Gelar Simulasi Uji Rambu dan Tempat Evakuasi Sementara, Mensos Tri Rismaharani Berharap Masyarakat Paham Jalur

Sabtu, 11 September 2021 jam 11.00 WIB terjadi gempa bumi dengan magnitudo 8,7 epicenter 300 km Tenggara Pacitan dan kedalaman 19 km. Gempa bumi menimbulkan tsunami yang berdampak pada seluruh pesisir Jawa Timur termasuk wilayah Pacitan.
BMKG menginformasikan, Gelombang tsunami akan menerjang 28 menit setelah goncangan gempa bumi dan masuk maksimal 6 km ke Kota Pacitan. Bupati Pacitan yang mendapat laporan dari Kepala Pelaksana BPBD Pacitan segera memerintahkan segera memberikan peringatan dini serta melakukan evakuasi warga.
Gempa bumi dan tsunami ini tentu bukanlah kejadian sebenarnya. Namun sebuah simulasi evakuasi masyarakat menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami yang dilaksanakan Kementerian Sosial RI. Kegiatan yang dikemas dalam Apel kesiapan Simulasi Uji Rambu dan Tempat Evakuasi Sementara itu disaksikan langsung Menteri Sosial RI Tri Rismaharini dan Jajaran, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Bupati Pacitan serta Forkopimda dengan mengikutsertakan seluruh komponen.
“Sepanjang pantai selatan hampir semua terkena tapi yang teridentifikasi korban paling banyak adalah Pacitan, karena lokasi kota Pacitan ada ditengah yang menurut teori keberadaan teluk akan memperkuat arus tsunami,” kata Tri Rismaharini mengungkap alasan kenapa simulasi dilaksanakan di Pacitan.
Dengan simulasi ini lanjut Risma, minimal masyarakat tahu kemana dan bagaimana bertindak, jika hal terburuk terjadi. Terutama, warga dipusat kota yang lokasinya berada ditengah dan padat. Menteri berharap, masyarakat Pacitan siap sehingga dampak bencana bisa diminimalkan.
Sementara, menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam pemaparannya, dengan gempa bumi magnitudo 8,7 maka potensi ketinggian air bervariasi mulai dari 22 m di wilayah pantai/pesisir, 11-17 m diwilayah bantaran sungai, 6-11 m di wilayah tengah (termasuk alun-alun), dan 10-12 m di Bantaran Sungai Grindulu.
Simulasi evakuasi masyarakat menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami merupakan bentuk langkah nyata dan serius dari pemerintah dalam menghadapi bencana. (Humas Pacitan/ Pemkab Pacitan)

Utamakan Jalur Evakuasi

Bencana. Tetap menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan umat manusia, tak terkecuali bagi masyarakat Kabupaten Pacitan yang notabene sebagai etalase karena lokasinya yang berada di atas lempeng indo-australia. Sehingga wajar jika hal itu disikapi serius oleh pemerintah, baik daerah, provinsi hingga pusat.

Upaya batiniah tentu haram jika ditiadakan, selebihnya memahami potensi bencana di sekitar kemudian dilanjutkan dengan memperhitungkan cara penyelamatan menjadi ikhtiar lain yang wajib dikuasai.

Untuk itu tak ayal jika pelatihan berskala besar sering dilakukan sebagai bentuk budaya serta peningkatan kewaspadaan. Berwujud simulasi gempa besar 8,7 skala Richter berdurasi 120 detik, disusul gelombang tsunami dengan tinggi 20 meter.

Dihadiri langsung Menteri Sosial RI Tri Rismaharini, pelabuhan Tamperan menjadi lokasi pelatihan dan melibatkan 150 warga terdampak. Menteri pada sambutannya lebih menyoroti kondisi geografis kota Pacitan yang berada pada zona merah.

“Tengah kota dengan rumah padat sehingga akses evakuasi lebih sulit,” kata dia (11/09). Sementara itu wilayah di bantaran sungai Grindulu juga perlu mendapat perhatian dengan pembangunan jembatan alternatif untuk evakuasi.

Risma juga meminta pihak terkait untuk segera memetakan titik strategis evakuasi dan mendata langsung jumlah lansia maupun disabilitas. “Mulai sekarang coba langsung dikerjakan,” himbaunya. (DiskominfoPacitan).