Berita terbaru

Jika PNS Yang Ndableg? Ini Kata Kepala BKPPD

Menghitung hari sanksi tegas untuk masyarakat yang mengindahkan protokol kesehatan. Tapi sebagian warga justru bertanya-tanya, apakah tindakan yang diberikan kepada ASN yang kedapatan tidak kooperatif terhadap pemberantasan pandemi covid-19 di Pacitan.

Kepala Badan Kepegawaianan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPPD) Kabupaten Pacitan, Supomo saat mendampingi Bupati Pacitan Indartato dan jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan sidak di Perempatan Penceng, Pacitan menyampaikan dengan tegas ASN bertugas memberi teladan kepada masyarakat, bukan sebaliknya.

“Seperti memakai masker, cuci tangan dengan sabun dan jaga jarak harus di contohkan ASN di lingkungannya masing-masing,” Kata Supomo (03/07). Lantas jika ASN pilih ngotot mengabaikan perintah maka sanksi mengancam, mulai ringan hingga berat.

Langkah penting selanjutnya oleh BKPPD Pacitan adalah menggelar tindakan di lapangan, disamping Supomo akan berkoordinasi dengan kepala PD dan Badan untuk membantu program tersebut. “Namanya orang banyak kan, ada yang tertib ada yang mengabaikan, sekali tempo kita turun kelapangan,” tambah Dia.

Disperpusip Provinsi Jatim Visitasi Ke Pusdes “MAJU LANCAR” Dalam Rangka Penilaian 6 Nominator Terbaik

Dalam rangka penilaian peraih 6 Nominator Terbaik Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Timur, Disperpusip Provinsi Jatim pada tanggal 30 Juni 2020 visitasi ke Pusdes “Maju Lancar” Desa Bandar Kecamatan Bandar. Sebelumnya telah diumumkan bahwa Pusdes “Maju Lancar” menjadi salah satu 6 Nominator Terbaik pada tanggal 23 Juni 2020 lalu.

Hadir dalam visitasi penilaian tersebut Tim Penilai dari Disperpusip Provinsi Jatim, yakni Dra. Setyo Rahayu P., M. Pd (Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya), Sri Wahyu Hastarini, S. Sos (Kasi Pengembangan Perpustakaan), Sri Purwati, S. Sos., M.Si (Pustakawan Madya). Drs. Cipto Yuwono, M. Pd (Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan, Drs. Triyono Abadi, M. Si (Kabid Pengembangan), Yayas Wulan Larasati (Pustakawan Penyelia), Yayuk Agustiani, A. Md (Pustakawan Pelaksana Lanjutan) turut serta menghadiri acara tersebut. Tak ketinggalan juga hadir sebagai tuan rumah Kepala Desa Bandar dan Camat Bandar.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tetap mengindahkan protokol kesehatan, dengan cuci tangan, memakai masker/Face Shield, serta jarak 1 meter. Bahkan sebelum datang ke Pacitan, Tim Penilai yang datang dari Surabaya (notabene kota dengan jumlah paparan covid-19 terbesar di Jatim) telah melakukan Rapid Test terlebih dahulu dengan hasil Negatif Covid-19.

Drs. Cipto Yuwono, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan “Selamat datang kepada yang terhormat Tim Penilai dari Disperpusip Provinsi Jatim,  kami mendapatkan juara berapapun akan kami terima, namun jika mendapatkan juara 1 malah Alhamdulillah”, terangnya.

Tim Penilai memberikan pertanyaan kepada Anita Bidariyati (Kepala Perpustakaan Maju Lancar) dan petugas lainnya setelah selesai memaparkan profil yang berisi seperti pendirian, program kerja, instrumen lomba, sampai anggaran Perpustakaan Desa Bandar tersebut. Pertanyaan yang berkutat seputar program pengembangan literasi di perpustakaan desa “Maju Lancar” itupun mampu dijawab dengan lancar oleh para petugas. Hal tersebut tidak lepas dari hasil koordinasi dan kerjasama yang baik antara Pusdes “Maju Lancar” dengan para pustakawan Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan. Sekurangnya 5 kali pendampingan terhadap petugas pusdes yang dilakukan oleh Yayuk Agustiani, A. Md sebelum pelaksaanan visitasi penilaian lomba.

Acara yang dimulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB tersebut tidak hanya menampilkan pemaparan dari petugas, namun juga menampilkan produk-produk UMKM hasil dari masyarakat setempat yang telah mendapatkan pelatihan UMKM oleh para petugas Perpustakaan Desa “Maju Lancar”, yang merupakan salah satu program literasi perpustakaan desanya.

(Penulis: Ryn Surya/Setya Budi/Joko Wahyudi/Doc: Eko Jatmiko/ Nara Sumber: Yayuk Agustiani, A. Md/Bidang Pengembangan/Dinas Perpustakaan Kab. Pacitan)

Tambah 3 Kasus Positif Dari Cluster Lokal, Satgas Ada Wacana Lockdown Instansi

Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Indartato kembali umumkan penambahan 3 pasien baru di Kabupaten Pacitan, ketiganya berasal dari transmisi lokal, Sudimoro.

Penambahan tersebut menambah panjang jumlah menjadi 27 kasus, sementara pasien yang berhasil dipulangkan sebanyak 11 orang, sisanya 3 orang menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan 13 yang lain menjalani karantina di Wisma Atlet.

Satgas Covid-19 Pacitan hingga hari ini (01/07) telah melaksanakan rapid tes sebanyak 2716, hasil reaktif sebanyak 78 atau 2,8 persen. Pemeriksaan Swab sebanyak 560 dan 52 atau 9 persen menunjukkan positif. “Obat mujarab adalah mematuhi protokol kesehatan,” ucap Bupati saat Press Rilis di Pendopo Kabupaten.

Lebih rinci, Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto dikesempatan yang sama membeberkan, ketiga pasien tersebut berasal dari Kecamatan Tulakan, Ngadirojo dan satu dari Provinsi Lampung, Sumatera. “Sesuai KTP dari Lampung, Kontraktor yang sempat kontak dengan satpam terkonfirmasi positif,” kata Dia.

Satgas Covid-19 Pacitan baru-baru ini juga mulai merambah di lini dalam instansi pada cluster lokal Sudimoro tersebut. Apalagi salah satu pasien positif yang kini dirawat di Kabupaten Trenggalek adalah staf di bidang logistik.

“Info terakhir, Bapak Bupati hari ini sudah melakukan kontak dengan petinggi di instansi tersebut, menyampaikan dalam waktu dekat akan ada tes besar-besaran kepada 700-an karyawan,” tambah Jubir.

Jika kondisi semakin memburuk langkah lockdown untuk instansi tersebut bukan tidak mungkin dilakukan oleh jajaran Satgas, hal tersebut guna menekan angka positif jika nantinya terjadi ledakan.

Kuatnya penyebaran pada transmisi baru ditunjang fakta masing-masing kasus yang kedapatan pernah bepergian, membuat Jubir kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk benar-benar menjalankan protokol kesehatan, minimal memakai masker dan benar-benar menunda lawatan selama pandemi ini. (budi/rozak/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Enak Benar! Polres Pacitan Bagi-Bagi SIM Gratis

Ada yang menarik pada peringatan hari Bhayangkara Ke-74 tahun 2020 kali ini, Polres Pacitan bagi-bagi SIM gratis kepada masyarakat yang bertepatan lahir pada 1 Juli atau bertepatan HUT Bhayangkara.

“Benar, ini tidak lain merupakan kado bagi yang lahir di hari Bhayangkara ke 74,” ujar Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto, usai Resepsi Hari Bhayangkara di Gedung Graha Polres Pacitan (01/07).

Inovasi tersebut menurut Didik adalah program Nasional sesuai perintah Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis yang tertuang pada surat telegram rahasia (TR) Kapolri bernomor ST/1671/VI/YAN.1.1./2020 tanggal 12 Juni 2020. Ditandatangani langsung oleh Kakorlantas Irjen Pol Istiono. “Kemungkinan akan berlanjut di tahun-tahun selanjutnya,” ucapnya.

Ini adalah bukti bahwa Polisi hadir untuk rakyat utamanya pada momentum pandemi covid-19. Sesuai tema ke-74, Kamtibmas Kondusif Masyarakat Produktif, Polri bersama TNI, pemerintah dan didukung peran serta masyarakat menang melawan Covid-19. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Ini Alasan Bupati Soal SE Pariwisata

Menyikapi beredarnya Surat Edaran Nomor 188.45/254/408.21/2020 tentang Pembatasan Sosial (Social Distancing) Sektor Pariwisata Di Kabupaten Pacitan yang ditandatangani Bupati Pacitan Indartato baru-baru ini, ditanggapi Bupati sebagai bentuk penyesuaian kembali terhadap kesiapan destinasi wisata.

“Ada kriteria-kriteria yang harus dilalui, masing-masing pengelola pariwisata sudah tahu semua,” ujar Bupati usai mengikuti resepsi hari Bhayangkara di gedung Graha Polres Pacitan (01/07).

penyesuaian tersebut bukan semata-mata adanya penambahan 3 pasien baru Covid-19 yang diumumkan secara resmi (27/06) akhir pekan lalu. Faktanya Kabupaten Pacitan masih mengantongi zona kuning, salah satu syarat penting pembukaan kembali destinasi wisata. “Bagi yang siap ya kita akan sesuaikan,” terangnya.

Sedang penambahan cluster dan pasien baru menurut Bupati adalah rambu kepada masyarakat dan pelaku wisata supaya lebih waspada dan berhati-hati terhadap Covid-19. Melalui menerapkan protokol kesehatan dengan penuh kedisiplinan. “Protokol kesehatan adalah kata kunci kita supaya pariwisata tidak menjadi cluster baru,” pungaks Indartato. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).