Menunggu Penjadwalan PTM, Sekolah Siapkan Mekanisme Prokes

Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan Daryono memastikan proses Vaksinasi terhadap tenaga guru di Kabupaten Pacitan telah sampai di tahap kedua. Namun demikian pihaknya masih belum dapat memastikan kapan Pendidikan Tatap Muka (PTM) dapat dijadwalkan.

“Ya kami tentu tahu ada efek negatif terhadap siswa dari sistem daring yang kini dilakukan,” katanya kepada awak media (18/03), namun sejauh ini seluruh pihak sekolah tetap siap terhadap mekanisme protokol kesehatan.

Persetujuan dari Ketua Tim Gugus Covid-19 Kabupaten Pacitan (Bupati) tetap menjadi kunci terlaksananya PTM, tetapi jika pemerintah pusat (Kementerian Pendidikan) membuat kebijakan PTM di bulan Juli pihaknya tidak harus menunggu putusan ketua satgas. “Yang pasti kami tidak ingin melanggar aturan, karena itu melanggar hukum, “ ujar dia.

Proses vaksinasi yang terus berjalan membuat ketahanan baru kepada seluruh tenaga pendidik, namun untuk para siswa hingga kini belum ada perintah resmi dari instansi terkait. Daryono memastikan vaksinasi mungkin dilakukan untuk siswa dan para mahasiswa.

Meski demikian pun sebenarnya pihak Dindik tetap mengharap proses PTN segera dilakukan, karena pihaknya sadar proses pendidikan yang sebenarnya adalah tetap muka, karena secara psikologis dapat membentuk karakter manusia seutuhnya. “Dari bersosialisasi kepada guru maupun terhadap teman-temannya,” pungkas Daryono. (bd/frd/ryt/ss/dzk/rch/tk/DksominfoPacitan)

Belajar Jurnalistik dan pemasaran Online bersama Warga dilokasi TMMD ke 110 desa Widoro

Satgas TMMD ke-110 TA. 2021 Kodim 0801/Pacitan bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Pacitan menggelar kegiatan non fisik berupa diklat Jurnalisme warga dan e-marketing , di pendopo desa WIdoro, kecamatan Donorojo , Jumat (19/03/2021).
Saat dikonfirmasi di akhir kegiatan Satgas TMMD ke-110 TA. 2021 Serda Handoyo mengatakan, maksud dan tujuan kegiatan diklat Jurnalistik warga dan E-marketing tersebut adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, utamannya operator Sistem Informasi Desa (SID), Karang Taruna dan pelaku UMKM khususnya agar bisa belajar mempromosikan dan menggali potensi wilayahnnya. “Desa Widoro ini memiliki potensi yang bisa dikembangkan utamannya wisata, strategi pemasaran konvensional tentunnya akan sangat tertinggal ditengah derasnnya perkembangan tehnologi informasi saat ini,” tukasnnya.
Untuk itu, Karang Taruna dan pelaku usaha Kecil Mikro (UKM) yang ada di desa Widoro harus bisa belajar mengikuti perkembangan tehnologi. “Kami harapkan, wawasan peserta diklat akan bisa lebih terbuka setelah mengikuti kegiatan ini, paling tidak ada langkah-langkah inovasi yang bisa mendongkrak tingkat kunjungan wisata di desa ini,” pungkasnnya.
Hal senada disampaikan Kabid Informasi dan Persandian, Diskominfo Pacitan, AA. Mudzakir, bahwasannya jangkauan tehnologi informasi memungkinkan warga untuk saling bertukar informasi tanpa mengenal batas wilayah. “Peluang inilah yang harus bisa ditangkap oleh Karang Taruna desa agar bisa memberikan kontribusi yang positif bagi desa dan sekitarnnya, selain juga bisa memberikan nilai ekonomi bagi pelaku usaha kecil mikro didesa Widoro ini,” ungkapnnya.
lebih jauh dirinya mengatakan, pemanfaatan tehnologi informasi memang menjadi kebutuhan mendasar di era keterbukaan informasi publik saat ini. “Untuk itu masyarakat harus bijak, inovatif dan selektif dalam memanfaatkan jejaring publik utamannya media sosial yang ada, pembekalan jurnalistik dasar bagi warga ini merupakan bagian dari ikhtiar kita dalam menghadapi berbagai ragam informasi yang terkadang bersifat negatif,” imbuhnnya.
Sementara itu, kedua pemateri Frend Mashudi dan Wira Swastika dari Dinas Kominfo Pacitan mengusung tema “Bersama TNI Membangun Kemandirian Informasi Warga” . Tema itu dimaksudkan untuk membumikan kemanunggalan TNI bersama warga dalam upaya membangun peran serta aktif masyarakat dalam pemberdayaan informasi. “Era keterbukaan informasi publik harus lah menjadikan warga lebih berdaya, lebih mandiri dan secara sukarela memberikan atensi bagi kemajuan desannya,” tukas frend Mashudi saat memaparkan materi Jurnalisme Warga.
Jurnalis warga, lanjut Frend memiliki peran sentral dalam menyampaikan informasi yang faktual yang muncul ditengah-tengah masyarakat. “Jurnalisme warga ini lebih bersifat pemberdayaan, bukan lagi jurnalisme yang didorong kepentingan pasar atau kepentingan pemodal. Peran pemberdayaan itulah yang harus terus dipupuk dan diwadahi,” timpalnya.
Lalu bagaimana mewadahinnya, lanjutnya yaitu dengan memberikan ruang bagi masyarakat untuk ikut menyebarkan informasi di desannya. “Adanya Sistem Informasi Desa (SID) dan website desa memungkinkan warga untuk berbagi cerita dan informasi seputar desannya, ruang itulah yang harus dimanfaatkan para jurnalis warga untuk ikut berperan aktif dalam membangun desanya,” terangnya.
Selain diberiakan materi jurnalistik, peserta diklat juga dibekali dengan kemampuan memanfaatkan tehnologi informasi untuk mendongkrak perekonomian warga. Salah satunya dengan pembekalan kemampuan Internet marketing (e-marketing). “Punya android jangan sekedar untuk bergosip-gosip ria, mari berbagi informasi positif dan juga bisa menghasilkan profit,” ungkap Wira Swastika dalam paparan internet marketingnya.
Apalagi ditengah masa pendemi saat ini, lanjut Wira, masyarakat harus bisa membaca dan menangkap peluang yang ada. “Saat ini masyarakat tidak perlu disibukkan lagi dengan memasarkan produknya ke pasar, cukup dengan memanfaatkan jaringan online kita bisa memasarkan berbagai produk yang kita miliki, dengan pemasaran online jangkauan akan lebih luas dan itu bisa dilakukan dari rumah,” ujarnya.
Menurutnya, strategi pemasaran online ini bisa dimaksimalkan untuk mengenalkan potensi wisata yang dimiliki desa Widoro. “Desa Widoro ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, utamanya potensi wisatanya, kalau ini digarap dengan sungguh-sungguh lewat pemasaran online tentunnya akan lebih membuka peluang pada tingkat kunjungan wisatawan, tinggal bagaimana memolesnnya,” jelasnya.
Dalam sesi tanya jawab, warga sangat antusias dan berkeinginan kuat untuk mendorong Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) agar bisa memasarkan produk-produk yang dimiliki secara online. Menanggapi hal tersebut, Wira membuka selebar-lebarnnya bagi peserta untuk belajar tentang pemasaran online ini. “Saya membuka ruang selebar-lebarnnya bagi peserta untuk membantu belajar pemasaran online di rumah ataupun di kantor, dan itu gratis,” pungkasnya.(Diskominfo)

Vaksinasi COVID-19 Tahap ke-2 Termin 1 Capai 85 Persen

drg Nur Farida
Personal In Charge (PIC) Vaksinasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan.

Pelaksanaan vaksinasi tahap ke-2 di Kabupaten Pacitan yang diperuntukan bagi para petugas pelayanan publik dan lansia sudah mendekati tahap akhir.
Menurut keterangan Personal In Charge (PIC) Vaksinasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan drg Nur Farida, Kamis (18/3/2021), pelaksanaan vaksinasi untuk 6876 sasaran di tahap ke-2 pada termin kedatangan vaksin 1 sudah mencapai 85 persen.
“Untuk sasaran 6876 sudah tervaksin dosis 1, sekitar 85 persen dari sasasaran tahap ke-2 termin 1, selanjutnya akan dilaksanakan tahap 2 termin selanjutnya sesuai ketersediaan vaksin,”kata drg Nur Farida.
Lebih lanjut, Farida mengatakan untuk sasaran vaksinasi lansia dan petugas pelayanan publik tersebut sudah masuk dalam pendataan Dinas Kesehatan Pacitan.
“Semua sasaran sudah kita data dan sudah kita break down sesuai wilayah pos vaksin masing-masing sehingga proses vaksinasi sasaran akan bertahap sesuai dengan ketersediaan vaksin,”tandasnya.
Pos vaksin, kata Farida, juga akan selalu melayani vaksinasi sesuai penjadwalan vaksinasi yang sudah ditetapkan.
“Dan pos vaksin akan selalu melayani sesuai penjadwalan yang sudah ditetapkan, sasaran akan dipanggil melalui lembaga masing-masing,”pungkasnya.
Seperti diketahui, vaksinasi COVID-19 di Pacitan telah dimulai pada tahap pertama per Sabtu (30/1/2021) lalu. Adapun pelaksanaan vaksinasi tahap pertama untuk 2.360 sudah selesai pada Kamis (25/2/2021).
Usai tahap pertama, vaksinasi dilanjutkan ke tahap ke-2 dengan sasaran para petugas pelayanan publik, TNI dan Polri dengan target sasaran mencapai 17 ribu. (Diskominfo)

 

Anggaran Terkecil Se-Jatim, Pilbup Pacitan Tetap Sukses Digelar

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pacitan Sulis Setyorini.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pacitan Sulis Setyorini, mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan agenda Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pacitan 9 Desember 2020 lalu.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan helatan pilbup Pacitan,”kata perempuan yang akrab disapa Rini, kemarin (16/03) di gedung Gasibu Swadaya Pacitan usai gelaran Evaluasi Bersama Stakeholder.
Lebih lanjut, Rini mengungkapkan jika pelaksanaan evaluasi merupakan akhir dari rangkaian Pesta Demokrasi Pilbup Pacitan. Penyerahan penghargaan juga dilakukan kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan penting tersebut. “Ini sekaligus menjadi akhir rangkaian penyelenggara Pilbup Pacitan,” lanjut Rini.
Sementara Sekda Pacitan Heru Wiwoho mengaku bangga terhadap KPU maupun seluruh stakeholder terkait, pasalnya anggaran yang dihibahkan pemda terhadap kegiatan Pilbub kemarin terkecil dibanding kota lain di Jawa Timur yakni Rp. 29,5 Miliar. “Namun Pilbup tetap berjalan aman dan lancar,” kata Heru di kesempatan yang sama.

Heru Wiwoho, Sekda Pacitan

Sementara itu komitmen Pemda Pacitan juga menjadi kunci dalam keberhasilan itu, dengan penyerahan dana hibah lebih awal dari pada kota dan kabupaten lain. Sehingga tak ayal pada momentum Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) pada (18/09/2019) diapresiasi oleh Ketua Komisioner KPU RI Arif Budiman yang datang langsung ke Pacitan.
Mantan Kepala Bappeda Pacitan tersebut juga mengapresiasi lantaran perhelatan pesta demokrasi tersebut juga tidak melahirkan cluster baru Covid-19. Yang pasti hibah yang kecil itu disesuaikan dengan APBD Pacitan yang memang terbatas.
“Terimakasih juga kepada DPRD Pacitan yang telah menyepakati anggaran dan biaya Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati 2020 kemarin,” ungkas dia. (frd/bd/ss/riy/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Jual Seluruh Aset di Bali; Terlalu Cinta Dengan Pacitan

Perkenalkan, dia adalah Pranoto Ahmad Raji atau akrab dipanggil Pak Pram, seorang pelukis dari Pulau Dewata (Bali). Karena cintanya pada Pacitan ia rela menjual seluruh asetnya di Bali, dan sekarang tinggal di Pacitan.
Ceritanya dimulai pada tahun 1992, kala itu ia tersesat dan akhirnya sampai di Terminal Pacitan. Kejadian itu tak membuat pria itu kesal, namun justru memilih untuk berjalan-jalan sekitar kota. Betapa terkejutnya ia saat matanya melihat alam yang disuguhkan sepanjang perjalanan. “Ini yang saya cari, seperti pulau jawa 100 tahun lalu” gumamnya dalam hati.
Bak jatuh cinta pada pandangan pertama, pria berambut dan jenggot gondrong tersebut lantas melihat sebuah plang bertuliskan “Dijual Kavling Tanah Milik Bla.. Bla…” Tanpa pikir panjang dua kavling di jalan Teleng Ria 1 ia beli.
Usai kejadian banjir Pacitan pada akhir 2017, walaupun tak lagi ditemani istrinya yang berdarah Australia karena meninggal dunia, pria kelahiran Sragen ini akhirnya resmi menjadi warga Pacitan.
“Jatuh cinta soal rasa, tapi bicara Pacitan ya, ya itulah yang saya cari, alam dan masyarakatnya yang santun sukar ditemukan di tempat lain,” ungkapnya kepada Diskominfo Pacitan (16/03).
Kini mimpi untuk menghabiskan waktu di Pacitan menjadi nyata, pelukis yang pernah menggelar pameran di berbagai negara seperti Swiss, Malaysia, Singapura, Australia dan Korea Selatan tersebut membuka diri selebar-lebarnya untuk putra putri asli Pacitan yang ingin belajar seni lukis.
“KTP Pacitan gratis, ini spesial karena saya melihat potensi Pacitan, dan saya melihat 20 sampai 50 tahun kedepan Pacitan menjadi gudang seniman,” katanya.
Bahkan saking bersyukurnya Pak Pram bisa menjadi bagian warga Pacitan, kediamannya yang terbuat dari kayu bergaya limasan tersebut ia buka selebar-lebarnya bagi siapa saja yang mau menginap.
Terutama bagi yang hendak berkunjung untuk menikmati keindahan destinasi wisata Kabupaten Pacitan, dan lagi-lagi kata pak Pram itu gratis. “Karena jalan-jalan di Pacitan gak cukup sehari,” tambahnya sambil tertawa. (bd/frd/ss/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan)