirnya dapat melahirkan inovasi baik dibidang pembangunan maupun pelayanan yang prima. (bd/anj/Fed/ss/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Datang Tampak Muka, Pulang Tampak Punggung

Menjelang akhir masa jabatan, Bupati Pacitan Indartato didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Luki Indartato melakukan tilik warga dan silahturahmi ke 9 desa di kecamatan Tulakan. Yaitu ke desa Jetak, Nglaran, Wonanti, Jatigunung, Tulakan, Bungur, Padi, Kluwih dan berakhir di desa Ngumbul.
Dalam kesempatan tersebut Bupati juga secara pribadi meminta maaf jika dalam 10 tahun masa kepemimpinannya mungkin masih banyak kekurangannya. “Saya minta maaf, masih banyak harapan yang belum terwujud, banyak juga kesalahan yang harus dibenahi, begitu juga masih banyak tanggung jawab yang masih harus dikerjakan dan ditingkatkan,” tutur Bupati Indartato, Rabu (03/03/2021).
Dalam kesempatan silaturahmi dengan Kepala Desa dan Masyarakat ini Bupati juga pamit karena sebentar lagi masa jabatanya akan segera berakhir. “Saya ingin Datang Tampak Muka, Pulang Tampak Punggung, sekali lagi saya minta maaf bila masih banyak kekurangannya, Mugi-mugi mangke bupati engkang enggal saget nglajengaken. (mudah-mudahan Bupati yang baru nanti bisa melanjutkan)”,,” imbuhnya.
Ia juga berharap agar semua Kepala Desa dan perangkatnya tetap kompak, apabila sebuah daerah kompak pasti daerah itu akan maju.
“Tetap jaga kekompakan, selalu jaga kerukunan dan utamakan pelayanan terbaik untuk masyarakat, karena aparat desa adalah ujung tombak pembangunan dan abdi masyarakat,” kata Bupati.
Tidak lupa Bupati mengingatkan, kepada seluruh Kepala Desa untuk memahami dan menindak lanjuti surat Menteri Keuangan No. 2/PK/2021 tentang penggunaan Dana Desa 2021, yang di dalamnya masih ada Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk penanganan covid-19.
“Saat ini pandemi belum berlalu, penggunaan dana desa untuk penangan covid-19 harus benar-benar-benar tepat sasaran, tepat waktu dan bisa dipertanggungjawabkan, tak lupa tetap jalankan protokol kesehatan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu Bupati juga menyerahkan bantuan paket sembako kepada warga kurang mampu.
Turut mendampingi dalam tilik warga ini Kepala Dinas PMD Sanyoto , Kepala Badan Pendapatan Daerah Sakundoko, Staf Ahli Bupati, Camat Tulakan dan Kabag Humas dan Protokol. (Diskominfo)

Tilik Warga dan silaturahmi dengan Kepala desa dan perangkat desa Jetak. (Foto: Humaspacitan)

Tilik warga dan silaturahmi bersama kepala desa dan perangkat desa Nglaran. (foto: humaspacitan)

Tilik warga dan silaturahmi bersama Kepala Desa dan Perangkat desa Wonoanti. (Foto : Humaspacitan)

Tilik warga dan silaturahmi dengan Kepala desa dan perangkat desa Bungur. (foto: diskominfo)

Tilik Warga dan silaturahmi dengan Kepala Desa dan perangkat desa Padi. (foto: Humaspacitan)

Tilik warga dan silaturahmi dengan Kepala desa dan perangkat desa Kluwih. (Foto: Humaspacitan)

Tilik warga dan silaturahmi dengan Kepala Desa dan perangkat desa Ngumbul. (Foto: Diskominfo)

 

Pembangunan Harus Berkesinambungan

“Tiada Gading Yang Tak Retak”. Peribahasa tersebut mungkin cukup mewakili ungkapan hati Indartato atas segala kekurangan selama sepuluh tahun pengabdian sebagai Bupati Pacitan. Kepada masyarakat, Suami Luki Tri Baskorowati itu mengakui jika dua periode kepemimpinanya masih ada pekerjaan yang belum tuntas.
“Pangapunten taksih kathah ingkang dereng rampung. Mugi-mugi mangke bupati engkang enggal saget nglajengaken. (Maaf masih banyak yang belum terselesaikan mudah-mudahan Bupati yang baru nanti bisa melanjutkan)”, ungkap bupati Indartato saat acara Tilik Warga diwilayah Kecamatan Sudimoro, Kamis (25/02)
Bupati berharap, apa yang selama ini belum terselesaikan dapat berlanjut. Bupati bahkan minta Sekretaris Daerah (Sekda) untuk menginventarisasi program-program yang belum rampung masuk dalam skala prioritas. Karena pembangunan harus berkesinambungan.
“Saya juga sampaikan terimakasih kepada seluruh masyarakat serta pemerintah desa yang telah turut mendukung pembangunan di Pacitan”, pungkasnya.
Agenda kerja Tilik Warga Bupati di wilayah Kecamatan Sudimoro meliputi Desa Sembowo, Klepu, Ketanggung, Karangmulyo dan Gunungrejo.
Selanjutnya ke Desa Sudimoro, Sumberejo, Sukorejo, Pager Lor dan Desa Pager Kidul. Turut dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati, Sekda masing masing bersama isteri, Asisten dan Staf Ahli Bupati, Camat Sidimoro serta OPD terkait. Dalam kesempatan itu Bupati juga menyerahkan bantuan paket sembako kepada warga kurang mampu. (humaspacitan/diskominfo)

Sambangi 6 Desa Di Pringkuku

Disambut tari Durbolo Singkir dari Sanggar Pradapa Loka Bhakti Desa Pelem menyambut rombongan Bupati Pacitan Indartato dalam kunjungan kerjan di Kecamatan Pringkuku. Tepatnya di Desa Sobo, Pringkuku, Ngadirejan, Glinggangan, Tamanasri dan Pelem, hari ini (16/11).

Beberapa poin menjadi perhatian Bupati pada lawatannya tersebut, salah satunya di sektor pembangunan yang belum terealisasi sepenuhnya, karena berbagai faktor termasuk pandemi covid-19.

Namun setidaknya Indartato bersyukur terhadap segala capaian yang begitu signifikan 16 tahun terakhir dan khususnya 10 tahun atau 2 periode kepemimpinannya atas kerja keras semua komponen termasuk masyarakat. “Sekarang masyarakat kita bangga menjadi warga Pacitan,” katanya.

Pada kesempatan itu ia juga memohon kepada masyarakat untuk turut berkontribusi terhadap pesta demokrasi yang akan diselenggarakan (09/12) nanti. “Monggo milih ananging ampun tukaran,” tambah Bupati.

Sementara Bupati Pacitan periode 2011 Gepeng Sudibyo, yang turut diundang pada kunjungannya di Desa Ngadirejan mengaku bangga terhadap kepemimpinan Indartato selama 1 dekade ini, seraya mengharap gelaran Pilkada nanti bisa menghadirkan pemimpin baru yang semakin baik. “10 tahun Pak In berhasil membuktikan dirinya menjadi leader yang baik,” ungkapnya.

Disela giat, Bupati juga berkesempatan menyalakan listrik warga Desa Pringkuku yang memperoleh bantuan sambungan listrik gratis berkapasitas 450 Watt melalui program PLN Virtual Charity Run &Ride. (budi/anj/ryt/dzk/rch/TK/DiskomfoPacitan).