Berita terbaru

Bulan Ndadari Hadirkan Kreatifitas Anak Melalui Pertunjukan

Masih lekat dalam ingatan, saat temaram semburat purnama, rembulan utuh itu menjadi pertanda malam yang hidup di pedesaan, anak-anak dan orang dewasa keluar rumah menikmati malam yang cerah dengan berbagai tradisi.

Bulan purnama memiliki banyak kisah yang menjadi ide Sanggar LKP seni Pradapa Loka Bhakti untuk menyuguhkan momentum hangat itu, biar tetap terasa meski listrik kini telah menerangi kampung-kampung, termasuk di Desa Pelem Kecamatan Pringkuku, ujung barat Kota Pacitan.

Mereka kali kelima mewadahi bocah-bocah untuk unjuk gigi, memamerkan bakat yang telah mereka pelajari tentang seni pertunjukan yang dikemas apik dialam terbuka dan tentu dibawah purnama beratap langit cerah lengkap dengan bintang-bintang, dinamai Pentas Bulan Ndadari atau Pentas Bulan Purnama.

Direktur kegiatan ini Deasylina da Ary mengungkapkan penikmatnya bukan saja masyarakat Pelem, tidak sedikit yang datang dari luar kota Pacitan, seperti Yogyakarta, Surakarta, Malang, Bandung dan lainnya.

“Anak-anak yang bahagia akan mudah menerima dan menyerap beragam informasi yang diterima panca indera. Mereka berani untuk mengeluarkan pendapat tanpa takut disalahkan,” kata Deasylina Kepada Diskominfo Pacitan 28/09.

Pentas Bulan Ndadari menambah panjang deretan seni budaya yang dimiliki Kabupaten Pacitan. Meskipun hanya bocah-bocah yang tampil di atas panggung, tapi Kedatangan Warga dari luar kota ini adalah bukti Bulan Ndadari menyuguhkan seni budara berkelas internasional yang layak untuk dinikmati.

Utamanya usai letih menghibur semua orang, Pentas Bulan Ndadari menjadi sarana anak-anak peserta didik Sanggar tersebut untuk menunjukan nilai raport kepada orang tua dengan suguhan berkualitas melalui kemandirian seluruh proses pertunjukan, tanpa campur tangan siapapun.

“Kami memandang hal ini penting, bahwa pendidikan seni dapat mendukung dan memperkuat pendidikan formal di sekolah, memberi ruang lebih bagi kreatifitas untuk pengembangan budi pekerti dan karakter anak dengan kegiatan nyata. Tujuan akhirnya untuk menumbuhkan spirit kemandirian dan jiwa kepemimpian (Leadership) anak. Senada Konsep Ki Hadjar Dewantara tentang esensi Pendidikan Indonesia, yang diadopsi menjadi prinsip utama pendidikan nasional kita, yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya, manusia yang mempunyai karakter bangsa Indonesia yang berbudaya,” pungkas Deasylina. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

42 Tanki Air Bersih, ARPAC Sikapi Kekeringan

Selama musim kemarau, di sejumlah wilayah Kabupaten Pacitan mengalami kekeringan secara merata, demikian ini menarik perhatian sejumlah kalangan termasuk Paguyuban Anak Rantau Pacitan (ARPAC).

Komunitas ini telah menyalurkan 42 tanki air bersih di 34 titik. Berangkat dari keikhlasan anggota ARPAC yang tersebar di seluruh kota di Indonesia, dengan dorongan Dewan Pembantu Pengurus Pusat DP3 di Pacitan.

Agung Wahono Sekretaris umum ARPAC yang pernah merasakan susahnya kekurangan air saat kemarau, mewakili seluruh anggota ARPAC berharap bantuan yang telah tersalur di 12 wilayah di Kabupaten Pacitan dapat meringankan beban masyarakat. “Kita akan selalu ada untuk Pacitan,” kata Agung.

Selain menyikapi kekeringan di Pacitan tahun ini, ARPAC juga aktif dalam berbagai kegiatan demi membangun Kota 1001 Goa, diantaranya melibatkan diri membantu masyarakat dan pemerintah saat terjadi banjir bandang akhir 2017 silam.

Diskominfo Resmi Rilis Pemenang Lomba Website PPID 2019

Diskominfo Kabupaten Pacitan kembali menggelar Lomba Website PPID 2019, seperti biasa lomba ini selalu bertepatan dengan HUT RI. Pemenang telah diumumkan akhir Agustus lalu, terpilih menjadi yang terbaik tahun ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan 196 poin, menjadi Runner Up Dinas Perpustakaan Daerah dengan 194 Poin dan peringkat ke tiga diduduki Badan Kepegawaian Daerah dengan 193 Poin.

Secara umum agenda tahunan Diskominfo ini semata merujuk pada keterbukaan informasi publik yang terkandung pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008, di dalamnya termaktub semua badan publik diwajibkan untuk menyediakan informasi publik. “Tahun ini ada peningkatan berupa uang  pembinaan untuk Admin (Pengelola) yang menang dan tentu piala,” ujar Kabid Informasi Diskominfo Pacitan Agus Anshori Mudzakir 26/09.

Melalui kegiatan ini haruslah seluruh instansi pemerintahan termotivasi untuk terus membangun saluran komunikasi dan informasi demi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui informasi yang selalu Up Date dan berkualitas. Sehingga diharap masyarakat yang membutuhkan informasi tidak mengalami kesulitan. “Umumnya Up Date dilakukan setiap hari,” terang Dzakir.

Mengacu pada kriteria pemenang pada Lomba Website Perangkat Daerah kata Dzakir, pertama adalah kelengkapan isian data PPID perangkat daerah, hal tersebut penting dan wajib untuk diisi sempurna dan tentu belakangnya adalah keaktifan mengunggah informasi terbaru atau Up Date tentang kegiatan dan program perangkat daerah. Selanjutnya didukung kualitas isi, fitur, layanan dan inovasi yang dilakukan.

Lomba ini tidak main-main, menurut pengamatan Tim Peliputan Diskominfo, proses penilaian Website dari masing-masing instansi membutuhkan waktu hingga 15 hari, Dzakir mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan untuk melihat Website yang terbaik dengan didukung tiga penilai independen.

Instansi pemerintah harus termotivasi pada gelaran ini, supaya masyarakat puas dengan apa-apa yang telah dilakukan pemerintah dengan detail termasuk berbagai program yang dilaksanakan, hingga bagaimana capaian yang diperoleh instansi melalui program yang telah direncanakan demi pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Pacitan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bupati Dan Ketua DPRD Secepatnya Layangkan Unek-Unek Mahasiswa Pacitan

Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kepemudaan Pacitan turun ke jalan menggelar aksi menolak pengesahan RUUKPK. mereka menyuarakan aspirasinya di tiga titik sekaligus, diawali di Depan Kantor Bupati, dilanjutkan di Perempatan Penceng dan diakhiri di depan DPRD.

Bupati Pacitan Indartato berkesempatan hadir pada kesempatan itu mengapresiasi masukan yang disampaikan, selanjutnya pemerintah daerah akan menindaklanjuti berbagai masukan yang diterima. “Kami semaksimal mungkin akan berusaha sampaikan aspirasi ini. Meskipun hasil akhir tetap menjadi wewenang Pemerintah Pusat,” kata Bupati.

Setidaknya ada Sembilan poin yang disampaikan pada aksi tersebut, pertama penolakan RUUKPK, RUU KUHP, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, RUU P-KS, masalah Kebakaran Hutan, Penindasan Papua, Demokrasi Dikebiri dan terakhir Dwi Fungsi Aparat. “Kita tetap akan menggelar aksi sampai kebenaran tersebut benar-benar ditegakkan,” ujar Imam Rifai Asisten Koordinator usai orasinya.

Kalimat senada Bupati diucapkan Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono di halaman Gedung DPRD Pacitan, Secepatnya berbagai masukan akan dilayangkan ke Pusat, mengingat segala aspirasi tersebut tidak lain adalah suara rakyat yang mesti menjadi perhatian. “Kami tadi minta surat resmi yang dapat kami kirim pusat, agar tidak terjadi perbedaan persepsi,” kata Ronny mengakhiri. (budi/royanto/DiskominfoPacitan).

Jambore PKK Kabupaten Pacitan; Libatkan Diri Kendalikan Stunting

Stunting menjadi masalah Bangsa, termasuk di kota yang mempunyai Pantai Watukarung ini. Semua komponen bergerak bergandengan tangan menyikapi masalah kekurangan gizi kronis tersebut. Antaranya PKK Kabupaten Pacitan, organisasi wanita ini cukup fokus ambil bagian dengan berbagai gebrakannya karena semua sadar masalah ini kudu segera disikapi.

 Di Pacitan teridentifikasi dua sumber penyebab Stunting, pertama adalah kemiskinan, sampai detik ini pemerintah mencatat masyarakat Pacitan yang masuk katagori miskin berada pada angka 14 persen dan faktor ketidaktahuan.

 “Sekitar 27 persen Stunting di Pacitan, jika ditinjau dengan persentase Nasional sebenarnya masih rendah, namun demikian harus tetap disikapi,” kata Bupati Pacitan Indartato saat berkesempatan menghadiri Jambore Kader PKK Kabupaten Pacitan hari ini 24/09.

 Di hadapan para Kader Pak In, panggilan akrabnya menyampaikan bahwa pemerintah sangat bersyukur dengan kerja keras para anggota PKK Kabupaten Pacitan, meskipun tanpa upah dalam bekerja tapi mampu bekerja penuh semangat. “Terus jaga kekompakan, jangan selegenje,” tambah Pak In. Seraya mengharap kerja keras anggota PKK terus dapat menekan angka Stunting di Pacitan.

 Secara terperinci Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan Luki Indartato memaparkan kerja anggota dalam menghadapi Stunting, mulai menggelar berbagai sosialisasi kepada masyarakat di berbagai kelompok masyarakat di desa dan kecamatan. “Pada kegiatan rutin kita ini juga kami laksanakan evaluasi dari apa yang telah kita lakukan,” terang Luki di damping Ninik Yudi Sumbogo sebagai Wakil Ketua Kabupaten dan Betty Suko Wiyono sebagai Ketua Pelaksana.

 Suci Hariati, Koreografer Line Dance jauh-jauh dari Kota Pahlawan datang menciptakan Atmosfer sehat dan semangat melalui Senam pada pembukaan Jambore, dilanjut sebagai MC untuk Lomba Jingle mengaku terkesan melihat para Kader PKK Kabupaten Pacitan, melihat Kader yang cukup Up Date dengan perkembangan jaman membuat masalah Stunting bakal semakin mudah dikendalikan.

 Sebagai wanita kekinian yang datang dari kota besar, Suci melihat harapan cerah pada masa depan Kabupaten Pacitan, melalui semangat para anggota PKK tersebut. “Up Date wajib ya, tapi jangan melepas Kultur Pacitan, karena sebagai identitas,” terang Suci. Secara alami membuat para Kader dalam menjalankan tugasnya akan muncul bermacam-macam inovasi yang akhirnya memudahkan kerja mereka. (budi/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).