Berita terbaru

Gubernur Koordinasikan Lahan Relokasi Warga dan Siapkan Anggaran BTT Untuk Pembangunan Rumah

Bersama dengan pemprov Jatim, Pemkab Pacitan terus berupaya melakukan percepatan untuk kesiapan relokasi bagi warga terdampak bencana tanah bergerak.

“Jadi dari data yang masuk yang layak untuk relokasi itu ada 36 KK sampai saat ini. Itu bisa saja berkembang bisa berkurang tergantung masyarakatnya berkenan atau tidak untuk direlokasi di tempat ini,” ungkap Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat berkesempatan mendampingi Gubernur Jawa Timur meninjau langsung warga korban tanah bergerak di Sudimoro, kemarin (28/10).

Sebelumnya, Khofifah melaksanakan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di Alun-alun Caruban Kabupaten Madiun, lantas Gubernur bergegas ke Pacitan, bersama Bupati Aji dan rombongan terkait mereka meninjau lokasi seluas 3,6 hektar di Desa Sukerejo, Sudimoro yang merupakan aset milik Pemkab Pacitan, rencananya akan digunakan untuk relokasi.

 

Usai peninjauan, Gubernur Khofifah mengungkapkan, bahwa Pemprov Jatim akan mengalokasikan anggaran dana BTT sebesar Rp 50 juta untuk tiap satu unit rumah. Dimana, anggaran serupa juga telah dialokasikan Pemprov Jatim untuk kesiapan relokasi warga terdampak bencana di Kabupaten Trenggalek dan Blitar.

“Jikalau masyarakatnya memang berkenan, nanti anggaran untuk membangun 1 unit rumah menggunakan anggaran BTT Pemprov sebesar Rp. 50 juta, itu bantuan dari Pemprov. Jika mungkin Pemkab atau masyarakat memberi kelengkapan maka akan sangat baik,” ungkap Khofifah usai meninjau lahan relokasi.

Gubernur Khofifah mengungkapkan, bahwa Pemprov bersama Pemkab Pacitan berupaya menyiapkan langkah terbaik bagi warga terdampak. Yakni dengan melakukan relokasi warga. Namun, langkah tersebut bisa berjalan lancar jika masyarakat setuju untuk dilakukan relokasi.

“Kami Pemkab dan Pemprov bersama-sama, salah satu solusi untuk bisa memberikan hunian yang aman yaitu lewat hunian tetap (huntap), ini asal masyarakatnya setuju. Lahannya ada dan bisa disiapkan untuk bangunan huntap,” ungkapnya.

Selain itu, Khofifah kembali mengingatkan masyarakat untuk kembali meningkatkan kewaspadaan untuk mengurangi resiko bencana. Apalagi, belakangan cuaca ekstrim menyebabkan bencana hidrometeorologi , angin puting beliung yang mengakibatkan beberapa daerah di wilayah selatan pulau Jawa mengalami bencana seperti banjir, tanah gerak dan tanah longsor.

“Kalau potensi di wilayah pansela, mulai Jawa barat, kemudian Jawa tengah ke Jawa timur. Jadi memang cuaca ekstrim ini tidak hanya terjadi di Jawa Timur,” katanya.

Untuk itu, Gubernur Khofifah menegaskan salah satu opsi yang bisa dilakukan agar masyarakat lebih aman dan terhindar dari kejadian yang sama adalah dengan merelokasi warga yang terdampak jika mereka bersedia.

“Masing-masing harus melakukan mitigasi secara lebih komprehensif jadi mitigasi semua masyarakatnya, komunitasnya, kemudian kami dari Pemprov dan Pemkab juga bersama-sama,” pungkasnya.

Seusai meninjau lokasi relokasi, Gubernur Khofifah bersama Bupati Pacitan dan jajarannya juga mengunjungi salah satu rumah korban yang retak akibat tanah gerak sekaligus membagikan sembako kepada warga di Desa Ketanggung, Sudimoro.

Sementara itu Bupati menambahkan sampai detik ini pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan evaluasi terkait jumlah rumah warga yang layak untuk direlokasi. Dari data yang masuk yang layak untuk relokasi terdapat 36 Kepala Keluarga (KK) sampai saat ini. Dimana, jumlah ini merupakan akumulasi dampak bencana dari 3 desa di Kecamatan Sudimoro yaitu Desa Sukorejo, Ketanggung, dan Karangmulyo.

Ia menambahkan, bahwa data itu belum final sehingga bisa berubah tergantung apakah warganya setuju direlokasi di tempat yang telah ditentukan. (PemkabPacitan)

 

Sumpah Pemuda Bersatu Padu Harga Mati

Sumpah pemuda 28 Oktober 1928 memberikan pelajaran bagaimana menyikapi perbedaan sikap primordial, suku, agama, ras, kultur dan kepentingan. Sumpah pemuda harus menjadi kekuatan, bukan sebaliknya sebagai faktor yang melemahkan.
Pernyataan itu disampaikan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji membacakan Sambutan Menteri Pemuda Dan Olahraga RI Zainudin Amali saat Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Halaman Pendopo Kabupaten, Jumat (28/10/2022).

Melalui tema “Bersatu Bangun Bangsa”. peringatan sumpah pemuda memberikan pesan mendalam bahwa bersatu padu adalah harga mati yang harus dikuatkan untuk membangun ketangguhan. Sehingga, menjadi kekuatan untuk melakukan pembangunan peradaban yang unggul sebagai eksistensi bangsa Indonesia. Tema ini menjadi pengejawantahan nilai agung sumpah pemuda dalam konteks kekinian dan yang akan datang.

“jika kita melihat kondisi pemuda Indonesia saat ini, maka terdapat optimisme yang penuh harapan, disamping masih terdapat beberapa tantangan yang tidak ringan,” kata Bupati.
Terhadap situasi tersebut, perlu adanya upaya pemberdayaan dan pengembangan pemuda yang kreatif, inovatif, kolaboratif dan mandiri serta berkarakter mulia. Agar pemuda dapat menghadapi situasi yang tidak menguntungkan dan mampu mencapai prestasi tinggi.
Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke+94 kali ini juga dirangkaikan dengan hari jadi ke-77 Provinsi Jawa Timur dengan tema Optimis Jatim Bangkit. Upacara diikuti oleh Forkopimda serta seluruh pimpinan OPD. Peserta upacara terdiri dari unsur TNI, Polri, Satpol PP, Dishub, Korpri, mahasiswa, KNPI, Pelajar, Pramuka, perwakilan ormas serta IPSI. Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan hadiah lomba orasi sumpah pemuda kategori Pelajar, mahasiswa dan umum. (prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

Bupati Pacitan Terima 2 Penghargaan Dari Kemendes PDTT

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menerima penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI. Tidak tanggung-tanggung, orang nomor satu di Pacitan itu mendapatkan 2 penghargaan sekaligus.

Penghargaan diserahkan langsung Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, Kamis (27/10/2022) dalam acara Launching Lembaga Keuangan Mikro Bumdesa dan Penandatanganan MoU Dengan Kementerian Kesehatan RI Bakamla RI serta Perjanjian Kerjasama Dengan Pangkoarmada II di KRI Makasar Markas Koarmada II Surabaya.
Penghargaan pertama adalah Lencana Bakti Desa Pertama. Penghargaan ini diberikan kepada Bupati Pacitan atas komitmen dan kerja keras dalam mendorong percepatan pembangunan desa sehingga seluruh desa di Kabupaten Pacitan mencapai status berkembang, maju dan mandiri.

Sedangkan penghargaan kedua adalah Lencana Bakti Ekonomi Desa atas capaian 100% transformasi pengelola dana bergulir masyarakat eks PNPM-MPD menjadi BUM Desa bersama LKD di Kabupaten Pacitan. Selain penghargaan dalam bentuk lencana Mas Aji juga menerima penghargaan dalam bentuk piagam.

Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan kode desa untuk desa hasil pemekaran yakni, Desa Ketro Harjo Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan, dari Kementerian Dalam Negeri RI yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dengan diserahkanya kode desa tersebut maka dapat segera dilakukan pengesahan dan pengundangan peraturan daerah sebagaimana diatur dalam Permendagri nomor 1 tahun 2017 pasal 68 ayat (8) tentang penataan desa.(Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

Bupati Pimpin Apel Gelar Kesiapsiagaan Bencana

Tingginya potensi peningkatan curah hujan yang terjadi akhir-akhir ini membutuhkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Terutama terhadap potensi lanjutan dari bencana hidrometeorologi itu.
Menyikapi kondisi tersebut Pemerintah Kabupaten Pacitan, Selasa (25/10/2022) menggelar apel gelar kesiapsiagaan bencana dengan tujuan melihat kesiapan personil dan perlengkapan peralatan menghadapi kebencanaan. Apel berlangsung di Alun-Alun Pacitan dipimpin langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.
“Perlu diingatkan kepada masyarakat dan semua pihak terkait, agar segera melakukan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi terhadap potensi bencana yang ada,” kata Bupati.
Berdasarkan kondisi cuaca dan iklim serta jumlah kejadian bencana yang terjadi di Kabupaten Pacitan, Bupati memberikan 6 (enam) arahan khusus. Yakni, meningkatkan sinergitas, menyusun rencana dengan menyesuaikan tata kelola kedaruratan protokol kesehatan serta melaksanakan pendekatan secara preventif kepada masyarakat terkait peran serta dalam menghadapi bencana.
Selain itu juga Bupati minta adanya pelatihan secara intens dan terpadu terhadap personil, melakukan pengecekan secara berkala terhadap semua perlengkapan dan peralatan dan menjaga kesehatan dan berpedoman pada protokol kesehatan, agar personil dapat menjalankan tugas secara optimal.
“Jujur dengan wilayah Pacitan yang luas, peralatan kita belum komplit, namun kita berharap bencana itu tidak datang bersamaan untuk itu mobilisasi dan peranan koordinasi serta kolaborasi itu yang paling penting”, imbuhnya.
Apel gelar pasukan kesiapsiagaan bencana diikuti unsur TNI, Polri, Satpol PP, Damkar, Tagana, Rapi, Orari, serta relawan ormas. (Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

BMKG; Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan

Secara resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali merilis kondisi iklim wilayah Jawa Timur yang telah memasuki musim peralihan/pancaroba dan sebagian telah memasuki musim hujan dengan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah sepekan kedepan.

Hasil analisis dinamika atmosfer di Jawa Timur menunjukkan adanya pola konvergensi dan perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatan aktivitas kolektif dan pertumbuhan awan hujan.

Aktifnya gelombang atmosfer serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur sampai dengan 2,5 Derajat Celcius mengakibatkan uap air semakin banyak di atmosfer. Kondisi tersebut mengakibatkan pertumbuhan awan Cumulonimbus yang intens sehingga bisa memicu cuaca ekstrim seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es.

Beberapa wilayah yang patut waspadai potensi bencana hidrometeorologi menurut prakiraan BMKG (24-30 Oktober 2022) adalah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Kab. Mojokerto, Jombang Nganjuk, Madiun termasuk Pacitan dan beberapa kota lain di Jawa Timur.

“Masyarakat dihimbau untuk melakukan penataan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran irigasi dan sungai, memangkas dahan dan ranting pohon. Dan selalu waspada dengan potensi bencana hidrometeorologi,” tertanda Taufiq Hermawan, Kepala Stasiun Meteorologi Juanda, Surabaya. (PemkabPacitan).