Langkah cukup berani dilakukan Pondok Pesantren Al Fattah Kikil, Arjosari, Pacitan. Hari ini di antara giat Launching Pesantren tangguh Semeru ditempat tersebut, pihak manajemen pesantren secara resmi membuka pedaftaran santri baru digelombang pertama.

Langkah berani yang dimaksud merujuk pada kejadian ledakan cluster baru yang terjadi di salah satu Pesantren Modern di Kabupaten Ponorogo. Sontak fenomena ini disikapi serius oleh pengasuh pondok KH. Moch. Burhanuddin HB disamping rencana pembukaan yang dinilai terlalu pagi tersebut tetap berjalan dan tidak berimbas terhadap munculnya cluster baru.

Kyai Burhan sapaan akrabnya mengaku, dirinya tidak grusa-grusu mengambil kebijakan tersebut, di samping kesiapan yang dilakukan telah mendapat lampu hijau oleh jajaran satgas Pacitan. “Kami membuka melalui sistem gelombang. Pada gelombang pertama kita batasi 450 santri supaya tetap dapat physical distancing,”ujarnya pada Diskominfo Pacitan (10/07).

Selebihnya, kedatangan sepertiga santri yang masuk akan diarahkan untuk turut bermunajat melalui doa dan zikir sebagaimana program yang telah dirancang. Tetapi sebelumnya mereka akan melaksanakan karantina ketat di tempat yang telah disiapkan oleh pondok. Sedang untuk santri yang tidak bermukim hingga kini tetap diliburkan.

Untuk mendukung kesiapan dan kedisiplinan para santri pihak pondok menyiapkan satu dokter yang berjaga 24 jam, dokter yang juga alumni pondok tersebut mengaku berbagai konsep telah ia siapkan guna mendukung protokol kesehatan yang dibantu oleh seluruh pengurus.

“Kami juga telah menyiapkan vitamin untuk menunjang kesehatan. Masalah alat pribadi dari awal kami sarankan untuk membawanya dari rumah. Termasuk datang kesini (Pondok Kikil) mereka dilarang menggunakan angkutan umum,” beber dr. Rifngatun Nadhiroh di kesempatan yang sama.

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto pemilik program Pesantren Tangguh di Kabupaten Pacitan mengaku, bahwa pihaknya tidak pasif dan berpangku tangan dengan pembukaan tersebut, anggotanya dari kepolisian dan TNI akan dikerahkan untuk pendampingan secara berkelanjutan.

Ia juga membeberkan alasan terhadap lampu hijau yang diberikan semata-mata karena 95 persen santri Pondok Kikil adalah dari dalam kota, jadi menurunkan tingkatan risiko yang bisa terjadi. “Untuk santri dari daerah rawan kami minta untuk libur dulu,” tambah Kapolres. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan)

WhatsApp chat