Jubir Satuan Tugas Penanganan (STP) Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto

Peningkatan jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Pacitan beberapa pekan terakhir membuat Wisma Atlet sebagai gedung utama karantina tersebut penuh, kondisi ini berakibat pasien-pasien baru harus melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing dengan ketentuan yang ada. Ini tentu ada pengecualian kepada mereka yang mempunyai komorbit atau penyakit penyerta.
Hingga artikel ini dirilis, jumlah kasus di Kabupaten Pacitan telah mencapai 1153 pasien, sembuh 885, dipantau 235 dan meninggal saat ini menyentuh angka 33 kasus. Ini sekaligus membuat peta penyebaran menjadi oranye.
Jubir Satuan Tugas Penanganan (STP) Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan, kondisi tersebut merupakan momentum bagi masyarakat Kabupaten Pacitan untuk bersatu. Sehingga usai Surat Edaran (SE) soal karantina mandiri diberlakukan, seluruh warga masyarakat dapat memantau bersama membantu STP. “Adapun suplai obat dan lain-lain akan dicukupi pihak puskesmas terdekat,” kata Rachmad.
Lalu bagaimana jika pasien tidak disiplin melaksanakan karantina mandiri, Jubir memastikan pasien tersebut akan dijemput paksa bahkan melimpahkan seluruh biaya perawatan kepada pasien tersebut. “Ini bisa saja terjadi, yang jelas Pemdes dan masyarakat harus ikut memantau” lanjut dia.
Hal lain yang menjadi perhatian pemerintah adalah masyarakat yang menunggu hasil Swab namun tidak melakukan karantina, ini tentu akan merepotkan sekaligus merugikan orang disekitar. “Jangan keluar rumah dulu sebelum hasil swab keluar,” humbau Jubir.
Sementara untuk soal pemakaman dengan protokol kesehatan, ini berlaku untuk jenazah yang sebelumnya terkonfirmasi Covid-19 maupun suspek dan probable. Sedang kewenangan petugas adalah pemulasaraan jenazah, menyolatkan hingga memasukkan ke peti dan mengantar jenazah tersebut ke pusara. Untuk urusan pemakaman harus dicover oleh pihak desa tentu dengan protokol kesehatan, adapun kebutuhan APD akan dicukupi pihak puskesmas.
“Lha selama ini ada beberapa kasus terkatung-katung sampai malam hari. Memaksa BPBD Pacitan dan relawan turun tangan,” ungkap Rachmad mengaku prihatin. (bd/riy/sus/dzak/rch/tk/frd/DiskominfoPacitan).

 

WhatsApp chat