Berita terbaru

Rangkaian Hardiknas Ditutup Dengan Ngaji Bareng; Berharap Pendidikan Semakin Berkualtas Disisi Akademi Dan Ketakwaan

Pengajian Akbar Dalam Rangka Resepsi Hardiknas, digelar kemarin 15/05/18 dihalaman gedung Diknas Kabupaten Pacitan

Pemda memalui Dinas Pendidikan menggelar Pengajian Akbar Dalam Rangka Resepsi Hardiknas, digelar kemarin 15/05/18 dihalaman gedung Diknas Kabupaten Pacitan. Mengusung Tema Mengasuh Kridaning Pakerti Tumuju Luhurung Budi.

Mengudang Mubaligh KH. Duri Ashari dari kota semarang, Bupati Indartato beserta Istri Luki Indartato hadir dalam kegiatan tersebut, ditemani Wabup Yudi Sumbogo beserta Istri, Sekda Suko Wiyono serta Pejabat lingkup Pemda dan seluruh elemen Pendidik kabupaten Pacitan.

Resepsi hardiknas adalah wujud apresiasi kepada seluruh guru, kepala sekolah dan termasuk pengawas terhadap kinerjanya selama setahun. Selanjutnya memotifasi agar kedepan seluruh elemen pendidik lebih bersemangat dalam mencetak generasi penerus berkualitas. “arti dari tema kita adalah mengingatkan agar kita semua bekerja dengan hati”. Beber Marwan Kepala Dinas Pendidikan dalam sambutanya.

Bupati Indartato mengucapkan terimakasih kepada seluruh elemen pendidik atas segala upaya yang dilakukan sehingga kualitas pendidikan di Kabupaten Pacitan semakin meningkat dari tahun ketahun. terbukti dewasa ini pendidikan di Kabupaten Pacitan sejajar di Kabupaten lain bahkan dikancah provinsi. “kita lihat indek integritas pendidikan kita di Provinsi memiliki nomor, ini buah manis kerja keras bapak ibu guru dan dimomen yang luarbiasa ini izinkan kami mengucapkan terimakasih atas semuanya, serta ada harapan dalam benak saya semoga nanti ada Presiden-Presiden lagi dari Kabupaten Pacitan”. Ucap Indartato tulus dan penuh darap.

Didalam tausiyahnya KH Duri Ashari mengajak untuk mengenal sosok Rosulullah SAW, serta menata hati menyambut bulan suci Romadhon sehingga mampu memetik hikmah yang terkandung didalamnya, akhirnya dapat menjalani hidup dan bekerja dengan sempurna serta penuh ketakwaan dan keiklasan.

(Budi/Anj/Riyanto/Diskominfo)

Gayengnya ‘Megengan’ Jelang Ramadhan di Pringkuku Bareng Bupati Pacitan

Warga di Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku Megengan bersama Bupati Pacitan pada Senin (14/5/2018). (Foto: Dok Humas Pemkab Pacitan)

PRINGKUKU – Beberapa hari jelang bulan Ramadhan, puluhan warga di Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku menggelar tasyakuran jelang Ramadhan atau yang akrab dengan nama Megengan bersama Bupati Pacitan pada Senin (14/5/2018).

Dalam kegiatan rutin jelang Ramadhan tersebut, hadri juga Bupati Indartato, Sekretaris Daerah Suko Wiyono, mantan Bupati Gepeng Sudibyo, para kepala dinas dan bagian, anggota DPRD, serta kepala wilayah setempat.

Camat Pringkuku Sudaryono mengatakan kegiatan tersebut sebagai representasi ukhuwah islamiyah. Selain itu sebagai bentuk persiapan bagi umat Islam menyambut bulan suci Ramadhan. “Semoga kita nanti mendapatkan keutamaan bulan Ramadhan,” katanya.

Megengan sendiri merupakan salah satu tradisi masyarakat ketika menyambut bulan istimewa itu. Dimana dalam kurun waktu satu bulan kedepan umat Islam akan menghadapi cobaan serta meningkatkan ibadah dan berlomba-lomba berbuat kebajikan.

Sementara, Mantan bupati Pacitan Gepeng Sudibyo mengungkapkan, model megengan bersama ini menjadi upaya untuk mendekatkan diri pemimpin dan rakyatnya.

“Yang harus dipahami semua, ini adalah manjing ajar ajer. Antara bupati dan warga,” ungkap dia.

Sementara, Bupati Indartato menyampaikan megengan tidak dilarang dalam agama. Karena menjadi media menata hati dan mengendalikan hawa nafsu saat menjalankan ibadah puasa.

“Kegiatan ini juga sebagai perwujudan persatuan dan kesatuan. Dengan bersatu tujuan kita bersama dapat tercapai,” tuturnya.

Pada kesempatan ini pula diserahkan santunan asuransi ketenagakerjaan dan paket sembako bagi warga kurang mampu. (Humas Pemkab Pacitan/Diskominfo Pacitan)

Rangkaian Hardiknas Ajak Siswa Siswi Kembali Bersepeda

Bupati Indartato beserta Istri Luki Indartato ditemani Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono, jajaran Muspida, OPD dan anggota Kepolisian bersepeda bersama ribuan Siswa Siswi dari tingkat SD, SMP/MTS, SMK/SMK dalam Kegiatan Hari Pendidikan Nasional.

Selasa 15/05, Bupati Indartato beserta Istri Luki Indartato ditemani Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Suko Wiyono, jajaran Muspida, OPD dan anggota Kepolisian bersepeda bersama ribuan Siswa Siswi dari tingkat SD, SMP/MTS, SMK/SMK Sederajat mengelilingi kota Pacitan, Kampanye itu sebagai upaya Pemerintah dan Kepolisian untuk mengajak para pelajar untuk kembali bersepeda.

Kegiatan yang masih dalam Rangkaian Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 02 Mei itu mengusung tema Polantas Go Green Kabupaten Pacitan, untuk menekan angka pelanggaran dan kecelakaan yang kebanyakan adalah para pelajar. “bersepeda lebih sehat, aman gaul dan ramah terhadap lingkungan”. Ujar AKP Hendrik K. Kasad Lantas Polres Pacitan kepada Diskominfo Pacitan.

Kegiatan bersepeda bersama ini dinilai tepat oleh Marwan, sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pacitan, berharap pihaknya mendapat dukungan dari seluruh elamen khususnya orangtua agar tidak mengizinkan putra putrinya yang belum cukup umur menggunakan motor. “penting bagi orang tua agar membantu program kami”. Ujar Marwan.

Untuk mencapai mutu pendidikan yang berkualitas membutuhkan banyak aspek didalamnya, salah satunya adalah penandatanganan MoU antara pemerintah dan Kepolisian yang disaksikan bersama. berharap kegiatan tersebut membawa para pelajar dikabupaten pacitan untuk sadar dan mengikuti aturan yang berlaku. “Ini berlaku dikota maupun didaerah, karena wujud kasih sayang kami”. Tutur Indartato Bupati pacitan.

Kegiatan diakhiri dengan pembagaian doorprize menarik kepada seluruh peserta serta penandatanganan anti hoax pada kain sepanjang tigapuluh meter, sebagai upaya bersama agar para pelajar yang notabene pemakai smartphone untuk arif dalam menyikapi pemberitaan yang beredar dan penyebaranya.

(Budi/Anj/Riyanto/Diskominfo)

Kuatkan Pedagang dan Pemda di PTUN, Saksi Ahli Tuturkan Jejak Agraria di Pacitan

Saksi Ahli Masyhud Ashari diambil sumpahnya dihadapan Hakim Ketua Liza Valianti

Sidang ke 20 lanjutan Sengketa Kepemilikan Pasar Tulakan di PTUN pada 09/05 kemarin kembali digelar dengan agenda Saksi Ahli. Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan sebagai penggugat intervensi mendatangkan Masyhud Ashari, SH.MKn Dosen sekaligus Ahli Hukum Agraria dan Administrasi Negara, Fakultas Hukum UII yogyakarta. Dalam sidang tersebut saksi ahli memaparkan sejarah agraria sebelum kemerdekaan atau jaman Hindia Belanda hingga paska kemerdekaan.

Tim Kuasa Hukum Pemda yang diwakili oleh Novia Wardhani mengatakan, menurut penuturan saksi ahli seluruh tanah milik Warga Negara Asing ataupun pribumi sudah didokumentasikan dengan baik sejak jaman Hindia Belanda (penjajahan). Sertifikat tanah itu jaman dulu namanya Meet Brief. “Pernyataan saksi ahli tersebut sinkron dengan bukti yang kita ajukan. Meet Brief tanah obyek sengketa awalnya atas nama Han Tiaw Bing kemudian dibeli oleh Caesar Baroon wakil dari NV Garam atau Djawatan Pergaraman,” tuturnya.

Ia melanjutkan penuturan menurut saksi ahli, bahwa setelah kemerdekaan ada penyerahan dokumen dari Belanda ke Pemerintahan Indonesia paska kemerdekaan RI yakni pada saat Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949, tidak terkecuali dokumen agraria. Pemutakhiran dokumen dengan menasionalisasikan semua aset milik WNA, baik yang bersifat pribadi ataupun jawatan. Tanah milik Jawatan Pergaraman tentu juga mengalami hal serupa, dinasionalisasikan. Berpegang pada UUD 1945 Pasal 33, UU No. 1 tahun 1958, kemudian Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan menggunakan tanah tersebut untuk membangun fasilitas umum berupa pasar.

Pihaknya juga menjelaskan bahwasanya Tanah Negara sebenarnya bisa disertifikatkan, tetapi ada prosedurnya. Pengajuan permohonan tersebut disampaikan ke Menteri Agraria kemudian Kanwil dan melalui kantor BPN. Sementara itu sertifikat J. Tasman prosesnya melalui leter C, tanah hak disebelahnya atas nama Radjiogoro. Jadi jika dilihat dari proses pengurusan Tanah Negara salah secara prosedur. Kalo dilihat dari proses penerbitan sertipikat yg berasal dari tanah hak, juga batal,karena di atas tanah hak tersebut, sudah terbit sertipikat baru atas nama orang lain.

Upaya hukum melalui PTUN dengan obyek Pembatalan Sertifikat dengan tergugat Kantor BPN dan tergugat Intervensi Bambang Trisno Widarto ini akan dilanjutkan Pemeriksaan Setempat atau PS oleh Majelis Hakim. Yakni Majelis Hakim akan datang langsung ke lokasi untuk melihat lokasi sengketa. “Kemarin Hakim merespon baik dengan apa yang dipaparkan saksi ahli, harapan kami adalah kepastian hukum tentang tanah tersebut. “Detailnya sertifikat dibatalkan karena itulah yang menjadi akar permasalahannya,” tandas Novia.

Dituturkan, bahwa Paguyuban Pedagang Pasar Tulakan sudah dibuat gemas, buktinya pada 30/04 lalu mereka mendatangi DPRD setempat. Dengan tuntutan, DPRD mengambil langkah tegas agar masalah ini segera ditangani cepat. Audensi tersebut diterima Prabowo Ketua Komisi III DPRD mengatakan akan merekomendasikan Bupati agar serius dan segera menuntaskan perkara ini. Selain itu Novia juga berpesan bahwa jika ada hal-hal mengenai pasar Tulakan namun diluar konteks pokok perkara permasalahan tersebut tidak perlu dibahas, misalnya retribusi dan lainnya, karena itu berbeda ranah nya.

(Budi/Anj/Riyanto/Diskominfo)

UMY Ngangsu Kaweruh Ke Pemerintah Pacitan

Wabup Yudi Sumbogo menyerahkan kenang-kenangan cindera mata kepada Dosen Pembimbing Lapangan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pemerintah Kabupaten Pacitan menyambut gembira dan mendukung  atas inisiatif yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas kegiatannya bersih pantai dan bakti sosial dipantai Klayar, Desa Klayar, Kecamatan Donorojo, kalimat itu disampaikan Bupati Indartato diwakili oleh Wabup Yudi Sumbogo dalam sambutanya kepada 240 Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Politik dipendopo kemarin 08/05/2018.

Kegiatan yang digelar dihari yang sama tersebut dirangkaikan dengan kegiatan diskusi dengan Dinas Pariwisata, Lingkungan Hidup, Pendidikan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau Bappeda. Eko Priyo Dosen Pembimbing Lapangan menjelaskan kunjunganya ke Kabupaten Pacitan yang utama adalah ngangsu kaweruh, mahasiswa dirasa perlu tahu secara langsung bagaimana Pemerintah bekerja. “setidaknya teman-teman mahasiswa memahami bagaimana memajukan pariwisata dan melakukan pembanguan disemua lini yang berkelanjutan”. Terang Eko.

Kabupaten Pacitan mempunyai garis pantai terbentang sepanjang 71 kilometer membentang dari ujung barat berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri hingga Kabupaten Trenggalek diujung timur. Memerlukan banyak dukungan agar kekayaan alam berupa pantai tereksplorasi dengan baik dan maksimal dengan harapan masyarakat menjadi sejahtera. “kami mengapresiasi kegiatan mereka dalam mejaga dan melestarikan alam Pacitan, dan ini adalah media yang luar bisa bagi Pariwisata yang kita miliki”. Tambah Sumbogo menyampaikan seusai kegiatan.

(Budi/Anj/Riyanto/Diskominfo)