Berita terbaru

Stop Nelayan Andon dan Manfaatkan Stock Panen Layur

Keberadaan para pencari ikan dari luar Kabupaten Pacitan jauh-jauh hari telah dipantau UPT. PPP Tamperan beserta  Pemda Pacitan. Bahkan mulai tanggal (16/03), pemerintah terpaksa menyetop kedatangan nelayan andon terutama dari zona merah pandemi Covid-19.

Ninik Setyorini Kepala UPT. PPP Tamperan Kabupaten Pacitan kepada Diskominfo Pacitan (31/03) membeberkan, saat ini terdapat sekitar 300 nelayan Andon yang datang sebelum tanggal penutupan. Mereka terus dipantau keberadaan dan kesehatannya. “Mereka secara rutin kami periksa, baik kesehatan dan yang lain,” ujar Ninik.

Apalagi saat ini adalah musim berburu ikan layur (Trichiuridae Lepturus), memaksa mereka mengabaikan larangan pemerintah untuk tetap tinggal di rumah sampai keadaan kembali kondusif. “Beruntung hasil rapat kemarin memutuskan para juragan kapal bersedia membantu pemerintah untuk pengadaan desinfektan dan peralatan lain penunjang kesehatan,” lanjut Ninik.

Menurut data terakhir dari UPT PPP Tamperan, dalam sehari tidak kurang dari dua kapal sekoci yang berlabuh dengan total bongkaran mencapai 2 ton per kapal.

Keberadaan nelayan yang sudah terlanjur di dermaga Tamperan dan ditunjang dengan musim ikan layur yang melimpah ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang kebutuhan pangan masyarakat, jika sewaktu-waktu kondisi penyebaran virus semakin memburuk. “Aman kalau hanya untuk kebutuhan masyarakat Pacitan,” tambahnya.

Tidak dipungkiri, sikap nelayan yang terkadang ngeyel dengan berbagai larangan pemerintah tidak menyurutkan kewaspadaan jajaran untuk terus memantau nelayan tersebut. Bahkan Ninik menegaskan, setiap nelayan yang keluar masuk harus melalui prototipe kesehatan yang berlaku, baik cuci tangan hingga tes suhu tubuh. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

PKK Kabupaten Serahkan Tandon di 12 Desa

PKK Kabupaten Pacitan turut tanggap atas merebaknya Covid-19, dengan menyerahkan secara langsung tandon air dan sabun cair di 12 desa peserta lomba desa di 12 kecamatan.

Penyerahan yang dilakukan langsung oleh ketua tim penggerak PKK kabupaten Luki Indartato  tersebut juga turut diserahkan tidak langsung 2 gorong-gorong sebagai alas tempat cuci tangan.

Luki mengaku bantuan tersebut bersumber dari partisipasi anggota tim PKK Kabupaten Pacitan, mereka begitu peduli dengan kesehatan masyarakat, khususnya ancaman Virus Corona.

Meningkatnya angka pemudik yang nekat pulang dari berbagai kota di Indonesia termasuk dari zona merah, ia berpesan  kepada PKK Kecamatan untuk turut memantau pemudik sesuai protokol kesehatan.

“Pemudik berpotensi membawa Covid-19. Pergerakan PKK dari bawah, Dasa Wisma sudah ditegakkan maka semua akan tercover semuanya,” tegas Luki.

Peran nyata harus masif dan berkelanjutan oleh seluruh anggota PKK di Kabupaten Pacitan, seorang ibu harus tampil di depan memerangi ancaman Corona.(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Akhir Belajar Di Rumah Menunggu Instruksi Pusat

Pemerintah Daerah baik provinsi maupun kabupaten belum bisa menentukan akhir proses belajar di rumah siswa dan siswi mulai Paud, TK, SD, SMP hingga SMA/SMK di Kabupaten Pacitan yang terpaksa dilakukan karena mewabahnya pandemi virus Corona.

“Yang pasti mereka tidak libur, kemarin rencananya anak-anak masuk tanggal 30, tapi diperpanjang lagi hingga tanggal 6,” terang Yusuf Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Pacitan hari ini (30/03).

Senada dengan Yusuf, Daryono Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan saat ini memantau kondisi terakhir pandemi Covid-19.

“Akan kita evaluasi kondisi terkini Covid-19 lalu akan disampaikan ke pusat. Selanjutnya keputusan akhir tetap wewenang pusat,” tambah Daryono.

Pemerintah juga berharap wali murid tetap memantau putra dan putri selama proses belajar di rumah ini, termasuk membatasi sepenuhnya kegiatan yang tidak perlu di luar rumah yang dapat membahayakan diri dan orang lain. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Jenazah Dari Jakarta Bukan Pasien Covid-19

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan langsung memberikan konfirmasi terkait jenazah dari Jakarta yang viral pagi ini (27/03) di sosial media.

“Warga Pagerejo yang meninggal di Jakarta bukan sakit karena virus Corona,” tegas dr. Hendra Purwaka Plt. Dinkes Pacitan kepada Diskominfo Pacitan.

Namun demikian, ditengah bahaya pagebluk Covid-19, membuat protokol kesehatan diberlakukan demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, lantaran jenazah tersebut meninggalnya di Jakarta yang masuk dalam zona merah Covid-19. “Ini adalah wujud antisipasi yang kita lakukan,” kata Dia.

Hendra juga meminta kepada masyarakat Kabupaten Pacitan untuk tidak panik dengan informasi tersebut, namun tetap waspada pada setiap kemungkinan yang dapat terjadi.

Termasuk tanggap terhadap pendatang atau keluarga yang mudik dengan mengkonfirmasi identitas kepada petugas. “budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dishub Disiplinkan Kebersihan Untuk Bebas Corona

Foto dari Budi Muhamad

Dunia dalam angka, dampak dari penyebaran virus corona telah memasukkan Indonesia khususnya Jawa Timur dalam kondisi darurat. Mengutip maklumat Gubernur, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pacitan Wasi Prayitno pada 24/02/2020 mengatakan kondisi di Jawa Timur sangat serius, tentang Corona tidak lagi sebagai guyonan. “Maka kmai akan menyikapi keadaan ini juga dengan sangat serus,” tandasnya.

Langkah utama upaya pencegahan penyebaran Corona adalah penyediaan 8 wastafel pada lokasi strategis yang dilalui pendatang, seperti pintu masuk, ruang tunggu bis, titik penjemputan, tempat istirahat dan lainnya. Selain itu Wasi juga memberlakukan sistem satu pintu masuk dan keluar yang dijaga 1 staff, pengunjung wajib melakukan cuci tangan terlebih dahulu.

Kedepan pihaknya akan menyiapkan alat pengukur suhu pada pengunjung, jika diketahui ada pengunjung dengan kondisi suhu tinggi maka harus menjalani prosedur sesui SOP, yakni dibawa ke Posko Kesehatan terminal kemudian dikirim melalui 119 ke Rumah Sakit setempat.

“Jauh sebelum ini kami melakukan sterelisasi desinfektan diarea terminal dan dalam bus,” tutur Wasi. Kegiatan tersebut dilakukan bersama Dinas Kesehatan, Polres, pihak terminal, dan disaksikan Wakil Bupati Pacitan. Wasi menjelaskan sterelisasi akan dilakukan secara periodik 3 hari sekali.

Data statistic di terminal tipe A Pacitan mulai 1-23 Maret 2020 adalah  1.647 bus datang dengan 9.381 penumpang dan 1.578 bus berangkat dengan 7.786 penumpang. Hal ini lantas menjadi tema bisik-bisik tentang Lockdown. Wasi menjelaskan Pacitan mempunyai 5 titik perbatasan Sudimoro, Gemaharjo, Belah, Jeruk, Cemeng untuk keputusan Border Screening hingga Lockdown bukan tupoksi Dishub. Hal tersebut masuk dalam ranah keamanan, secara keseluruhan melibatkan Polisi, Tentara, Pemerinthan Wilayah, Dishub, Satpol PP, Dinkes dan lainnya.

“Dishub proporsional saja. Kita sudah melakukan rapat dengan Kasatpel Terminal Tipe A Pacitan, Kepala UPT Pelabuhan dan mendapat arahan dari Asisten II Pemerintah Kabupaten Pacitan,” tandas Wasi. Juga melakukan pertemuan dengan pihak Unit Pelaksana Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor (UPP KB), hal ini sebagai tindakan waspada jika ada mobil datang dari luar kota seperti Surabaya yang kemungkinan besar terpapar Virus Corona.