Berita terbaru

2 Pasien Covid-19 dari Kebonagung Sembuh

Kabar baik tersebut disampaikan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto melalui Bidang Informasi, Diskominfo Pacitan di ruangnya (17/07).

Pasien pertama adalah seorang laki-laki berusia 60 tahun yang disinyalir terinfeksi covid-19 saat ia merantau di Jakarta lalu menunjukkan gejala sakit, seketika saat itu yang bersangkutan langsung dilarikan ke RSUD dr. Darsono Pacitan.

Sedang pasien kedua yang hari ini dapat berkumpul bersama keluarga adalah seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahun, ia terkonfirmasi positif cornoa lantaran tertular dari anaknya yang menimba ilmu di Temboro, Magetan.

“Meski dinyatakan sembuh dengan dua kali tes Swab, kedua warga Kebonagung tersebut tetap harus menjalankan karantina mandiri selama dua pekan,” kata Rachmad.

Dengan bertambahnya 2 pasien sembuh di Kabupaten Pacitan membuat total keseluruhan pasien sembuh menjadi 18 kasus. Jubir berharap kondisi tersebut menjadi motivasi bagi penderita yang lain supaya lekas dapat negatif Swab dan berkumpul bersama keluarga.

Begitu juga bagi masyarakat untuk lebih siap terhadap skenario Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) terhadap pandemi covid-19. “Hidup dan berdampingan dengan corona, sehingga mau tidak mau kita harus menjalankan protokol kesehatan,” lanjut Dia.

Semantara Provinsi jawa Timur kini menjadi top rangking kasus covid-19 di Indonesia, hal tersebut jika dibiarkan bukan tidak mungkin akan semakin membenamkan Kabupaten Pacitan di posisi yang kian sulit.

“Ayo masyarakat tetap waspada, jangan mengentengkan. Corona berada disekitar kita, kita harus menjaga diri, keluarga dan lingkungan melalui 3M (Menjaga jarak ,Mencuci tangan, Memakai masker),” tambah Jubir.

Sementara itu pemerintah akan semakin menajamkan metode 3T (Tracing, Testing dan Tracing) untuk menekan angka kasus covid-19, sehingga harapan menjadi zona hijau segera dapat terealisasi. Sehingga pemerintah dapat leluasa berinovasi. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Sambut AKB; Kodim 0801 Sulap Area Menjadi Pertanian dan Peternakan

Sinar sang surya Jumat pagi (17/07) yang kuning keemasan di lingkup Kodim 0801 Pacitan menjadi spirit menyambut Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Kodim bersama seluruh jajaran pejabat forkopimda pagi itu melaksanakan senam bersama, dengan dibalut disiplin protokol kesehatan secara ketat.

Letkol Nuri Wahyudi, Komandan Kodim setempat sangat memahami bahwa Kabupaten Pacitan terkenal akan situasinya yang adem, ayem lan tentrem.

Kondisi demikian mesti sering-sering dipupuk, sehingga kekompakan dan kebersamaan terus dapat terjaga sepenuhnya. Apalagi akhir-akhir ini pandemi covid-19 hadir menguji seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

Area kodim seluruhnya 18 hektar, 6 hektar diantaranya berfungsi sebagai perkantoran. Sisanya 12 hektar oleh Nuri secara bertahap disulap menjadi wilayah pertanian dan peternakan yang asri dan rindang.

Hal tersebut selain untuk ketahanan pangan, menurutnya juga sebagai wahana rekreasi masyarakat umum. “Termasuk juga kita siapkan untuk olahraga bagi siapa saja,” ujar Dia.

Sementara Bupati Pacitan Indartato yang hadir dalam rangkaian senam dan peninjauan area Kodim tersebut mengatakan pemanfaatan area tersebut patut diacungi jempol.

Bahkan, ia mengaku merasa tertantang untuk turut berkontribusi dalam penyempurnaan wilayah tersebut. “Upaya ini harus kita lestarikan,” ucap Indartato. (budi/anj/tika/DiskominfoPacitan).

Hindari Risiko; Tamu Bupati di Cek 2 Lapis

Kian bertambahnya korban pandemi Covid-19 khususnya di Jawa Timur membuat Jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan semakin mendisiplinkan protokol kesehatan, termasuk di lingkup Pendopo Kabupaten Pacitan.

Siapa saja yang hendak bertemu Bupati Pacitan Indartato, mulai hari ini (15/07) diwajibkan melewati satu pintu yang dijaga petugas 24 jam dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), siapa saja tamu yang hendak menghadap wajib membersihkan tangan dengan Hand Sanitizer, menggunakan masker dan di cek suhu tubuhnya.

Menurut Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto, upaya itu selain mencontohkan protokol secara ketat juga meningkatkan kewaspadaan terhadap kepala daerah dimana usianya tidak lagi muda. “Setiap tamu harus lewat satu pintu Ruang Peta bagian barat,” katanya. (DiskominfoPacitan).

Terima Kasih; Masyarakat Mulai Sadar

Upaya penertiban protokol kesehatan yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama jajaran TNI, Polri dan BPBD Kabupaten Pacitan hingga giat ketiga menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat yang signifikan.

Kabar baik tersebut disampaikan Plt. Kepala Satpol PP Pacitan Sugeng Widodo kepada @pemkabpacitan, hari ini (15/07). Dari 100 masker yang disiapkan pada giat di Kecamatan Arjosari diakui tidak habis dibagikan, padahal sebelumnya pihaknya membagikan lebih dari 200 masker. “Semoga ini pertanda baik,” katanya.

Kendati demikian Sugeng mengaku fakta lain sangat mencengangkan, lantaran puluhan masyarakat yang terjaring penertiban sebagian besar justru adalah para pemuda kebanggan Kabupaten Pacitan.

Menurut analisis sederhananya, fenomena ini lantaran generasi muda cenderung berpola pikir rendah, sehingga kesadarannya kurang. “Dia tidak sadar kalau ia sangat membahayakan keluarganya yang rentan,” ungkap Sugeng.

Jika ini dibiarkan, upaya untuk menuju zona hijau sepertinya masih di dalam angan-angan, namun demikian sesuai perintah langsung Bupati, bahwa satgas tetap mengedepankan Tepo Seliro sebagai kearifan lokal warisan leluhur.

Oleh sebab itu hingga hari ini sanksi sosial belum dilakukan oleh satgas terhadap pelanggar, pihaknya memilih kesadaran masyarakat dari dalam diri beberapa waktu ke depan. “Mungkin minggu depan kita benar-benar akan memberlakukan sanksi tegas,” lanjut Sugeng.

Berbeda dengan beberapa negara lain, seperti dikutip dari laman detik masyarakat Taiwan yang kedapatan di tempat umum tidak memakai masker akan didenda NWD 15 Ribu atau 7-8 Juta Rupiah.

Demi menyelamatkan semua aspek pemerintah tetap berupaya menuju zona hijau, bukan melalui denda yang bakal mencekik warga, namun sosialisasi akan protokol kesehatan secara masif menjadi prioritas.

Termasuk lahirnya Perbup 56 yang kini disempurnakan menjadi Perbup 57 nantinya desa/kelurahan mendapatkan kewenangan menyikapi berbagai hal di wilayah tersebut. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Dapat Kucuran Dana; KPU Pacitan Siap Melenggang di Tengah Pandemi

Sebanyak 1299 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) yang direkrut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pacitan, sepenuhnya telah rampung melaksanakan tes Rapid di kantor KPU, hari ini (14/07).

Petugas tersebut nantinya selama satu bulan ke depan yakni 15 Juli sampai 13 Agustus 2020 akan melakukan Pencocokan dan Penelitian (Coklit), kegiatan ini berlangsung secara Door To Door di wilayah TPS masing-masing, sesuai arahan Pramono Ubaid Tanthowi Komisioner KPU RI seperti dikutip dari laman Kompas.

Ini adalah rangkaian tahapan yang dilalui KPU Pacitan, yang mengemban tugas berat menyukseskan Pemilihan Bupati (Pilbup) di Kabupaten Pacitan. Mengusung Maskot Sang Wanara, Coblosan dijadwalkan berlangsung 09 Desember mendatang.

Tugas berat tersebut menurut Ketua KPU Pacitan Sulis Styorini adalah memperoleh partisipasi masyarakat sebesar 77,5 persen dari 471.061 Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Pacitan. Angka tersebut merupakan rekomendasi pemerintah baik provinsi maupun pusat.

Sedang tugas lain yang menjadi persoalan ialah mengamankan pesta rakyat tersebut. Mengingat Pilbup kali ini baik masyarakat maupun penyelenggara berada di tengah mewabahnya virus corona.

Beruntung KPU Pacitan mendapat kucuran dana dari APBN sebesar 3,5 Miliar Rupiah, dana itu nanti sebagai pendukung protokol kesehatan, disamping anggaran teknis dari hibah pemkab sebesar 29,5 Miliar yang diserahkan sebelum merebaknya pandemi.

Upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) para petugas juga menjadi perhatian utama Rini, panggilan akrab Ketua KPU Pacitan tersebut. Benaknya benar-benar tidak berharap pesta demokrasi yang akan berlangsung 5 bulan mendatang bakal melahirkan cluster baru.

“Kami akan melaksanakan seluruh tahapan hingga proses pencoblosan dengan protokol kesehatan yang ketat,” tegas Dia kepada Diskominfo Pacitan. Belanja masker, hand sanitizer, face shield, dan yang lain tidak dapat terelakan dari dana APBN.

Ia juga mengaku bahwa Proses coblosan dapat saja dibatalkan dari jadwal yang telah ditentukan, andai saja pandemi Covid-19 semakin tidak terkendali. Namun hal itu kata perempuan yang lahir 05 Mei 1982 tersebut di luar kewenangan pihak  KPU Pacitan.

Tetapi merujuk pada keputusan pemerintah yang harus disetujui jajaran DPRD. “Perpu kita membuka peluang dalam kondisi tertentu (Bencana Alam Non Alam),” ungkap Rini. (budi/anj/rch/tika/