Bencana. Tetap menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan umat manusia, tak terkecuali bagi masyarakat Kabupaten Pacitan yang notabene sebagai etalase karena lokasinya yang berada di atas lempeng indo-australia. Sehingga wajar jika hal itu disikapi serius oleh pemerintah, baik daerah, provinsi hingga pusat.

Upaya batiniah tentu haram jika ditiadakan, selebihnya memahami potensi bencana di sekitar kemudian dilanjutkan dengan memperhitungkan cara penyelamatan menjadi ikhtiar lain yang wajib dikuasai.

Untuk itu tak ayal jika pelatihan berskala besar sering dilakukan sebagai bentuk budaya serta peningkatan kewaspadaan. Berwujud simulasi gempa besar 8,7 skala Richter berdurasi 120 detik, disusul gelombang tsunami dengan tinggi 20 meter.

Dihadiri langsung Menteri Sosial RI Tri Rismaharini, pelabuhan Tamperan menjadi lokasi pelatihan dan melibatkan 150 warga terdampak. Menteri pada sambutannya lebih menyoroti kondisi geografis kota Pacitan yang berada pada zona merah.

“Tengah kota dengan rumah padat sehingga akses evakuasi lebih sulit,” kata dia (11/09). Sementara itu wilayah di bantaran sungai Grindulu juga perlu mendapat perhatian dengan pembangunan jembatan alternatif untuk evakuasi.

Risma juga meminta pihak terkait untuk segera memetakan titik strategis evakuasi dan mendata langsung jumlah lansia maupun disabilitas. “Mulai sekarang coba langsung dikerjakan,” himbaunya. (DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat