Bupati Pantau Vaksinasi Untuk Guru Di Kecamatan Bandar

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan membuktikan komitmennya menyongsong opsi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri. Aturan yang tercantum dalam surat keputusan bersama itu menyatakan tiap sekolah wajib memberikan layanan belajar dengan tatap muka terbatas setelah seluruh pendidik dan tenaga kependidikan menerima vaksin Covid 19.
“Panjenengan khususnya guru-guru saya yakin njenengan sampun kangen untuk pembelajaran tatap muka”, tutur Bupati Indrata Nur Bayuaji saat memantau Vaksinasi guru di wilayah Kecamatan Bandar, Senin (24/05).
Menurut bupati upaya ini merupakan bentuk keseriusan Pemkab terhadap program seratus persen vaksinasi untuk seluruh pendidik dan tenaga kependidikan. Karena hal tersebut menjadi salah satu syarat untuk dapat menggelar pembelajaran tatap muka dimasa pandemi seperti saat ini. Kendati demikian menurut Mas Aji, pihaknya masih menunggu aturan yang berkembang baik dari pusat maupun provinsi. Termasuk hasil keputusan dari Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Pacitan.
“Untuk itu kita persiapkan semuanya sedini mungkin. Mudah-mudahan dengan kerjasama yang baik seluruh guru di Kabupaten Pacitan dapat tervaksinasi”, lanjut bupati.
Bupati berharap stok dan suplai vaksin mampu memenuhi kebutuhan untuk vaksinasi para tenaga pendidik di Kabupaten Pacitan. Sesuai data Dinas Pendidikan serta Kementerian Agama Pacitan jumlah total guru sebanyak 11.273 orang. Dari jumlah itu yang sudah mendapatkan vaksin sebanyak 3.600 guru. Sedangkan 7.673 lainya akan diselesaikan bertahap. (HumasPacitan/diskominfo)

Bupati Terpilih Hari Ini Divaksin Covid-19

Bupati Pacitan terpilih Indrata Nur Bayuaji bersama istri Efi Suraningsih siang ini (08/04) mengikuti vaksinasi yang digelar Dinkes Pacitan, melalui Program Vaksin Tahap Ke-II yang dipustakan di Gedung Karya Dharma, Lingkup Pendopo Kabupaten.
Kepada awak media dan Diskominfo Pacitan dirinya merasa bersyukur program vaksinasi di Kabupaten Pacitan sejauh ini berlangsung baik dan tertib akan protokol kesehatan, sehingga jauh dari kemungkinan lahirnya kasus baru.
“Semoga seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan disusul masyarakat segera dapat mengikuti program vaksinasi ini,” kata pria berusia 42 tahun tersebut.
Keikutsertaan Mas Aji, sapaan akrabnya dalam program vaksinasi juga membuahkan persepsi bahwa Covid-19 bukanlah satu hal yang perlu dipertentangkan terus menerus oleh khalayak ramai.
Hal itu kata Aji merujuk pada adanya pasien maupun korban yang ada di Pacitan maupun di tempat lain. “Vaksin ini nantinya harus menjadi solusi bagi kita bersama supaya kondisi segera normal,” lanjut dia.
Apalagi bagi seorang Aji yang tak lama lagi memimpin Kabupaten Pacitan hingga 2024, tentu tanggung jawab memulihkan perekonomian dan dampak lain oleh Covid-19 menjadi fokus yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Dikesempatan terpisah, drg. Nur Farida, Personal In Charge Vaksinasi (PIV) Dinkes Pacitan mengatakan Bupati terpilih akan menjalani vaksinasi dosis kedua 14 hari kemudian, tepatnya minggu terakhir bulan April.
Sedang untuk jalannya vaksinasi pada tahap ini diakui Farida terjadi sedikit kendala yang cukup memprihatinkan, dimana logistik vaksin dari pusat dan provinsi telah digunakan sebanyak 80 persen, jika tidak segera mendapat suplai dikhawatirkan jadwal vaksin akan terjadi keterlambatan. “Di puskesmas-puskesmas sementara ini libur,” ungkap Farda. (hf/saq/bd/frd/ryt/ss/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Pesan SMS dengan Jadwal Riil Pelaksana Vaksinasi Berbeda, Ini kata PIC Vaksinasi Covid-19 Pemkab Pacitan

Usai pelaksanaan vaksinasi massal dosis pertama di gedung Karya Dharma Pemkab Pacitan, semua sasaran vaksin menerima pesan singkat (SMS) dari Kementerian Kesehatan.
Isi SMS tersebut diantaranya memberikan link kartu vaksin agar diunduh oleh sasaran yang telah divaksin. Kemudian juga disampaikan jadwal vaksinasi dosis kedua berikut tempat pelaksanaan vaksinasi.
Namun mengenai jadwal dan tempat, memang berbeda dari yang telah ditetapkan oleh gugus tugas. Karena itu, para sasaran vaksin diimbau lebih memperhatikan jadwal waktu riil yang disampaikan tim pelaksana vaksinasi di masing-masing daerah.
Terkait hal tersebut, Personal In Charge (PIC) Vaksinasi Covid-19 Pemkab Pacitan, Nur Farida menghimbau agar masyarakat sasaran penerima vaksin untuk lebih memperhatikan jadwal waktu yang telah disampaikan oleh gugus tugas, dimasing-masing daerah mengenai kepastian pelaksanaan vaksin serta tempat.
“Kalau ada SMS yang menyampaikan informasi mengenai waktu dan tempat pelaksanaan berbeda, lebih baik abaikan saja. Kita perhatikan jadwal riil yang disampaikan GTPP,” kata Farida, Selasa (6/4).
Lebih lanjut dokter gigi yang akrab disapa Farida ini menegaskan, sebenarnya waktu pelaksanaan vaksin bisa saja mundur. Namun begitu, persoalan ini akan banyak merubah list yang telah disusun. Termasuk penggunaan vaksinnya. “Vaksin ini begitu dibuka hanya bisa bertahan selama enam jam. Dan pelaksanaan vaksinasi massal ini sudah kita jadwalkan selama 14 sampai 28 hari,” jelasnya.
((bd/frd/ss/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Vaksinasi Covid-19 Tahap Ke-II; Sementara Fokus Kota

Tahap ke-II vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Pacitan kini telah memasuki lingkup Pemda Pacitan, ditandai dengan sosialisasi dan koordinasi bersama jajaran instansi lingkup pemkab maupun jajaran vertikal. Hari ini (25/03) di Pendopo Kabupaten.

Namun Drg. Nur Farida sebagai Personal In Charge (PIC) Vaksinasi Covid-19 Dinkes Kabupaten Pacitan mengatakan sementara waktu masih terpusat di instansi wilayah kota saja.

Keputusan tersebut berlandas pada kuota Vaksin Sinovac yang dikirim Pemprov Jatim maupun Pusat sementara hanya cukup untuk kebutuhan tersebut. “Kami akan terus berkoordinasi terkait kebutuhan vaksin maupun stok sisa yang kami miliki. Supaya pemerintah menyesuaikan diri,” ungkap Farida. Meski demikian kuota vaksin dikirim tiap Minggu.

Sementara jadwal tahap kedua ini Dinkes Pacitan menjadwalkan rampung pada bulan Juni mendatang. Baru setelah itu Dinkes Pacitan akan fokus kepada tahap ke-III atau sasaran masyarakat. “Semua pelayan publik harus selesai dulu pada tahap ini,” lanjutnya.

Di Tahap terakhir nanti Dinkes akan didukung seluruh puskesmas di Pacitan sebagai post vaksinasi. Bersyukur masyarakat hingga kini semakin membuka diri terhadap program vaksinasi. “Banyak yang sudah bertanya-tanya kepada kami soal vaksin,” pungkasnya. (bd/anj/Frd/ss/ryt/dzk/rch/TK/DiskominfoPacitan).

Pemkab Terus Upayakan Pacitan Degradasikan Zona

Hingga saat ini, data kasus aktif coronavirus disease 2019 (COVID-19) di Kabupaten Pacitan terus mengalami penurunan. Namun demikian, Pemkab Pacitan akan terus berupaya menurunkan zona yang saat ini masih di zona orange menjadi zona kuning, bahkan zona hijau COVID-19.
“Kabupaten Pacitan meski kasus konfirmasi sudah menurun namun zona kita masih stagnan di orange . Sehingga perlu dilakukan upaya untuk mendegradasikan zona tersebut menjadi kuning ataupun hijau,”kata juru bicara tim komunikasi publik gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Pemkab Pacitan Rachmad Dwiyanto, saat dikonfirmasi pada Senin (22/3/2021).
Selain vaksinasi, salah satu upaya untuk menurunkan level zona, kata pria yang akrab disapa Rachmad ini, adalah membatasi kegiatan atau aktivitas masyarakat.
“Salah satu upaya ya terus akan membatasi aktifitas masyarakat melalui Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM Mikro),”imbuhnya.
Terkait perpanjangan PPKM mikro yang berakhir pada Selasa (23/3/2021), Rachmad mengatakan hal itu masih menunggu instruksi Bupati Pacitan. “Kita tunggu edaran atau instruksi bupati lebih lanjut (terkait perpanjangan PPKM mikro),”ujar pria yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pacitan ini.
Selain itu, Rachmad juga berpesan agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan khususnya 3 M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun.
“Masyarakat tetap diharapkan tetap disiplin menjalankan prokes utamanya 3M meskipun nantinya sudah dilakukan vaksinasi,”pungkasnya. (DISKOMINFO)