Berita terbaru

Lolos 16 besar; masyarakat harus memahami kualitas Perspa

Lagi-lagi Persatuan Sepak Bola (Perspa) Pacitan tidak mampu menaklukan Perseta Tulungagung pada putaran kedua Liga 3 PSSI Jawa Timur dipertandingan terakhirnya sore tadi (26/10) di Stadion Pacitan. Nahrowi Pratama Pelatih Persepa mengatakan lawannya tersebut memang beda level ketimbang kesebelasannya.

Namun Pratama mengaku cukup puas dengan permainan Perspa, sepanjang pertandingan anak asuhnya dapat menerapkan seluruh aba-aba yang ia sampaikan, meskipun satu gol yang menjebol gawang Persepa diakuinya karena faktor kelalaian lini belakang.

Pada berbagai pertemuan baik sebagai tuan rumah atau di kandang lawan, bertanding dengan Peseta menjadi perhatian khusus. Pasalnya Perseta cukup menggambarkan ganasnya 16 besar. “Secara umum semua sudah bagus, tinggal jam terbang kita,” kata Pratama.

Kepada tim liputan Diskominfo Pacitan, Pelatih Perseta Ungki Prasetio blak-blakan menyampaikan kekurangan tim kebanggaan Kabupaten Pacitan tersebut. Menurut Dia tidak ada alasan untuk bertahan di kandang sendiri. “Ini hak mereka. Tapi kalo buat saya, ngapain bertahan dikandang sendiri?,” tandas Ungki.

Langkah cepat sudah disiapkan Hudiono, sebagai manejer Perspa dirinya akan secepatnya menggelar manejer meeting yang dilaksanakan 28/10 nanti. Terpenting kata Hudi adalah pemahaman masyarakat tentang kualitas lawan Perspa yang memang jauh diatas kelas persepakbolaan Pacitan. “Kita tingkatkan kwalitas Perspa dan mudah-mudahan kita bisa menambah pemain baru lagi,” ujar Hudi. (budi/anjar/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Terobosan Ini Bawa Pacitan Kembali Raih Anugerah Pandu Negeri 2019

MEMBANGGAKAN: Bupati Indartato saat serah terima penghargaan APN 2019 di Jakarta. (Foto: Rendi)

Jakarta – Komitmen Pemerintah Kabupaten Pacitan mewujudkan pemerintahan yang baik kembali menuai apresiasi. Kali ini penghargaan kembali datang dari Indonesian Institute for Public Governance (IIPG). Untuk ketiga kalinya sejak tahun 2017 lembaga independen tersebut memberikan Anugerah Pandu Negeri (APN) kepada ‘Kota 1001 Gua’. Serah terima berlangsung di Jakarta, Jumat (25/10/2019) malam di Jakarta.

“Atas nama pemerintah daerah mengucapkan terimakasih kepada seluruh elemen masyarakat. Termasuk di dalamnya adalah ASN, DPRD yang telah bersama-sama merealisasi perda nomor 5 tahun 2016 sesuai target yang telah ditentukan,” kata Bupati Indartato berbincang dengan Radio Suara Pacitan, Sabtu (26/10/2019) pagi.

APN 2019 merupakan hasil menilaian dari 34 provinsi, 416 kabupaten, dan 99 kota se-Tanah Air. Adapun penilaian meliputi aspek tata kelola keuangan, tata kelola pemerintahan, dan kinerja pengembangan manusia. Aspek lain yang juga menjadi penilaian adalah kinerja ekonomi, inovasi strategik, serta pimpinan yang inovatif.

Menurut bupati, penilaian yang diberikan selaras dengan untuk visi pertama pemerintahannya. Yakni membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan akuntabel. Jika hal itu dapat terwujud, maka kemampuan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat dengan sendirinya akan tercapai.

“Memang itu tidak mudah. Oleh karena itu kita harus bekerja keras dan saling bersinergi. Dan tentu saja, harus ditopang kemampuan anggaran yang memadai,” terang Pak In seraya menjelaskan aspek terakhir kerap menjadi kendala.

Dijelaskan, selama beberapa waktu terakhir Pemkab Pacitan mengedepankan beberapa program prioritas. Hal ini meliputi bidang administratif maupun fisik. Dicontohkan, dalam hal keterbukaan anggaran, daerah di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur ini langganan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI.

Program lain yang tergolong inovatif adalah Gerakan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat Pacitan (Grindulu Mapan). Dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih tiap musim kemarau, lanjut Indartato, pemkab juga tengah mengkaji pemanfaatan teknologi tepat guna bertenaga surya. Dan di bidang pariwisata, akses menuju destinasi akan terus diperbaiki. Tak terkecuali sarana pendukung sekitar obyek. (PS/PS/Radio Suara Pacitan/Diskominfo)

BPBD Pacitan Bangun Sekolah Tangguh Bencana Di SLB YKK Pacitan

Ema Dian Pratiwi dan teman di sekolahnya Geoval Fikri Premadana kini semakin paham apa yang harus dilakukan jika sekonyong-konyong terjadi bencana. Termasuk gempa bumi, mereka hafal pertama harus melindungi kepala dengan sesuatu disekitarnya, masuk ke kolong meja sampai dengan berlari keluar dari ruangan.

Salah satu program Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang difasilitasi BPBD Provinsi Jawa Timur kini direalisasikan BPBD Kabupaten Pacitan di SLB YKK Pacitan. “Karena anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan hak sama terhadap materi kebencanaan,” kata Diannitta Agustinawati Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan hari ini (25/10).

Dian mengaku pemahaman terhadap bencana baru pertama kali masuk ke ranah ini, dengan berbagai tantangan mulai dari penyampaian materi yang harus dibantu penerjemah dan lain sebagainaya membuat waktu pelaksanaan hingga tiga hari lamanya.

Karena BPBD sangat paham untuk menciptakan sekolah yang aman dan tangguh terhadap bencana harus di dukung dengan lingkungan, manajemen dan infrastruktur yang mendukung. “Manajemen kebencanaan sangat perlu diperhatikan dan dilaksanakan, mengingat pada jam sekolah, anak-anak adalah tanggungjawab sekolah,” tambah dia.

Hingga hari akhir pelaksanaan Dian mengaku materi dapat diserap murid hingga 85 persen. Namun ia gundah, pasalnya sebagian sarana dan prasarana belum mendukung sepenuhnya, baik dari pintu yang sempit dan belum maksimalnya jalan khusus untuk korsi roda.

Kalimat senada juga disampaikan Totok Handoyo sebagai Kepala Sekolah SLB YKK Pacitan, 87 peserta didiknya memang harus mendapat perhatian terhadap kebencanaan, apalagi ia sadar sekali kondisi geografis Kabupaten Pacitan. “Sekiranya pemda maupun pusat memperhatikan fasilitas-fasilitas kami demi keselamatan, karena bencana dapat terjadi kapan saja,” harap Totok.

Heni Purwati juga merasa senang dengan pelatihan ini, wali murid salah satu siswa tersebut mengaku baru pertama memperoleh materi kebencanaan, sebelumnya yang ia hanya menarika anaknya saat terjadi gempa kini lebih tahu apa yang harus dilakukan. “Kalau bisa kegiatan ini juga dilaksanakan di tempat dan kesempatan lain,” harap Dia. (budi/rozak/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dirjen IKP: Humas Pemerintah Harus Aktif Bangun Narasi Nyata

Pangkalpinang – Di era Post Truth, kebenaran adalah sesuatu yang tergantung oleh kepintaran membangun narasi. Karenanya masyarakat jangan sampai terombang-ambing oleh narasi yang diciptakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

“Jangan sampai bangsa kita kehabisan ‘energi’,” tegas Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Prof Dr Widodo Muktiyo, SE M.Com saat membuka pertemuan Bakohumas tingkat nasional, Kamis (24/10/2019) di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Seperti dikutip dari laman biz.kompas.com, Widodo mengingatkan pentingnya peran aktif tiap insan humas pemerintah dalam melakukan kontra isu maupun membangun narasi yang sesungguhnya. Di tengah peradaban bangsa Indonesia yang sudah memasuki era teknologi 4.0, masyarakat akan menghadapi berbagai kemudahan.

Namun di sisi lain, mereka juga akan menghadapi berbagai ancaman dan tantangan terhadap temuan teknologi yang ada. Apalagi, dengan telah diresmikannya Palapa Ring yang membuat Indonesia memiliki tol langit, saat ini sebanyak 514 kabupaten/kota telah terkoneksi, di seluruh 34 provinsi. Ini menjadi prestasi bangsa tetapi sekaligus tantangan bagaimana masyarakat memanfaatkan teknologi ini sebagai sarana yang bersifat positif.

“Tentu kedewasaan masyarakat dalam menyikapi ini dibutuhkan. Untuk itulah Bapak dan Ibu Kepala Dinas Kominfo di Provinsi, Kabupaten/Kota punya tanggung jawab bersama-sama dengan Kominfo di pusat untuk menyiapkan bagaimana literasi kita dalam menghadapi perkembangan ini,” ujarnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pacitan, Rahmad Dwiyanto yang hadir pada kesempatan itu mengatakan program literasi internet memang menjadi pekerjaan rumah yang harus didukung semua pihak. Bahkan di Pacitan sendiri, lanjut Rahmad, meskipun sebagian besar wilayahnya gunung dan perbukitan namun akses internet tak sulit didapatkan.

Ditambah lagi dengan kemudahan warga memperoleh perangkat gawai (gadget). Hal ini karena harganya yang kian terjangkau semua kalangan. Penegasan Dirjen IKP, tandas kadiskominfo, akan menjadi pelecut semangat untuk terus mrnggelorakan kampanye literasi internet. Sehingga hadirnya dunia maya akan membuat masyarakat makin tercerahkan.

“Yang terus kita gaungkan adalah pentingnya memilah dan memilih informasi di dunia maya. Ingat, tidak semua kabar yang beredar itu benar. Di sinilah pentingnya konfirmasi kepada sumber yang dapat dipercaya,” katanya.

Dia pun berbagi kiat untuk menghentikan penyebaran hoaks (berita bohong) dan ujaran kebencian. Jika memperoleh pesan berantai dengan isi tak masuk akal maupun mengandung konten provokasi, sebaiknya segera hapus pesan itu dari gawai kita. Jika sebagian besar pengguna telepon cerdas melakukan hal yang sama niscaya efektif memutus mata rantai hoaks dan ujaran kebencian. (PS/PS)

SAIK, Langkah Bersama Mewujudkan Masyarakat Informasi

Pangkalpinang – Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK) diselenggarakan di Hotel Novotel Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung, Kamis (24/10/2019). Even berskala nasional tersebut berlangsung meriah. Acara dihadiri seluruh provinsi dan kementerian lembaga.

Wakil Gubernur Babel, Abdul Fattah, sebagaimana dikutip dari laman bugispos.com mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta yang datang dari berbagai penjuru tanah air di kota Pangkal Pinang. Dia berharap acara SAIK berjalan lancar dan memberi manfaat yang optimal.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Prof Dr Widodo Muktiyo, SE M.Com saat membuka kegiatan tersebut mengatakan seiring dilaksanakannya program Palapa Ring jaringan internet bisa dihadirkan diseluruh pelosok tanah air. Selanjutnya literasi penggunaan internet dan medsos harus terus ditingkatkan.

“Sinergi kuat antara pusat dan daerah sehingga kehadiran era internet memberi manfaat yang sebesar besarnya dalam percepatan pembangunan indonesia,” ungkapnya.

Satu di antara peserta adalah Rahmad Dwiyanto, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pacitan. Menurutnya, SAIK yang diselenggarakan kali ini bermakna penting bagi semua insan Kominfo. Hal-hal baru yang diperoleh dari ajang tersebut, lanjut Rahmad, akan menjadi panduan di daerah masing-masing.

Rahmad berharap SAIK akan makin menguatkan gerakan dan langkah bersama menuju terwujudnya peran kominfo yang mencerdaskan masyarakat. Salah satunya dengan menyajikan berita yang benar. Tersebarnya berita baik, lanjut Rahmad, dengan sendirinya akan menjadi sarana menghentikan hoaks dan ujaran kebencian.

“Insya Allah SAIK ini sangat besar manfaatnya bagi kita, insan kominfo terutama di daerah. Sehingga kita memiliki kesatuan langkah dalam rangka mewujudkan tugas pokok dan fungsi kita kepada masyarakat,” pungkasnya. (PS/PS)