DLH Bangun Budaya Sadar Lingkungan Dengan Tilik Kebersihan

Upaya membudayakan segenap lapisan untuk selalu peduli terhadap lingkungan dari sampah memang tidak gampang, meski Kabupaten Pacitan sendiri telah 14 kali berturut-turut memboyong Piala Adipura namun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pacitan tidak lantas berpangku tangan menikmati keberhasilan.

 Seperti pagi ini, Jumat 12/07, DLH bersama warga Desa Sumberharjo kompak kerja bakti pada acara Tilik Kebersihan. Edi Yunan Ahmadi orang nomor satu di DLH memaparkan setidaknya dalam setahun dilaksanakan 15 kali Tilik Kebersihan. “Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan cukup konsisten, namun kami harus terus menggelar sosialisasi semacam ini supaya menjadi budaya bagi semua elemen masyarakat tanpa terkecuali,” ujarnya.

 Hariyadi Kepala Desa setempat pun semringah dengan kegiatan itu, walau kini sebagai juara dalam Lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tingkat Kabupaten tapi Sumberharjo yang lagi fokus menciptakan desa wisata tentu merasa terdorong melalui peningkatan kesadaran lingkungan. “Sehingga desa kami semakin bersih dan indah,” kata Dia.

 Dari berbagai hal positif yang diraih, hal menarik menjadi catatan Green wave, salah satu mitra DLH tersebut berharap sarana dan prasarana kebersihan di desa-desa untuk dipenuhi. meski disadari harapan itu tentu membutuhkan waktu mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki. “Secara bertahap saya harap diperhatikan, namun kami cukup bangga dengan kegiatan ini yang digelar berkelanjutan,” ungkap Budi Ihwanudin Ketua Krida Green wave kepada Diskominfo Pacitan. (budi/anj/pkl/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Dinas Koperasi Dan UM Pacitan Wadahi Muda-Mudi Pencari Kerja

Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Pacitan berkomitmen memfasilitasi para lulusan baik dari perguruan tinggi maupun SMA/Sederajat supaya segera bekerja. Terbukti dengan selalu digelarnya Job Fair tiap tahunnya. Seperti pada tahun ini, 30 perusahaan membuka kesempatan bagi lulusan Pacitan yang belum memperoleh pekerjaan. “Kita utamakan perusahaan yang berada di Pacitan, berjumlah 9 perusahaan,” kata Kepala Dinas Koperasi Dan UM pada pembukaan Job Fair 2019 kemarin 10/07 di halaman PLUT Pacitan.

 Eny tidak hanya memberi informasi dan wadah semata, pihaknya berkomitmen melayani para lulusan tersebut dengan menyiapkan fasilitas tes yang memerlukan rekrutmen langsung di tempat yang berada di lantai 2 PLUT.

 Job Fair 2019 digelar hingga hari ini Kamis 11/07. Kelonggaran waktu yang disediakan penyelenggara dimaksudkan mempermudah pelamar. Salah satu peserta stan yang bergerak di bidang Garmen Manufaktur dari kabupaten Wonogiri masalnya, butuh secepatnya 250 tenaga kerja. “Kami utamakan yang dari Kabupaten Pacitan. Karena etos kerja orang Pacitan dikenal baik,” ujar Defari Pradana Staff Rekrutmen kepada Diskominfo.

 Sementara Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Mahmud, saat membuka acara mewakili Bupati Pacitan Indartato mengungkapkan setiap tahun Kabupaten Pacitan meluluskan 800 lulusan baik dari SMA/Sederajat dan Perguruan tinggi tersebut mendukung berbagai program yang dilaksanakan termasuk Job Fair ini. “Memberi kesempatan pencari kerja. Dan kami tekankan, lulusan di Pacitan setiap tahunnya mengalami kenaikan secara kualitas,” (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Lagi, Pacitan Terima Mahasiswa KKN Tematik dari UNS Surakarta dan Unej Jember

Gusti Ayu Mela Tetangga artis papan atas Luna Maya begitu penasaran dengan Pacitan, tempat ia akan melaksanakan KKN Tematik, tepatnya di Desa Candi Kecamatan Pringkuku.  Ada banyak yang akan Mela lakukan bersama teman-temannya, tapi fokusnya meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mengolah kelapa yang banyak dijumpai di Desa Candi. “Secara, fokus kamu UMKM,” Kata Mela perempuan asli Bedugul, Provinsi Bali tersebut disela penerimaan Mahasiswa KKN dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Universitas Jember Periode Juni –Agustus 2019 di Pendapa kemarin 09/07.

 KKN yang dilakukan di dua kecamatan yakni Pringkuku dan Donorojo tersebut disambut baik oleh Supriyanto selaku Pj. Desa Cemeng Donorojo, pihaknya sesuai kesepakatan berharap kehadiran mahasiswa dapat mengangkat produk Desa Cemeng baik Kacang Slimut, Rengginang dan yang lain. “ Utamanya teknis pemasaran melalui Media Sosial sesuai tren yang ada,” ujar Supriyanto.

 Mengingat komitmen yang disepakati, Pemerintah Kabupaten Pacitan membuka seluas-luasnya kesempatan KKN di Pacitan. Selain memberi kontribusi terhadap dunia pendidikan tinggi. Juga diharapkan terjadi pertukaran ilmu yang dimiliki masyarakat Pacitan yang terkenal dengan lingkungan adem ayem dan pengetahuan akademis yang dipunya para mahasiswa.

 Terlebih manfaat langsung yang bisa diterima adalah pengenalan destinasi wisata Pacitan, sebab sangat mungkin usai bertugas mahasiswa yang notabene KKN di sekitar tempat wisata dapat menyempatkan diri berwisata. “Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan siap menerima program-program selanjutnya demi kemajuan bersama,” kata Joni Maryono Asisten Perekonomian dan Pengembangan mewakili Bupati Pacitan Indartato. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

RSUD dr. Darsono Luncurkan Aplikasi Pendaftaran Online

Didin Sunaryati warga Sidoharjo Pacitan pernah mempunyai cerita yang mungkin sama dirasakan kebanyakan masyarakat Kabupaten Pacitan, mengantar Ibunda tercinta berobat di salah satu Poli di RSUD dr. Darsono Pacitan. Yang harus berangkat pagi buta untuk mendapat nomor antrean. “Kalau tidak berangkat subuh ya gak dapat nomor,” ungkapnya.

 Menyikapi itu, pihak rumah sakit tidak tinggal diam, berbagai kebijakan dilakukan seperti perluasan dan penambahan petugas, membuka pendaftaran melalui media Whatsapp. Tapi ternyata semua itu tidak cukup menampung pasien yang kian bertambah banyak. Dan Pasien di depan 17 Poli yang ada kembali berjubel setiap harinya hingga 600 pasien.

 Sampai enam bulan lalu ide brilian muncul dengan dibentuknya Tim TI RSUD, merancang satu sistem pintar, memudahkan pasien mendaftarkan diri dengan satu langkah saja. “Cukup Download aplikasi kami RSUD dr. Darsono kita tidak perlu capek-capek lagi antre dari subuh,” ujar Mamik Rahmanto Kepala Tata Usaha (TU) pada Sosialisasi Aplikasi RSUD dr. Darsono Pacitan kemarin 09/07 di Ruang Pertemuan Lantai 3 mewakili Direktur Imam Darmawan.

 Ternyata tidak sekedar hanya untuk daftar, Aplikasi RSUD dr. Darsono juga dapat melihat daftar antrean, kamar kosong, harga kamar hingga daftar dokter piket. “Hari ini kami baru sosialisasi, namun sudah bisa digunakan,” jelasnya.

 Pihaknya memang bertekat untuk berbenah demi memberi pelayanan terbaik pada seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan sesuai dengan tugas fungsi yang ada. “Kami tinggal tunggu momentum yang tepat untuk Launching, namun terpenting adalah sudah dapat digunakan,” tegas Mamik.

 Kini, Didin dan semua masyarakat Pacitan merasa lega dengan hadirnya Aplikasi RSUD dr. Darsono, selain sangat memudahkan pendaftar juga dirasa sangat gampang dioprasikan.

 (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Wadule Terus Berbenah Melayani Semua Aduan Sampai Tuntas

Bagaimana pun, Wadah Aspirasi Dan Pengaduan Layanan Secara Elektronik (Wadule) adalah sarana masyarakat dan pemerintah untuk memajukan Kabupaten Pacitan, demikian adanya maka Bupati Pacitan Indartato enggan wadah ini hanya aplikasi formalitas yang tidak memberikan penyelesaian atau tindak lanjut dari unek-unek yang disampaikan.

 “Bupati dan pemerintah pusat tidak mau hanya Live Service (Terima kasih atas aduannya, secepatnya akan kami tindak lanjuti). Namun sampai tindak lanjut yang berujung pada penyelesaian,” ujar Rachmad Dwiyanto Kadiskominfo pada Rapat Evaluasi Pengaduan Masyarakat di ruang PPID Diskominfo Pacitan 09/07.

 Sesuai harapan Bupati dan Pemerintah Pusat melalui Kemenpan RB bahwa Wadule yang terintegrasi dengan Lapor dan SP4N harus dikelola dengan sebaik mungkin. Artinya sekonyong-konyong datang satu laporan maka melalui Bidang Informasi Diskominfo Pacitan akan meneruskan laporan ke PD terkait untuk di jawab dan ditindak, yakni turun langsung menyikapi laporan itu.

 “Semisal aduan di satu jalan, maka PD terkait harus melihat langsung jalan tersebut, mengidentifikasi kerusakan dan sebagainya, dan terpenting memberi kejelasan kapan pembangunan dapat terlaksana. Jadi ada kepastian,” jelas Rachmad.

 Rachmad pun sadar, mengelola ratusan laporan masyarakat tidak gampang, maka profesionalitas terus di jaga dengan selektif terhadap aduan yang masuk di Akun Wadule yang terindikasi kepentingan. Maka pihaknya dengan instansi terkait selektif melakukan cek dan recek berbagai laporan.

 Sementara Agus Ansori Mudzakir Kabid Informasi yang memegang langsung Wadule menegaskan, respons masing-masing instansi sudah lebih baik berkat pemahaman yang diberikan pada setiap evaluasi yang rutin digelar. “Semua petugas termasuk dari masing-masing instansi sudah semakin bagus responsnya dan akan terus kami tingkatkan supaya tujuan Bapak Kadis dan Bupati tercapai,” pungkas Mudzakir. (timDiskominfoPacitan).