Bupati Indartato Canangkan Desa Glinggangan Sebagai Perintisan Kampung Lele

Bupati Pacitan Indartato melakukan Pencanangan Desa Glinggangan sebagai Perintisan Kampung Lele , Kamis (14/01). (foto: dok HumasPacitan)

Berawal hanya dua kolam mandiri, Desa Glinggangan Kecamatan Pringkuku kini menjadi desa Rintisan Kampung Lele. Desa dengan mayoritas mata pencaharian penduduknya petani itu kini memiliki sumber pendapatan lain dari budidaya ikan lele.
Pencanangan Desa Glinggangan sebagai Perintisan Kampung Lele dilakukan langsung Bupati Pacitan Indartato, Kamis (14/01). Kini pembudidaya ikan lele di Desa Glinggangan sudah berkembang dengan pesat. Dengan memanfaatkan lahan dan pekarangan yang kurang produktif dan mengubahnya menjadi kolam kolam budidaya dibawah binaan Dinas Perikanan Pacitan.
“Saya bangga dengan semangat dan tekat masyarakat Desa Glinggangan dan semoga budidaya ikan lele ini lebih berkembang”, ujar bupati.
Orang nomor satu di Pacitan itu juga mengapresiasi Dinas Perikanan dalam memberikan pendampingan serta pembinaan kepada masyarakat dan terbukti berhasil. Dia berharap keberhasilan kampung lele nantinya akan menular ke desa desa lain di Kabupaten Pacitan.
Saat ini jumlah kolam budidaya ikan lele di Desa Glinggangan telah berkembang menjadi 94 kolam. 4 kolam diantaranya sudah siap panen dengan kapasitas masing masing kolam sebanyak 1000 ikan lele.
“ini semua tidak lepas dari bantuan dan pembinaan dari Dinas Perikanan sehingga dapat berkembang dengan baik”, timpal Wahono, Kades Glinggangan.
Selain kolam budidaya Desa Glinggangan juga memiliki sarana rekreasi berupa kolam pemancingan. Menandai pencanangan Desa Glinggangan sebagai desa perintisan kampung lele, Bupati Indartato melakukan pelepasan 200 bibit ikan lele ke kolam. Bupati juga menyerahkan bantuan beras kepada 5 keluarga miskin serta penyerahan program bantuan relokasi rumah dari BPBD kepada 3 kepala keluarga. (HumasPacitan)

Intensifkan Penanganan Covid 19 Dari Hulu Hingga Hilir

Selain vaksinasi Pemkab Pacitan juga menyiapkan langkah-langkah strategis penanganan covid 19. Langkah tersebut dilaksanakan mulai hulu hingga hilir sebagai upaya memutus tuntas pandemi.
“Pemerintah berupaya membuat aturan-aturan untuk dipatuhi agar masyarakat tidak terpapar covid 19”, kata bupati saat memimpin Rakor Sosialisasi Penanganan Covid 19 melalui video converence (Vidcon), Selasa (12/01).
Langkah-langkah tersebut antara lain peningkatan peran serta masyarakat dengan mengubah perilaku. Masyarakat diarahkan sadar, patuh dan menaati aturan pemerintah dan protokol kesehatan. Upaya lain mengintensifkan surveilance dengan langkah 3T (Tracing, Testing dan Treatment), penguatan tim sukses vaksinasi, penguatan satgas disemua tingkatan serta peningkatan kerja sama seluruh stakeholder.
Upaya memutus penyebaran akan terlaksana dengan baik jika semua pihak sadar dan dapat menjalankanya. Untuk saat ini penularan covid 19 masih terjadi. Bahkan cenderung meningkat. Sekretaris Daerah yang juga Koordinator Umum Satgas pengendalian covid-19 Kabupaten Pacitan Heru Wiwoho melaporkan, ada kenaikan kasus cukup signifikan di akhir Tahun 2020. Sempat menyentuh angka 138 kasus pada bulan Oktober, kasus positif naik tajam menjadi 400 kasus di bulan Desember. Dan memasuki awal Tahun 2021 pertengahan Bulan Januari jumlah kasus positif covid 19 sudah mencapai 196.
Rakor Sosialisasi Penanganan Covid 19 diikuti oleh bupati, Forkopimda, Pengadilan Negeri, Forkopimca, kepala Puskesmas dan seluruh Kepala Desa se Kabupaten Pacitan. (humaspacitan)

 

Luncurkan PANDAI-IN : Pelaporan Mengurangi Tatap Muka dan Dipastikan Dapat Tepat Waktu

PANDAI-IN dapat diakses melalui Pacitankab.go.id akan memudahkan organisasi pemerintahan baik tingkat Perangkat Daerah (PD) dan Kecamatan untuk melakukan pelaporan LKPJ LPPD tanpa harus banyak tatap muka.

Kendati masih dimasa Pandemi Covid-19, laju proses pelaporan penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Pacitan seperti tidak banyak mengalami kendala. Lantaran Bagian Pemerintahan dan Kerjasama Setda Kabupaten Pacitan telah meluncurkan satu aplikasi yang dinamai Pandai-in (pelaporan capaian data kinerja terintegrasi).
Laman yang dapat diakses melalui Pacitankab.go.id tersebut memudahkan organisasi pemerintahan baik tingkat Perangkat Daerah (PD) dan Kecamatan untuk melakukan pelaporan LKPJ LPPD tanpa harus banyak tatap muka.
Hesti Suteki Kepala Bagian Pemerintahan Dan Kerjasama Pacitan mengatakan, meski aplikasi tersebut saat ini masih butuh perbaikan seiring perubahan regulasi dari Pusat, namun secara umum sudah sangat membantu para Kasubag PEP dalam menjalankan tugasnya.
“Proses penyusunan laporan bisa tepat waktu tidak melebihi 3 bulan sesuai target,” kata Teki kepada Diskominfo Pacitan, (11/01).
Selanjutnya berbagai perubahan yang terjadi dapat juga disampaikan melalui aplikasi tersebut dengan format yang simpel dan tidak membutuhkan banyak narasi maupun uraian. “Sebagai koordinator, LPPD dan LKPJ melalui pandai-in dapat terus dikembangkan untuk mendukung data,” lanjutnya.
Dari momentum ini, selanjutnya semua organisasi pemerintahan dapat menghemat waktu, tenaga dan anggaran serta data dapat dilaporkan tepat waktu sesuai dengan kondisi riil di PD. (bd/anj/hf/frd/diskominfo)

Pariwisata Produk Alam Unggulan Pacitan

Luki Indartato, Beti Suko Wiyono, Ninik Sumbogo ditemani Ibu Kepala Desa Wiwid Pheni Dwiantari Watukarung menyusuri Kali Cokel di Watukarung

“Jangan menjadi pikiran, karena Pacitan tetap indah dan selalu indah”. Inilah kalimat tegas yang diucapkan Luki Indartato terkait wisata Pacitan.

Upaya Bangkit kembali pasca bencana terus dilakukan dengan kepastian. Berbagai elemen berbenah untuk menuju Pacitan yang lebih baik dan maju. Tim Pengerak PKK Kabupaten Pacitan yang diketuai Luki Indartato juga melakukan pembenahan diberbagai sisi. “Kami bertugas membantu pemerintah, jadi sebisa mungkin kita maju bersama untuk meringankan beban pemerintah” ungkap Luki usai acara kunjungan di beberapa pantai di Kecamatan Pringkuku kemarin 16/01.

Pihaknya membenarkan jika sampai saat ini pengunjung pariwisata Pacitan terus naik, meskipun sudah memenuhi target namun kerja keras harus terus dilakukan. Melalui kepanjangan tangan media Luki berharap wisatawan luar Pacitan tidak ragu-ragu lagi untuk datang. Karena seluruh pantai dan obyek wisata di Pacitan tidak ada yang terdampak bencana.

Di 2018 ini Luki yang mewakili Pemerintah Kabupaten Pacitan berharap, seluruh lapisan masyarakat dapat bergotong royong mengoptimalkan pariwisata karena sangat penting untuk pembagunan Pacitan. “Kita mempunyai pantai Kasap, Watukarung, Klayar dan banyak lagi. Semua masih asri masih perawan, semua berpotensi untuk mejadi tempat kunjungan wisata” tandasnya menyakinkan.

Dikesempatan yang sama Luki meghimbau bahwa siapa saja jangan pernah berpikir karena bencana pantai dan wisata menjadi tidak indah, dan pemerintah terus mengupayakan yang terbaik untuk wisata Pacitan.

(Budi/Riyanto/Kominfo)

Pandan Raditya, Antalogi Cerpen Surat Dari Gunung Selurung

Pandan Raditya A. S. pamerkan Buku Karyanya.

Kecintaan  membaca dan menulis buat Pandan Raditya A. S. kerap menjuarai berbagai lomba menulis cerpen ditingkat Nasional. Gadis belia yang masih duduk di SMP N 1 Pacitan itu  kenal membaca dan menulis cerpen sejak ia masih duduk di Sekolah Dasar.

Berkat ketelatenan ayahnya mebimbing menulis akhirnya cerpen pertamanya selesai. Ketika itu ia masih duduk dikelas 5 Sekolah Dasar dan kini diusianya yang berjalan 13 tahun ia mampu terbitkan antologi cerpen yang ia beri judul surat dari Gunung Selurung. terdapat 14 judul cerpen yang menginspirasi pembaca. “saya mengajak diri saya dan pembaca untuk mengingat sejarah perjuangan bangsa ini”. imbuhnya saat ditemui tim Kominfo 07/01.

Antalogi cerpen bergenre sejarah dan disuguhkan melalui karya penuh inspiratif ini nanti diharapkan mendapatkan hati pembacanya. Sehingga amanat yang ingin disampaikan Pandan terwujud.

Berbagai perlombaan yang ia ikuti ditingkat Nasional menambah kepercayaan diri Pandan untuk terus mencintai hobinya. sebuah judul cerpen sahabat dari senja,  adalah salah satu bukti bakat dan prestasi Pandan yang harus dibanggakan. dari judul itu ia berhasil duduk diperingat lima nasional. Begitu juga lomba sebelumnya, Pandan boyong peringkat 13 Nasional, yang ia beri judul Baju Bulan Jelang Lebaran.

Selain penoreh pena, gadis manis ini juga menitipkan hatinya pada olah diksi. Yakni kelihaiannya pidato ditandai dengan perolehan juara satu tingkat Provinsi mengalahkan teman-temanya dari daerah lain. Hal itu bagi Pandan adalah buah dari kecintaanya kepada membaca dan menulis, karena menurutnya gudang ilmu dan pengetahuan adalah membaca dan menulis.

“Menulis melatih kita menyatukan gerak pikir dan batin”. Tandasnya. Pandan bukan tipe gadis yang cukup puas dengan prestasi. Tentunya antologi dan karya lain akan membantu dibelakangnya mengikuti berkembangan, pemahaman dan pemikiran.

(Budi/Riyanto/kominfo)